Pakistan Bebaskan Tersangka Pemenggalan Jurnalis AS, Gedung Putih Marah

Jum'at, 29 Januari 2021 - 09:05 WIB
loading...
Pakistan Bebaskan Tersangka...
Ahmed Omar Saeed Sheikh, tersangka utama kasus pemenggalan jurnalis AS Daniel Pearl, dibebaskan Mahkamah Agung Pakistan. Foto/REUTERS
A A A
KARACHI - Mahkamah Agung Pakistan pada hari Kamis memerintahkan pembebasan seorang tersangka kasus pemenggalan jurnalis Amerika Serikat (AS); Daniel Pearl. Putusan itu memicu kemarahan Gedung Putih.

Ahmed Omar Saeed Sheikh, yang merupakan tersangka utama penculikan dan pembunuhan jurnalis Wall Street Journal (WSJ) Daniel Pearl pada 2002 dibebaskan oleh panel yang terdiri dari tiga hakim.



"Dengan mayoritas dua banding satu, mereka telah membebaskan semua tersangka dan memerintahkan pembebasan mereka," kata seorang advokat setempat, Salman Talibuddin, kepada Reuters.

Pearl, 38, sedang menyelidiki kelompok militan Islam di Karachi setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat ketika dia diculik. Kasusnya menjadi berita utama secara global setelah video pemenggalannya muncul beberapa minggu setelah dia diculik.

Sheikh dan para tersangka akan segera dibebaskan jika mereka tidak diperlukan dalam kasus lain. Demikian disampaikan ketua panel pengadilan, Hakim Mushir Alam, dalam perintah pengadilan singkat.

Pengadilan tinggi tahun lalu mengubah hukuman mati Sheikh menjadi hukuman seumur hidup dan membebaskan tiga tersangka lainnya, dengan alasan kurangnya bukti.

Pemerintah dan orangtua Pearl menantang putusan itu dan memohon kepada Mahkamah Agung untuk menerapkan kembali hukuman mati.

Namun, Mahkamah Agung menolak kedua permohonan tersebut pada hari Kamis.



Sementara itu, Gedung Putih menyampaikan kemarahannya atas putusan itu. "Pemerintahan Joe Biden marah dengan keputusan Mahkamah Agung Pakistan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan, yang dilansir AFP, Jumat (29/1/2021).

Psaksi menggarisbawahi aliansi tidak nyaman antara Washington dan Islamabad, yang telah berkali-kali terpecah karena militansi Islam.

Dia menyebut putusan itu sebagai penghinaan terhadap korban terorisme. Gedung Putih menuntut pemerintah Pakistan meninjau opsi hukumnya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
Trump Berlakukan Alien...
Trump Berlakukan Alien Enemies Act, Siapa yang Jadi Target?
Trump Luncurkan Serangan...
Trump Luncurkan Serangan Besar-besaran terhadap Houthi
Tornado Dahsyat Sapu...
Tornado Dahsyat Sapu Amerika Serikat, 33 Orang Tewas
Mantan PM Polandia:...
Mantan PM Polandia: NATO Tak Dapat Melawan AS dalam Masalah Ukraina
NATO Buka Pintu Normalisasi...
NATO Buka Pintu Normalisasi Hubungan dengan Rusia
Janji Akhiri Perang...
Janji Akhiri Perang Rusia-Ukraina dalam 24 Jam Tak Terbukti, Ini Dalih Donald Trump
Daftar 43 Negara yang...
Daftar 43 Negara yang Bakal Terkena 'Travel Ban' AS oleh Trump, Indonesia Tak Masuk
Rekomendasi
Ridwan Kamil Ada di...
Ridwan Kamil Ada di Rumah saat KPK Menggeledah Kediamannya
Leo/Bagas Runner Up...
Leo/Bagas Runner Up All England 2025
Tragis! 3 Pekerja Pabrik...
Tragis! 3 Pekerja Pabrik Kulit di Sumedang Sempat Saling Menolong hingga Meninggal di dalam Kubangan Limbah
Berita Terkini
Rusia Sebut Pemimpin...
Rusia Sebut Pemimpin Uni Eropa Adalah 'Anjing' yang Penyayang, Berikut 3 Penyebabnya
1 jam yang lalu
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
2 jam yang lalu
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
3 jam yang lalu
3 Alasan yang Diyakini...
3 Alasan yang Diyakini Presiden Zelensky kalau Ukraina Adalah Pemenang Perang
5 jam yang lalu
100 Orang Suku Druze...
100 Orang Suku Druze Asal Suriah Kunjungi Israel, Ada Apa Gerangan?
8 jam yang lalu
325.000 Orang ikut Unjuk...
325.000 Orang ikut Unjuk Rasa Terbesar Memprotes Kebijakan Korup Pemerintah Serbia
9 jam yang lalu
Infografis
Ukraina Akui Jet tempur...
Ukraina Akui Jet tempur F-16 AS Tak Bisa Tandingi Su-35 Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved