Pengusaha Rusia Klaim Pemilik 'Istana Putin' di Laut Hitam

Minggu, 31 Januari 2021 - 10:11 WIB
loading...
Pengusaha Rusia Klaim...
Pengusaha Rusia Arkady Rotenberg (insert) mengklaim sebagai pemilik dari sebuah istana mewah di Laut Hitam. Foto/Kolase/Sindonews
A A A
MOSKOW - Pengusaha Rusia Arkady Rotenberg mengklaim sebagai pemilik dari sebuah istana mewah di sebelah selatan negara itu. Klaim ini sekaligus membantah pernyataan kritikus Kremlin yang dipenjara, Alexei Navalny , bahwa istana yang berada di Laut Hitam itu milik Presiden Rusia Vladimir Putin .

Baca Juga: Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya

Navalny dan yayasan antikorupsinya telah menerbitkan video yang menuduh rumah mewah itu milik pemimpin Rusia. Video tersebut telah ditonton lebih dari 103 juta kali.

Baca Juga: Amerika Hingga Denmark Tertarik Ikuti Kaderisasi Ulama di Masjid Istiqlal

Rotenberg mengatakan pada Sabtu bahwa ia membeli istana itu dua tahun lalu.



“Sekarang bukan lagi rahasia, saya yang diuntungkan,” kata Rotenberg dalam video yang dipublikasikan oleh stasiun televisi Mash Telegram.

“Ada fasilitas yang agak rumit, kreditornya banyak, dan saya berhasil menjadi penerima,” imbuhnya mantan lawan sparring judo presiden Rusia itu seperti dikutip dari New Zealand Herald, Minggu (31/1/2021).

Baca Juga: Lukaku Borong Dua Gol, Inter Permak Benevento

Dia tidak memberikan rincian keuangan lebih lanjut dari pembelian tersebut atau bagaimana itu didanai. Namun diketahui Rotenberg menjual sahamnya di perusahaan konstruksi pipa gas Stroygazmontazh pada 2019 yang menurut harian bisnis RBC senilai USD1,3 miliar.

Rotenberg adalah salah satu pejabat dan eksekutif bisnis Rusia yang masuk daftar hitam oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya setelah aneksasi Krimea oleh Rusia pada Maret 2014.

Putin sendiri telah membantah kepemilikan istana mewah tersebut.



Navalny ditahan selama 30 hari pada 18 Januari karena dugaan pelanggaran pembebasan bersyarat yang katanya dibuat-buat. Dia ditangkap setelah terbang kembali ke Moskow dari Jerman di mana dia telah pulih dari keracunan racun saraf pada Agustus lalu.

Setelah penangkapannya, ribuan orang bergabung dalam protes tanpa izin di seluruh Rusia Sabtu lalu untuk menuntut pembebasannya. Unjuk rasa lebih lanjut direncanakan di seluruh Rusia pada hari Minggu. Pihak berwenang Rusia mengatakan pertemuan itu ilegal dan telah berjanji untuk membubarkannya.

(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)