Covid-19 Ciptakan Ketidakpastian, Munculkan Kecemasan
loading...
A
A
A
ANKARA - Isolasi panjang yang berlangsung selama berbulan-bulan akibat pandemi Covid-19 telah menaburkan ketidakpastian tentang masa depan dan membuat banyak orang cemas. Menurut psikolog, hal ini dapat memicu masalah jangka panjang.
"Ketidakpastian adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi orang saat ini. Kami merasa sangat sulit untuk menghadapi ketidakpastian, karena itu perasaan tidak aman," ucap Burcu Aksongur, seorang psikolog di Ankara, Turki.
(Baca: Taubat di Bulan Ramadhan: Masih Ada Waktu Sedikit Lagi )
“Apa yang akan terjadi besok? Kapan proses ini akan berakhir? Apakah saya akan sakit? Akankah sesuatu terjadi pada orang yang saya cintai?" sambungnya, menandai beberapa pertanyaan yang telah lama terkunci dalam pikiran banyak orang.
Dia mengatakan, tingkat stres yang lebih tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur, kegelisahan, kelambanan, kesusahan, dan kemarahan, dan dalam menghadapi ini orang-orang harus mencoba menginspirasi diri sendiri dan lingkungan.
Mendesak orang untuk mencoba menghindari perasaan negatif, dia menuturkan bahwa semua orang harus ingat bahwa ini akan berlalu. "Akan lebih baik untuk melakukan lebih banyak kegiatan yang membuat kita merasa lebih baik," ujarnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Untuk memacu perasaan yang lebih baik, dia merekomendasikan orang untuk mencoba kegiatan seperti latihan pernapasan, bersantai, berbicara dengan orang yang dicintai, berdoa, mempelajari sesuatu yang baru, berharap semoga tentang masa depan, dan berbagi masalah kita jika kita tidak bisa mengatasinya sendiri.
Menurutnya, setiap orang memiliki ciri kepribadian yang berbeda, seperti nilai-nilai, keterampilan koping, dan fleksibilitas, yang menentukan bagaimana kita memandang dan memperlakukan insiden seperti pandemi.
"Ada orang-orang yang terkena dampak negatif, serta mereka yang dapat fokus pada pengembangan individu mereka dengan kesadaran yang dapat menghasilkan hasil positif. Ada juga yang memperkuat struktur keluarga mereka, dan menyesuaikan diri dengan tinggal sendiri," katanya.
"Mereka yang berusia di bawah 20 atau lebih tua dari 65 tahun, merasakan tantangan terbesar dalam situasi ini karena mereka jauh dari lingkungan sosial mereka. Sementara anak-anak dan remaja mencari teman-teman mereka, orang tua melewatkan waktu dengan anak-anak dan cucu-cucu mereka,” tuturnya.
"Ketidakpastian adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi orang saat ini. Kami merasa sangat sulit untuk menghadapi ketidakpastian, karena itu perasaan tidak aman," ucap Burcu Aksongur, seorang psikolog di Ankara, Turki.
(Baca: Taubat di Bulan Ramadhan: Masih Ada Waktu Sedikit Lagi )
“Apa yang akan terjadi besok? Kapan proses ini akan berakhir? Apakah saya akan sakit? Akankah sesuatu terjadi pada orang yang saya cintai?" sambungnya, menandai beberapa pertanyaan yang telah lama terkunci dalam pikiran banyak orang.
Dia mengatakan, tingkat stres yang lebih tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur, kegelisahan, kelambanan, kesusahan, dan kemarahan, dan dalam menghadapi ini orang-orang harus mencoba menginspirasi diri sendiri dan lingkungan.
Mendesak orang untuk mencoba menghindari perasaan negatif, dia menuturkan bahwa semua orang harus ingat bahwa ini akan berlalu. "Akan lebih baik untuk melakukan lebih banyak kegiatan yang membuat kita merasa lebih baik," ujarnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
Untuk memacu perasaan yang lebih baik, dia merekomendasikan orang untuk mencoba kegiatan seperti latihan pernapasan, bersantai, berbicara dengan orang yang dicintai, berdoa, mempelajari sesuatu yang baru, berharap semoga tentang masa depan, dan berbagi masalah kita jika kita tidak bisa mengatasinya sendiri.
Menurutnya, setiap orang memiliki ciri kepribadian yang berbeda, seperti nilai-nilai, keterampilan koping, dan fleksibilitas, yang menentukan bagaimana kita memandang dan memperlakukan insiden seperti pandemi.
"Ada orang-orang yang terkena dampak negatif, serta mereka yang dapat fokus pada pengembangan individu mereka dengan kesadaran yang dapat menghasilkan hasil positif. Ada juga yang memperkuat struktur keluarga mereka, dan menyesuaikan diri dengan tinggal sendiri," katanya.
"Mereka yang berusia di bawah 20 atau lebih tua dari 65 tahun, merasakan tantangan terbesar dalam situasi ini karena mereka jauh dari lingkungan sosial mereka. Sementara anak-anak dan remaja mencari teman-teman mereka, orang tua melewatkan waktu dengan anak-anak dan cucu-cucu mereka,” tuturnya.