Si Jago Merah Lahap RS COVID-19 Rumania, 4 Pasien Tewas
loading...
A
A
A
BUKARES - Sedikitnya empat pasien tewas saat kebakaran melanda rumah sakit COVID-19 di Ibu Kota Rumania, Bukares, pada Jumat (29/1/2020) pagi dan 102 lainnya dievakuasi. Ini adalah kebakaran mematikan kedua di negara anggota Uni Eropa (UE) dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan.
Si jago merah melahap salah satu gedung rumah sakit Matei Bals pukul 03.00 dini hari dan sejak itu berhasil dipadamkan. Empat kamar terbakar dan pihak jaksa sedang menyelidiki penyebab kebakaran.
"Bangunan rumah sakit tempat kobaran api dibangun pada tahun 1953 dan telah sepenuhnya direnovasi," kata manajer rumah sakit seperti dikutip dari Reuters.
Rumah Sakit Matei Bals adalah salah satu rumah sakit COVID-19 terbesar dan paling banyak digunakan di Rumania.
Menurut manajer rumah sakit pasien yang dievakuasi memiliki infeksi COVID-19 sedang hingga serius dan sebagian besar menggunakan oksigen. Sekitar 44 dari mereka telah dikirim ke rumah sakit COVID-19 lain di seluruh Bukares, dan pasien yang tersisa dipindahkan ke gedung lain di Matei Bals.
"Tidak ada pasien (yang dievakuasi) yang mengalami luka bakar, dari informasi yang kami miliki saat ini," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Rumania yang bertanggung jawab atas situasi darurat, Raed Arafat, kepada wartawan.
Hampir 7.700 pasien COVID-19 berada di rumah sakit di seluruh Rumania pada hari Jumat, termasuk 989 di unit perawatan intensif. Negara itu telah melaporkan 721.513 kasus virus Corona dan 18.105 kematian.
“Jelas ada masalah,” Menteri Kesehatan Rumania Vlad Voiculescu mengatakan kepada stasiun televisi swasta Antena 3.
“Kami berbicara tentang lembaga yang paling banyak didanai di negara ini. Ini juga rumah sakit yang telah merawat banyak pasien, sudah terbiasa dengan kapasitasnya," imbuhnya.
Pada bulan November, kebakaran di unit perawatan intensif rumah sakit distrik Piatra Neamt menewaskan sepuluh orang, ini adalah satu dari serangkaian kecelakaan rumah sakit.
Bahkan sebelum pandemi, sistem perawatan kesehatan Rumania telah berada di bawah tekanan, dirundung oleh korupsi, inefisiensi, dan manajemen yang dipolitisasi. Negara ini memiliki salah satu infrastruktur perawatan kesehatan yang paling tidak berkembang di UE.
Negara ini telah membangun satu rumah sakit dalam tiga dekade terakhir, menghabiskan dana paling sedikit untuk perawatan kesehatan di UE dan puluhan ribu dokter serta perawat telah beremigrasi.
Si jago merah melahap salah satu gedung rumah sakit Matei Bals pukul 03.00 dini hari dan sejak itu berhasil dipadamkan. Empat kamar terbakar dan pihak jaksa sedang menyelidiki penyebab kebakaran.
"Bangunan rumah sakit tempat kobaran api dibangun pada tahun 1953 dan telah sepenuhnya direnovasi," kata manajer rumah sakit seperti dikutip dari Reuters.
Rumah Sakit Matei Bals adalah salah satu rumah sakit COVID-19 terbesar dan paling banyak digunakan di Rumania.
Menurut manajer rumah sakit pasien yang dievakuasi memiliki infeksi COVID-19 sedang hingga serius dan sebagian besar menggunakan oksigen. Sekitar 44 dari mereka telah dikirim ke rumah sakit COVID-19 lain di seluruh Bukares, dan pasien yang tersisa dipindahkan ke gedung lain di Matei Bals.
"Tidak ada pasien (yang dievakuasi) yang mengalami luka bakar, dari informasi yang kami miliki saat ini," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Rumania yang bertanggung jawab atas situasi darurat, Raed Arafat, kepada wartawan.
Hampir 7.700 pasien COVID-19 berada di rumah sakit di seluruh Rumania pada hari Jumat, termasuk 989 di unit perawatan intensif. Negara itu telah melaporkan 721.513 kasus virus Corona dan 18.105 kematian.
“Jelas ada masalah,” Menteri Kesehatan Rumania Vlad Voiculescu mengatakan kepada stasiun televisi swasta Antena 3.
“Kami berbicara tentang lembaga yang paling banyak didanai di negara ini. Ini juga rumah sakit yang telah merawat banyak pasien, sudah terbiasa dengan kapasitasnya," imbuhnya.
Pada bulan November, kebakaran di unit perawatan intensif rumah sakit distrik Piatra Neamt menewaskan sepuluh orang, ini adalah satu dari serangkaian kecelakaan rumah sakit.
Bahkan sebelum pandemi, sistem perawatan kesehatan Rumania telah berada di bawah tekanan, dirundung oleh korupsi, inefisiensi, dan manajemen yang dipolitisasi. Negara ini memiliki salah satu infrastruktur perawatan kesehatan yang paling tidak berkembang di UE.
Negara ini telah membangun satu rumah sakit dalam tiga dekade terakhir, menghabiskan dana paling sedikit untuk perawatan kesehatan di UE dan puluhan ribu dokter serta perawat telah beremigrasi.
(ber)