Ilmuwan Whistleblower Covid-19 AS Beber Respons Kacau Pemerintah Trump
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Rick Bright, seorang ilmuwan yang dipecat dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat (AS) bulan lalu, mengungkap kacaunya pemerintah Donald Trump dalam merespons pandemi Covid-19 .
Kepada Kongres Amerika hari Kamis, ilmuwan whistleblower itu membongkar betapa amburadulnya pemerintah dalam menangani pandemi penyakit yang disebabkan virus corona baru; SARS-CoV-2.
"Saya tidak akan pernah melupakan email yang saya terima dari Mike Bowen yang menunjukkan bahwa...persediaan masker kami, persediaan respirator N95 kami, benar-benar hancur," kata Bright saat bersaksi di depan subkomite Komite Kongres untuk Energi dan Perdagangan.
"Dan dia (Mike Bowen) berkata; 'Kita berada di dalam dunia ini. Dan kita harus bertindak'," kenang Bright. "Dan saya mendorong itu ke tingkat tertinggi yang saya bisa di HHS (Layanan Kesehataan Nasional) dan tidak mendapat tanggapan," papar ilmuwan yang dipecat tersebut, seperti dikutip Business Insider, Jumat (15/5/2020). (Baca: AS Gila-gilaan Bikin Senjata Nuklir, tapi Tak Berdaya Lawan Covid-19 )
“Sejak saat itu, saya tahu bahwa kami akan mengalami krisis untuk petugas kesehatan kami, karena kami tidak mengambil tindakan. Kami sudah berada di belakang bola. Itu adalah jendela kesempatan terakhir kami untuk mengaktifkan produksi (peralatan medis) itu untuk menyelamatkan nyawa para petugas kesehatan, dan kami tidak bertindak," katanya.
Bright, menurut The New York Times, mengatakan dia dipecat sebagai direktur Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA) Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan karena menolak seruan Gedung Putih untuk menggunakan obat malaria hydroxychloroquine sebagai obat untuk Covid-19 . Masih kurang bukti bahwa itu sebagai obat ampuh untuk Covid-19.
Paparannya di depan Kongres disambut kubu oposisi, yakni para politisi Partai Demokrat.
Bright pada bulan ini membuat tuduhan bahwa HHS mengabaikan peringatan awal tentang wabah virus corona baru. Bright mengatakan dia mengibarkan "bendera merah" tentang kesiapan AS dalam merespons wabah Covid-19, yang oleh WHO dinyatakan sebagai pandemi pada pertengahan Maret. (Baca juga: Trump akan Mobilisasi Militer untuk Distribusikan Vaksin Covid-19 )
Bright juga mengatakan dia memperingatkan tentang wabah di AS pada awal Januari. Namun, peringatannya disambut dengan ketidakpedulian yang kemudian berkembang menjadi permusuhan oleh para petinggi di HHS.
Menurut laporan CNN, pihak pengacara Bright mengatakan bahwa pemecatannya melanggar Undang-Undang Perlindungan Pelaporan dan bahwa ilmuwan itu terlibat dalam banyak contoh kegiatan yang dilindungi.
Bright mengajukan pengaduan ke Kantor Penasihat Khusus, pengawas pemerintah yang mengawasi pengaduan. Dia meminta untuk dipekerjakan kembali sebagai direktur BARDA dan untuk penyelidikan penuh tentang keadaan pemecatannya.
Robert Kadlec, asisten sekretaris untuk kesiapsiagaan dan tanggapan di HHS, yang ditunjuk oleh Trump, menyingkirkan Bright dari posisinya bulan lalu. Penyelidikan tentang pemecatannya masih berlangsung.
Partai Republik, termasuk Presiden Donald Trump, telah menargetkan Bright atas tindakannya. Sebelum kesaksian Bright kepada Kongres pada hari Kamis, Trump menulis tweet; "Saya tidak tahu apa yang disebut Whistleblower Rick Bright, tidak pernah bertemu dengannya atau bahkan mendengar tentang dia, tetapi bagi saya dia adalah karyawan yang tidak puas, tidak disukai atau dihormati oleh orang yang saya ajak bicara dan siapa saja dengan sikapnya, seharusnya tidak lagi bekerja untuk pemerintah kita!"
"Saya pikir mereka ingin menyingkirkan Dr Bright dari saat mereka tiba di sana," kata seorang mantan pejabat HHS baru-baru ini kepada Politico. "Mereka memulai misi untuk membuat hidupnya sengsara."
Pejabat administrasi Trump mengatakan kepada Politico bahwa beberapa masalah manajemen, termasuk perlakuan Bright terhadap bawahan, meyakinkan mereka sebelum pandemi bahwa ahli vaksin harus digulingkan. Dia tidak disingkirkan sampai 20 April, beberapa bulan setelah wabah Covid-19 mengganas di AS.
