Iran Alami Lonjakan Kasus Covid-19 Tertinggi dalam Sebulan Lebih
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran melaporkan jumlah tertinggi infeksi virus Corona baru dalam lebih dari sebulan pada Jumat waktu setempat. Otoritas setempat juga memperingatkan kemunculan cluster virus Corona baru di wilayah baru.
Juru bicara kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 2.102 kasus baru dikonfirmasi di seluruh negeri dalam 24 jam terakhir. Total keseluruhan kasus Covid-19 di Negeri Mullah itu pun menjadi 116.635 kasus.
Angka itu adalah yang tertinggi yang diumumkan Iran untuk satu hari sejak 6 April.
Jahanpour juga mengatakan virus itu telah merenggut 48 nyawa dalam periode yang sama, sehingga menambah jumlah kematian secara keseluruhan menjadi 6.902.
Sementara itu, kata Jahanpour, provinsi Khuzestan di barat daya Iran tetap zona "merah", kode warna yang menjadi tingkat tertinggi skala risiko di Iran. Beberapa provinsi di negara itu dapat ditambahkan ke tingkat siaga yang sama.
"Provinsi-provinsi lain yang mungkin kita lihat kasus infeksi yang meningkat adalah Lorestan, Sistan dan Baluchistan, dan Azerbaijan Timur," ujar Jahanpour dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip dari AFP, Sabtu (16/5/2020).
Jahanpour juga mengeluarkan apa yang disebutnya sebagai "peringatan" kepada penduduk provinsi untuk mematuhi protokol kesehatan.
Lorestan terletak di Iran barat, Azerbaijan Timur di barat laut, dan Sistan dan Baluchistan di tenggara berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan.
Selain itu, menurut kementerian kesehatan Iran, dari mereka yang dirawat di rumah sakit secara nasional sejak kasus pertama Covid-19 yang diumumkan di kota suci Syiah Qom pada 19 Februari, 91.836 telah sembuh dan dipulangkan.
Pada Kamis kemarin Jahanpour mengatakan bahwa provinsi Khorasan Utara di timur laut mungkin juga mendekati "kondisi kritis".
Khuzestan sejauh ini adalah satu-satunya provinsi di Iran di mana pihak berwenang telah menerapkan kembali langkah-langkah ketat seperti menutup bisnis setelah pelonggaran penguncuan di seluruh negeri pada bulan April.
Iran berhenti menerbitkan angka virus Corona per provinsi pada bulan lalu.
Seorang juru bicara satuan tugas virus provinsi itu, Reza Nejati, mengatakan sekolah di wilayah itu tidak akan dibuka kembali pada akhir pekan ini, kantor berita ISNA melaporkan.
Iran menutup sekolah pada awal Maret bersama dengan universitas dan tempat-tempat umum termasuk bioskop untuk membendung penyebaran virus.
Tetapi minggu lalu mereka mengumumkan sekolah akan dibuka kembali pada hari Sabtu dengan hanya guru yang hadir karena kehadiran siswa tidak wajib.
Pemerintah juga membuka kembali masjid pada hari Rabu selama tiga malam sehingga para jamaah dapat salat selama salah satu waktu paling suci tahun ini untuk umat Islam.
Pembukaan kembali masjid-masji di Iran diberikan untuk mendapatkan Lailatul Qadar, titik tertinggi selama bulan puasa Ramadhan. (Baca: Kasus Covid-19 Menurun, Iran-Irak Buka Masjid di 10 Terakhir Ramadhan )
Iran telah berjuang untuk membendung virus Corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 sejak kasus pertamanya muncul pada pertengahan Februari lalu.
Namun para ahli di dalam dan luar negeri telah menyuarakan rasa skeptisnya tentang angka resmi yang dirilis oleh Iran. Mereka mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Lihat Juga: 3 Negara yang Kelabakan dengan Keruntuhan Rezim Assad di Suriah, Nomor 2 Pemilik Senjata Nuklir
Juru bicara kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 2.102 kasus baru dikonfirmasi di seluruh negeri dalam 24 jam terakhir. Total keseluruhan kasus Covid-19 di Negeri Mullah itu pun menjadi 116.635 kasus.
Angka itu adalah yang tertinggi yang diumumkan Iran untuk satu hari sejak 6 April.
Jahanpour juga mengatakan virus itu telah merenggut 48 nyawa dalam periode yang sama, sehingga menambah jumlah kematian secara keseluruhan menjadi 6.902.
Sementara itu, kata Jahanpour, provinsi Khuzestan di barat daya Iran tetap zona "merah", kode warna yang menjadi tingkat tertinggi skala risiko di Iran. Beberapa provinsi di negara itu dapat ditambahkan ke tingkat siaga yang sama.
"Provinsi-provinsi lain yang mungkin kita lihat kasus infeksi yang meningkat adalah Lorestan, Sistan dan Baluchistan, dan Azerbaijan Timur," ujar Jahanpour dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip dari AFP, Sabtu (16/5/2020).
Jahanpour juga mengeluarkan apa yang disebutnya sebagai "peringatan" kepada penduduk provinsi untuk mematuhi protokol kesehatan.
Lorestan terletak di Iran barat, Azerbaijan Timur di barat laut, dan Sistan dan Baluchistan di tenggara berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan.
Selain itu, menurut kementerian kesehatan Iran, dari mereka yang dirawat di rumah sakit secara nasional sejak kasus pertama Covid-19 yang diumumkan di kota suci Syiah Qom pada 19 Februari, 91.836 telah sembuh dan dipulangkan.
Pada Kamis kemarin Jahanpour mengatakan bahwa provinsi Khorasan Utara di timur laut mungkin juga mendekati "kondisi kritis".
Khuzestan sejauh ini adalah satu-satunya provinsi di Iran di mana pihak berwenang telah menerapkan kembali langkah-langkah ketat seperti menutup bisnis setelah pelonggaran penguncuan di seluruh negeri pada bulan April.
Iran berhenti menerbitkan angka virus Corona per provinsi pada bulan lalu.
Seorang juru bicara satuan tugas virus provinsi itu, Reza Nejati, mengatakan sekolah di wilayah itu tidak akan dibuka kembali pada akhir pekan ini, kantor berita ISNA melaporkan.
Iran menutup sekolah pada awal Maret bersama dengan universitas dan tempat-tempat umum termasuk bioskop untuk membendung penyebaran virus.
Tetapi minggu lalu mereka mengumumkan sekolah akan dibuka kembali pada hari Sabtu dengan hanya guru yang hadir karena kehadiran siswa tidak wajib.
Pemerintah juga membuka kembali masjid pada hari Rabu selama tiga malam sehingga para jamaah dapat salat selama salah satu waktu paling suci tahun ini untuk umat Islam.
Pembukaan kembali masjid-masji di Iran diberikan untuk mendapatkan Lailatul Qadar, titik tertinggi selama bulan puasa Ramadhan. (Baca: Kasus Covid-19 Menurun, Iran-Irak Buka Masjid di 10 Terakhir Ramadhan )
Iran telah berjuang untuk membendung virus Corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 sejak kasus pertamanya muncul pada pertengahan Februari lalu.
Namun para ahli di dalam dan luar negeri telah menyuarakan rasa skeptisnya tentang angka resmi yang dirilis oleh Iran. Mereka mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Lihat Juga: 3 Negara yang Kelabakan dengan Keruntuhan Rezim Assad di Suriah, Nomor 2 Pemilik Senjata Nuklir
(ber)