Zakharova: Pendukung Trump Ingin Pindah Kewarganegaraan Rusia

Selasa, 19 Januari 2021 - 21:38 WIB
loading...
Zakharova: Pendukung...
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. Foto/Tehran Times
A A A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia , Maria Zakharova, mengungkapkan terjadi peningkatan minat untuk mendapatkan kewarganegaraan Rusia yang ditunjukkan oleh pengikut Donald Trump . Ini terjadi setelah jagoan mereka kalah dari Joe Biden dalam pemilihan presiden November lalu.

Berbicara kepada pembawa acara TV Vladimir Solovyov pada Minggu malam, Zakharova mengklaim bahwa pendukung Trump takut akan penganiayaan karena pandangan politik mereka.

"Komentar paling populer yang saya terima dari orang Amerika di akun media sosial pribadi saya adalah bagaimana mendapatkan kewarganegaraan Rusia," ungkapnya di saluran TV Russia-1 seperti dilansir dari Russia Today, Selasa (19/1/2021).



Menyusul penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu, akun Trump dan beberapa pendukungnya di-suspend oleh Twitter dan media sosial lainnya. Apple juga menghapus sementara situs mikroblogging Parler dari App Store-nya, jaringan yang populer di kalangan sayap kanan Amerika. Seiring pembatasan tersebut, beberapa anggota kelompok sayap kanan Amerika telah menyatakan keprihatinan bahwa mereka akan ditindas karena pandangan mereka.

"Kami tidak akan peduli dengan situasi ini, tetapi digabungkan dengan mereka menjadi tenaga nuklir dengan anggaran militer terbesar dan negara yang sama yang tanpa henti menerapkan sanksi ilegal terhadap negara kami," katanya.

"Semua ini dilatarbelakangi oleh krisis mendalam yang mempengaruhi setiap orang Amerika. Ini mengganggu," imbuhnya.



Zakharova sebelumnya mencap sistem pemilu AS "kuno," mengklaim bahwa sistem itu menciptakan peluang untuk banyak pelanggaran.

Pemilihan presiden AS berlangsung pada 3 November lalu dan dimenangkan oleh mantan wakil presiden Joe Biden. Meskipun tertinggal jauh dalam pemungutan suara populer dan dukungan Electoral College, Trump menolak untuk menyerah, dan telah berusaha untuk membatalkan hasil pemilu di pengadilan. Usahanya telah ditolak.

Pada 6 Januari, para pendukung Trump yang tidak puas menyerbu Gedung Capitol di Washington dalam upaya untuk mencegah Kongres mengonfirmasi hasil pemilu. Pemberontakan itu menyebabkan lima orang tewas, termasuk satu petugas polisi, dan menyebabkan berbagai anggota pemerintahan Trump berbalik melawannya.

(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)