Trump Divonis Bebas, Biden: Demokrasi Sudah Sangat Rapuh
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan bahwa keputusan Senat untuk membebaskan Donald Trump karena menghasut pemberontakan adalah pengingat bahwa demokrasi itu rapuh. Dia mengatakan, setiap orang Amerika memiliki kewajiban untuk membela kebenaran.
Senat AS membebaskan Trump darihukuman dalam sidang pemakzulan keduanya dalam satu tahun.Dari 100 anggota Senat, 57 mendukung untuk menghukum sang mantan presiden dan 43 memilih untuk membebaskannya.
Jumlah ini tidak sampai dari dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk menghukum Trump dengan tuduhan menghasut pemberontakan yang menewaskan lima orang, memaksa anggota parlemen untuk melarikan diri, dan menempatkan wakil presiden dalam bahaya saat mengawasi sertifikasi kemenangan pemilihan Biden.
"Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh," kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (14/2/2021).
“Meskipun pemungutan suara akhir tidak menghasilkan vonis, substansi dakwaan tidak dalam sengketa. Bahkan, mereka yang menentang hukuman, seperti Pemimpin Minoritas Senat (Mitch) McConnell, percaya Donald Trump bersalah atas 'kelalaian yang memalukan' dan bertanggung jawab secara praktis dan moral untuk memprovokasi kekerasan yang terjadi di Capitol," sambungnya.
Ia juga mengaku sedang memikirkan petugas polisi Capitol Hill, Brian Sicknick, yang terbunuh selama pengepungan Capitol Hill pada 6 Januari, serta petugas lain yang berjaga dan mereka yang kehilangan nyawa.
Dia memuji keberanian mereka yang melakukan upaya untuk melindungi integritas demokrasi AS, termasuk anggota Partai Demokrat dan Republik, pejabat dan hakim pemilu, perwakilan terpilih, dan pekerja pemungutan suara.
“Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh. Bahwa itu harus selalu dipertahankan. Bahwa kita harus selalu waspada," ujarnya.
"Kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Amerika, dan bahwa kita masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai orang Amerika, dan terutama sebagai pemimpin, untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan," tukasnya.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Senat AS membebaskan Trump darihukuman dalam sidang pemakzulan keduanya dalam satu tahun.Dari 100 anggota Senat, 57 mendukung untuk menghukum sang mantan presiden dan 43 memilih untuk membebaskannya.
Jumlah ini tidak sampai dari dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk menghukum Trump dengan tuduhan menghasut pemberontakan yang menewaskan lima orang, memaksa anggota parlemen untuk melarikan diri, dan menempatkan wakil presiden dalam bahaya saat mengawasi sertifikasi kemenangan pemilihan Biden.
"Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh," kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (14/2/2021).
“Meskipun pemungutan suara akhir tidak menghasilkan vonis, substansi dakwaan tidak dalam sengketa. Bahkan, mereka yang menentang hukuman, seperti Pemimpin Minoritas Senat (Mitch) McConnell, percaya Donald Trump bersalah atas 'kelalaian yang memalukan' dan bertanggung jawab secara praktis dan moral untuk memprovokasi kekerasan yang terjadi di Capitol," sambungnya.
Ia juga mengaku sedang memikirkan petugas polisi Capitol Hill, Brian Sicknick, yang terbunuh selama pengepungan Capitol Hill pada 6 Januari, serta petugas lain yang berjaga dan mereka yang kehilangan nyawa.
Dia memuji keberanian mereka yang melakukan upaya untuk melindungi integritas demokrasi AS, termasuk anggota Partai Demokrat dan Republik, pejabat dan hakim pemilu, perwakilan terpilih, dan pekerja pemungutan suara.
“Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh. Bahwa itu harus selalu dipertahankan. Bahwa kita harus selalu waspada," ujarnya.
"Kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Amerika, dan bahwa kita masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai orang Amerika, dan terutama sebagai pemimpin, untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan," tukasnya.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(esn)