Turki Kecam Upaya Kudeta di Armenia
loading...
A
A
A
ANKARA - Turki melemparkan kecaman keras atas apa yang mereka sebut sebagai upaya kudeta terhadap Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan. Militer dituding melakukan kudeta, setelah mereka turut bereaksi atas krisis politik yang terjadi di Armenia.
"Kami menentang segala upaya kudeta atau kudeta, di mana pun itu terjadi di dunia. Kami mengutuk keras upaya kudeta di Armenia," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dilansir Reuters pada Kamis (25/2/2021).
Seperti diketahui, Pashinyan, telah menghadapi seruan untuk mundur sejak November setelah apa yang dikatakan para kritikus sebagai penanganan yang sangat buruk atas konflik enam minggu antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dan sekitarnya.
Mantan jurnalis yang berkuasa dalam revolusi damai pada Mei 2018, telah menolak seruan untuk mundur meskipun ada protes dari oposisi. Dia mengatakan dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi, tetapi sekarang perlu memastikan keamanan negaranya.
Militer Armenia kemudian menambah tekanan terhadap Pashinyan, dengan turut melemparkan kritikan keras terhadap pemerintahanya.
"Manajemen yang tidak efektif dari pihak berwenang saat ini dan kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri telah menempatkan negara di ambang kehancuran," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataannya, militer juga mengecam keputusan Pashinyan untuk wakil kepala pertama dari staf umum Angkatan Darat. Sebuah tindakan yang digambarkan militer sebagai tidak bertanggung jawab, tidak berdasar dan merugikan negara.
Merespon hal ini, dalam sebuah pidato yang disiarkan di Facebook, dia menyebut langkah militer itu bisa dianggap kudeta. Pashinyanjuga meminta para pengikutnya untuk berkumpul di pusat Yerevan, untuk mendukungnya.
"Masalah terpenting saat ini adalah menjaga kekuasaan di tangan rakyat, karena saya menganggap apa yang terjadi sebagai kudeta militer," kata Pashinyan.
"Kami menentang segala upaya kudeta atau kudeta, di mana pun itu terjadi di dunia. Kami mengutuk keras upaya kudeta di Armenia," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dilansir Reuters pada Kamis (25/2/2021).
Seperti diketahui, Pashinyan, telah menghadapi seruan untuk mundur sejak November setelah apa yang dikatakan para kritikus sebagai penanganan yang sangat buruk atas konflik enam minggu antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dan sekitarnya.
Mantan jurnalis yang berkuasa dalam revolusi damai pada Mei 2018, telah menolak seruan untuk mundur meskipun ada protes dari oposisi. Dia mengatakan dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi, tetapi sekarang perlu memastikan keamanan negaranya.
Militer Armenia kemudian menambah tekanan terhadap Pashinyan, dengan turut melemparkan kritikan keras terhadap pemerintahanya.
"Manajemen yang tidak efektif dari pihak berwenang saat ini dan kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri telah menempatkan negara di ambang kehancuran," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataannya, militer juga mengecam keputusan Pashinyan untuk wakil kepala pertama dari staf umum Angkatan Darat. Sebuah tindakan yang digambarkan militer sebagai tidak bertanggung jawab, tidak berdasar dan merugikan negara.
Merespon hal ini, dalam sebuah pidato yang disiarkan di Facebook, dia menyebut langkah militer itu bisa dianggap kudeta. Pashinyanjuga meminta para pengikutnya untuk berkumpul di pusat Yerevan, untuk mendukungnya.
"Masalah terpenting saat ini adalah menjaga kekuasaan di tangan rakyat, karena saya menganggap apa yang terjadi sebagai kudeta militer," kata Pashinyan.
(esn)