Mengenang Yamani, Master Minyak Saudi yang Membuat Barat Bertekuk Lutut
loading...
A
A
A
Yamani mundur ke kehidupan pribadinya dan menjadi tokoh utama untuk sebuah konsultan, Pusat Studi Energi Global. Pada peluncurannya di London pada tahun 1989, dengan harga minyak mentah masih hanya USD20 per barel, dia memperkirakan harga pada akhirnya akan menembus USD100, seperti yang terjadi pada akhirnya di milenium baru.
Reuters mewawancarai Yamani pada September 2000 untuk memperingati 40 tahun OPEC. Minyak serpih tidak banyak dikenal pada saat itu dan energi terbarukan masih dalam tahap awal, tetapi Yamani memperkirakan bahwa teknologi akan merugikan produsen minyak.
“Teknologi adalah musuh nyata bagi OPEC,” katanya. “Teknologi akan mengurangi konsumsi dan meningkatkan produksi dari luar wilayah OPEC. Korban sebenarnya adalah Arab Saudi, dengan cadangan besar yang tidak dapat mereka lakukan apa pun.”
“Zaman Batu tidak berakhir karena dunia kehabisan batu, dan Zaman Minyak akan berakhir jauh sebelum dunia kehabisan minyak.”
Reuters mewawancarai Yamani pada September 2000 untuk memperingati 40 tahun OPEC. Minyak serpih tidak banyak dikenal pada saat itu dan energi terbarukan masih dalam tahap awal, tetapi Yamani memperkirakan bahwa teknologi akan merugikan produsen minyak.
“Teknologi adalah musuh nyata bagi OPEC,” katanya. “Teknologi akan mengurangi konsumsi dan meningkatkan produksi dari luar wilayah OPEC. Korban sebenarnya adalah Arab Saudi, dengan cadangan besar yang tidak dapat mereka lakukan apa pun.”
“Zaman Batu tidak berakhir karena dunia kehabisan batu, dan Zaman Minyak akan berakhir jauh sebelum dunia kehabisan minyak.”
(min)