China: Larangan Buah Nanas dari Taiwan Tak Terkait Politik
loading...
A
A
A
BEIJING - China membantah tuduhan Taiwan bahwa larangan nanas dari pulau itu terkait politik.
Beijing mengatakan larangan itu murni masalah keamanan hayati. Perang kata-kata meningkat antara kedua pihak hingga menambah ketegangan yang telah ada.
China mengumumkan larangan buah nanas dari Taiwan itu pekan lalu dengan menyebut "makhluk berbahaya" yang bisa datang bersama buahnya sehingga mengancam pertanian China.
Taiwan mengatakan tidak ada yang salah dengan nanasnya dan Beijing menggunakan buah itu sebagai cara lain untuk menekan Taipei.
Lihat infografis: PBNU Tegaskan Menolak Legalisasi Miras, Lebih Banyak Mudaratnya
Kantor Urusan Taiwan China mengatakan keputusan itu "sangat rasional dan perlu" dan bea cukai bertanggung jawab mencegah penyakit yang dibawa oleh tanaman memasuki negara itu.
"Otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) dengan sengaja salah mengartikan dan dengan jahat menafsirkan masalah teknis, mengambil kesempatan untuk menyerang dan mendiskreditkan (China) daratan," papar pernyataan otoritas China, merujuk pada partai yang berkuasa di Taiwan.
“DPP tidak memiliki kemauan atau kemampuan untuk memecahkan masalah praktis, dan mereka hanya dapat menghindari tanggung jawab mereka sendiri dengan memfitnah daratan,” ujar otoritas China.
Meski Taiwan terkenal secara internasional karena mengekspor semikonduktor, pulau sub-tropis ini memiliki industri buah yang berkembang pesat ketika masih menjadi koloni Jepang.
Tahun lalu, lebih dari 90% nanas yang diekspor Taiwan dikirim ke China.
Para politisi bersatu di belakang petani nanas, memposting foto diri mereka di ladang dengan petani dan menyelipkan buah nanas di halaman media sosial mereka.
Mereka mendorong konsumen domestik untuk memakan lebih banyak nanas.
Pemerintah juga telah meminta perusahaan Taiwan melakukan pembelian dalam jumlah besar, dan mencari pasar ekspor alternatif.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Minggu mengunjungi perkebunan nanas di Taiwan selatan, di mana sebagian besar buah ditanam. Di daerah tersebut, DPP secara tradisional menikmati dukungan yang kuat.
China telah meningkatkan tekanan untuk membuat Taiwan menerima kedaulatan China, termasuk mengerahkan jet tempur dan pembom yang terbang secara teratur di dekat Taiwan atau ke zona identifikasi pertahanan udaranya.
Lihat Juga: Negara Islam Bersenjata Nuklir Ini Bakal Borong 40 Jet Tempur Siluman J-35A China, Pesaing F-35 AS
Beijing mengatakan larangan itu murni masalah keamanan hayati. Perang kata-kata meningkat antara kedua pihak hingga menambah ketegangan yang telah ada.
China mengumumkan larangan buah nanas dari Taiwan itu pekan lalu dengan menyebut "makhluk berbahaya" yang bisa datang bersama buahnya sehingga mengancam pertanian China.
Taiwan mengatakan tidak ada yang salah dengan nanasnya dan Beijing menggunakan buah itu sebagai cara lain untuk menekan Taipei.
Lihat infografis: PBNU Tegaskan Menolak Legalisasi Miras, Lebih Banyak Mudaratnya
Kantor Urusan Taiwan China mengatakan keputusan itu "sangat rasional dan perlu" dan bea cukai bertanggung jawab mencegah penyakit yang dibawa oleh tanaman memasuki negara itu.
"Otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) dengan sengaja salah mengartikan dan dengan jahat menafsirkan masalah teknis, mengambil kesempatan untuk menyerang dan mendiskreditkan (China) daratan," papar pernyataan otoritas China, merujuk pada partai yang berkuasa di Taiwan.
“DPP tidak memiliki kemauan atau kemampuan untuk memecahkan masalah praktis, dan mereka hanya dapat menghindari tanggung jawab mereka sendiri dengan memfitnah daratan,” ujar otoritas China.
Meski Taiwan terkenal secara internasional karena mengekspor semikonduktor, pulau sub-tropis ini memiliki industri buah yang berkembang pesat ketika masih menjadi koloni Jepang.
Tahun lalu, lebih dari 90% nanas yang diekspor Taiwan dikirim ke China.
Para politisi bersatu di belakang petani nanas, memposting foto diri mereka di ladang dengan petani dan menyelipkan buah nanas di halaman media sosial mereka.
Mereka mendorong konsumen domestik untuk memakan lebih banyak nanas.
Pemerintah juga telah meminta perusahaan Taiwan melakukan pembelian dalam jumlah besar, dan mencari pasar ekspor alternatif.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Minggu mengunjungi perkebunan nanas di Taiwan selatan, di mana sebagian besar buah ditanam. Di daerah tersebut, DPP secara tradisional menikmati dukungan yang kuat.
China telah meningkatkan tekanan untuk membuat Taiwan menerima kedaulatan China, termasuk mengerahkan jet tempur dan pembom yang terbang secara teratur di dekat Taiwan atau ke zona identifikasi pertahanan udaranya.
Lihat Juga: Negara Islam Bersenjata Nuklir Ini Bakal Borong 40 Jet Tempur Siluman J-35A China, Pesaing F-35 AS
(sya)