Foto Sapi Ini Dilarang Facebook karena 'Terlalu Seksi'
loading...
A
A
A
LONDON - Raksasa media sosial, Facebook , meminta maaf setelah melarang sebuah galeri seni menampilkan gambar sapi karena dianggap "terlalu seksi."
Dalam serangkaian larangan yang aneh, Galeri Northwall yang berbasis di Winchester, Inggris dituduh telah melanggar aturan periklanan tentang 'konten terlarang'.
Sejumlah foto milik galeri itu dianggap bermasalah termasuk foto beberapa sapi yang sedang merumput di lapangan, tim kriket Inggris, dua burung di sarangnya, dan sisi gedung perkantoran, yang semuanya disensor karena dianggap "sangat seksual."
Foto kata disko juga disembunyikan karena mempromosikan 'alkohol', sementara foto kembang api dilarang karena menampilkan 'senjata dan amunisi'.
Galeri milik Mike Hall itu kemudian dilarang sepenuhnya dari iklan di Facebook setelah begitu banyak fotonya ditolak.
Hall (50) dibiarkan menunggu berbulan-bulan sebelum larangan itu akhirnya dicabut. Namun, bahkan sekarang, ia mengatakan foto biasa ditolak karena terlalu seksi.
"Akun periklanan Tuan Hall dibatasi karena kesalahan dan sekarang telah diaktifkan kembali. Kami ingin meminta maaf kepada Tuan Hall atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," kata juru bicara Facebook meminta maaf kepada sang fotografer seperti dikutip dari Metro, Jumat (12/2/2021).
Hall mengungkapkan, ia membuat laman Facebook untuk bisnis foto seni secara online pada bulan Oktober guna mendongkrak penjualan.
"Kami harus memberikan semua informasi untuk membuktikan bahwa kami adalah bisnis yang sah, dan kemudian mendirikan toko untuk menjual cetakan foto," terangnya.
"Kami mulai mendapatkan penolakan karena mengupload foto karena berbagai alasan menggelikan, yang terus kami ajukan banding," ungkapnya.
"Saya terus-menerus mengatakan 'ini tidak terlalu seksual, ini adalah dua sapi dalam satu ladang,' dan 'bagaimana foto abstrak riak kolam yang menjual produk seks?," jelasnya.
"Awalnya kami mengira itu adalah kesalahan, tetapi pada bulan November sebuah surat mengatakan mereka telah melarang saya untuk beriklan sepenuhnya," ujarnya.
Dalam surat tersebut, Facebook mengatakan: "Hai Mike. Saya telah memeriksa kembali akun iklan Anda dan sayangnya, kami tidak dapat mengaktifkannya kembali."
"Tidak ada tindakan lebih lanjut yang dapat Anda lakukan di sini. Harap pertimbangkan keputusan ini sebagai final," sambung surat itu.
Larangan itu pada akhirnya dibatalkan minggu lalu setelah beberapa kali banding, sekitar dua bulan setelah pertama kali diberlakukan.
"Ini bahkan tidak seperti hubungan seksual jarak jauh. Mereka bahkan mengatakan bahwa foto beberapa gedung perkantoran itu terlalu seksi, tapi itu bukan foto penis - itu hanya blok kantor," ucapnya.
"Ini tidak seperti Gherkin, atau apa pun. Ini jelas hanya kesalahan dalam algoritme," katanya.
Seperti diketahui, Facebook menggunakan kombinasi kecerdasan buatan dan karyawan manusia untuk memantau dan mengawasi iklannya.
Pernyataan di halaman kebijakan periklanan platform menyatakan bahwa iklan tidak boleh berisi konten dewasa: "Ini termasuk gambar telanjang, gambaran orang-orang dalam posisi eksplisit atau menjurus, atau aktivitas yang terlalu menjurus atau merangsang secara seksual."
Dalam serangkaian larangan yang aneh, Galeri Northwall yang berbasis di Winchester, Inggris dituduh telah melanggar aturan periklanan tentang 'konten terlarang'.
Sejumlah foto milik galeri itu dianggap bermasalah termasuk foto beberapa sapi yang sedang merumput di lapangan, tim kriket Inggris, dua burung di sarangnya, dan sisi gedung perkantoran, yang semuanya disensor karena dianggap "sangat seksual."
Foto kata disko juga disembunyikan karena mempromosikan 'alkohol', sementara foto kembang api dilarang karena menampilkan 'senjata dan amunisi'.
Galeri milik Mike Hall itu kemudian dilarang sepenuhnya dari iklan di Facebook setelah begitu banyak fotonya ditolak.
Hall (50) dibiarkan menunggu berbulan-bulan sebelum larangan itu akhirnya dicabut. Namun, bahkan sekarang, ia mengatakan foto biasa ditolak karena terlalu seksi.
"Akun periklanan Tuan Hall dibatasi karena kesalahan dan sekarang telah diaktifkan kembali. Kami ingin meminta maaf kepada Tuan Hall atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," kata juru bicara Facebook meminta maaf kepada sang fotografer seperti dikutip dari Metro, Jumat (12/2/2021).
Hall mengungkapkan, ia membuat laman Facebook untuk bisnis foto seni secara online pada bulan Oktober guna mendongkrak penjualan.
"Kami harus memberikan semua informasi untuk membuktikan bahwa kami adalah bisnis yang sah, dan kemudian mendirikan toko untuk menjual cetakan foto," terangnya.
"Kami mulai mendapatkan penolakan karena mengupload foto karena berbagai alasan menggelikan, yang terus kami ajukan banding," ungkapnya.
"Saya terus-menerus mengatakan 'ini tidak terlalu seksual, ini adalah dua sapi dalam satu ladang,' dan 'bagaimana foto abstrak riak kolam yang menjual produk seks?," jelasnya.
"Awalnya kami mengira itu adalah kesalahan, tetapi pada bulan November sebuah surat mengatakan mereka telah melarang saya untuk beriklan sepenuhnya," ujarnya.
Dalam surat tersebut, Facebook mengatakan: "Hai Mike. Saya telah memeriksa kembali akun iklan Anda dan sayangnya, kami tidak dapat mengaktifkannya kembali."
"Tidak ada tindakan lebih lanjut yang dapat Anda lakukan di sini. Harap pertimbangkan keputusan ini sebagai final," sambung surat itu.
Larangan itu pada akhirnya dibatalkan minggu lalu setelah beberapa kali banding, sekitar dua bulan setelah pertama kali diberlakukan.
"Ini bahkan tidak seperti hubungan seksual jarak jauh. Mereka bahkan mengatakan bahwa foto beberapa gedung perkantoran itu terlalu seksi, tapi itu bukan foto penis - itu hanya blok kantor," ucapnya.
"Ini tidak seperti Gherkin, atau apa pun. Ini jelas hanya kesalahan dalam algoritme," katanya.
Seperti diketahui, Facebook menggunakan kombinasi kecerdasan buatan dan karyawan manusia untuk memantau dan mengawasi iklannya.
Pernyataan di halaman kebijakan periklanan platform menyatakan bahwa iklan tidak boleh berisi konten dewasa: "Ini termasuk gambar telanjang, gambaran orang-orang dalam posisi eksplisit atau menjurus, atau aktivitas yang terlalu menjurus atau merangsang secara seksual."
(ian)