10 Orang Masih Terjebak di Tambang Emas China, Mereka Cari Korban Lain

Jum'at, 22 Januari 2021 - 22:40 WIB
loading...
10 Orang Masih Terjebak di Tambang Emas China, Mereka Cari Korban Lain
Tim penyelamat berupaya menyelamatkan para pekerja yang terjebak di tambang emas China. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - Sepuluh orang diketahui masih hidup dan terperangkap sejak ledakan tambang emas yang mematikan pada 10 Januari di China utara.

“Kini 10 orang itu menggunakan laser pointer dan pengeras suara untuk mencoba menemukan rekan-rekan mereka yang masih hilang,” ungkap laporan media pemerintah.

Operasi penyelamatan saat ini berhasil memberikan makanan dan obat-obatan kepada para penambang yang masih hidup.



“Para penambang itu diperkirakan harus menunggu dua pekan lagi untuk dapat keluar dari tambang tersebut,” ungkap pihak berwenang.

Lihat infografis: China Buat Presiden Joe Biden Murka di Hari Pelantikannya

Botol-botol putih berisi makanan dan air dikirim ke para penambang yang terperangkap itu. Botol-botol itu memiliki tulisan yang ditempelkan berbunyi, "Kami semua menunggu Anda, lanjutkan!"

Lihat video: Anak-Anak Korban Gempa Mamuju Mengikuti Trauma Healing

Foto botol-botol itu dibagikan oleh pejabat departemen propaganda China pada Reuters.



Makanan yang dikirim ke para penambang itu antara lain bubur millet, telur puyuh, acar dan sosis serta perbekalan kesehatan termasuk disinfektan, masker dan kaos kaki katun.

“Kondisi fisik, kondisi psikologis dan lingkungan hidup 10 penambang di bagian tengah tambang baik-baik saja,” ungkap laporan People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa.

"Para penambang terus mencari orang lain yang terperangkap melalui proyeksi laser pointer dan teriakan dengan loudspeaker," papar harian itu.

Sebanyak 22 pekerja terperangkap di tambang Hushan akibat ledakan 10 Januari di Qixia. Wilayah itu merupakan penghasil emas utama di Yantai, provinsi Shandong.

“Satu orang tewas dan 11 orang lainnya belum bisa dihubungi tim penyelamat,” ungkap laporan radio Xinhua.

Para pejabat menjelaskan, sekitar 15 hari diperlukan untuk membersihkan "penyumbatan parah" karena tim penyelamat terus mengebor lubang untuk menjangkau 10 orang itu.

Di lokasi tersebut, keamanan sangat ketat pada Jumat dan wartawan Reuters tidak diizinkan mendekati operasi penyelamatan.

Pekerja dengan pakaian berwarna oranye dengan visibilitas tinggi terlihat mengoperasikan alat berat. Di pintu masuk lokasi, tenda medis telah disiapkan untuk melakukan tes COVID bagi para petugas penyelamat.

“Sekitar 570 orang terlibat dalam penyelamatan itu,” ungkap surat kabar itu.

Tambang China termasuk yang paling mematikan di dunia.

Telah tercatat 573 kematian terkait tambang pada 2020, menurut Administrasi Keselamatan Tambang Nasional China.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)