“Dalam mengajukan pengaduan ini, dia siap untuk sumber yang tidak disebutkan namanya dalam pemerintahan untuk mencoba merusak reputasinya,” kata Debra Katz, seorang pengacara Bright, kepada Politico.
Kepada Kongres Amerika hari Kamis, ilmuwan whistleblower itu membongkar betapa amburadulnya pemerintah dalam menangani pandemi penyakit yang disebabkan virus corona baru; SARS-CoV-2.
"Saya tidak akan pernah melupakan email yang saya terima dari Mike Bowen yang menunjukkan bahwa...persediaan masker kami, persediaan respirator N95 kami, benar-benar hancur," kata Bright saat bersaksi di depan subkomite Komite Kongres untuk Energi dan Perdagangan.
"Dan dia (Mike Bowen) berkata; 'Kita berada di dalam dunia ini. Dan kita harus bertindak'," kenang Bright. "Dan saya mendorong itu ke tingkat tertinggi yang saya bisa di HHS (Layanan Kesehataan Nasional) dan tidak mendapat tanggapan," papar ilmuwan yang dipecat tersebut, seperti dikutip Business Insider, Jumat (15/5/2020). (Baca: AS Gila-gilaan Bikin Senjata Nuklir, tapi Tak Berdaya Lawan Covid-19 )
“Sejak saat itu, saya tahu bahwa kami akan mengalami krisis untuk petugas kesehatan kami, karena kami tidak mengambil tindakan. Kami sudah berada di belakang bola. Itu adalah jendela kesempatan terakhir kami untuk mengaktifkan produksi (peralatan medis) itu untuk menyelamatkan nyawa para petugas kesehatan, dan kami tidak bertindak," katanya.
Bright, menurut The New York Times, mengatakan dia dipecat sebagai direktur Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA) Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan karena menolak seruan Gedung Putih untuk menggunakan obat malaria hydroxychloroquine sebagai obat untuk Covid-19 . Masih kurang bukti bahwa itu sebagai obat ampuh untuk Covid-19.
Paparannya di depan Kongres disambut kubu oposisi, yakni para politisi Partai Demokrat.
Bright pada bulan ini membuat tuduhan bahwa HHS mengabaikan peringatan awal tentang wabah virus corona baru. Bright mengatakan dia mengibarkan "bendera merah" tentang kesiapan AS dalam merespons wabah Covid-19, yang oleh WHO dinyatakan sebagai pandemi pada pertengahan Maret. (Baca juga: Trump akan Mobilisasi Militer untuk Distribusikan Vaksin Covid-19 )
Bright juga mengatakan dia memperingatkan tentang wabah di AS pada awal Januari. Namun, peringatannya disambut dengan ketidakpedulian yang kemudian berkembang menjadi permusuhan oleh para petinggi di HHS.
Menurut laporan CNN, pihak pengacara Bright mengatakan bahwa pemecatannya melanggar Undang-Undang Perlindungan Pelaporan dan bahwa ilmuwan itu terlibat dalam banyak contoh kegiatan yang dilindungi.
Bright mengajukan pengaduan ke Kantor Penasihat Khusus, pengawas pemerintah yang mengawasi pengaduan. Dia meminta untuk dipekerjakan kembali sebagai direktur BARDA dan untuk penyelidikan penuh tentang keadaan pemecatannya.
Robert Kadlec, asisten sekretaris untuk kesiapsiagaan dan tanggapan di HHS, yang ditunjuk oleh Trump, menyingkirkan Bright dari posisinya bulan lalu. Penyelidikan tentang pemecatannya masih berlangsung.
Partai Republik, termasuk Presiden Donald Trump, telah menargetkan Bright atas tindakannya. Sebelum kesaksian Bright kepada Kongres pada hari Kamis, Trump menulis tweet; "Saya tidak tahu apa yang disebut Whistleblower Rick Bright, tidak pernah bertemu dengannya atau bahkan mendengar tentang dia, tetapi bagi saya dia adalah karyawan yang tidak puas, tidak disukai atau dihormati oleh orang yang saya ajak bicara dan siapa saja dengan sikapnya, seharusnya tidak lagi bekerja untuk pemerintah kita!"
"Saya pikir mereka ingin menyingkirkan Dr Bright dari saat mereka tiba di sana," kata seorang mantan pejabat HHS baru-baru ini kepada Politico. "Mereka memulai misi untuk membuat hidupnya sengsara."
Pejabat administrasi Trump mengatakan kepada Politico bahwa beberapa masalah manajemen, termasuk perlakuan Bright terhadap bawahan, meyakinkan mereka sebelum pandemi bahwa ahli vaksin harus digulingkan. Dia tidak disingkirkan sampai 20 April, beberapa bulan setelah wabah Covid-19 mengganas di AS.
“Dalam mengajukan pengaduan ini, dia siap untuk sumber yang tidak disebutkan namanya dalam pemerintahan untuk mencoba merusak reputasinya,” kata Debra Katz, seorang pengacara Bright, kepada Politico.
(min)