UE Desak Israel Bantu Fasilitasi Penyelenggaraan Pemilu Palestina
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) menyatakan menyambut baik janji para pemimpin Palestina untuk mengadakan pemilihan pertama mereka dalam 15 tahun. UE kemudian mendesak Israel untuk memfasilitasi pemilu Palestina.
"Ini adalah perkembangan yang disambut baik," kata juru bicara Menteri Luar Negeri UE dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (17/1/2021).
"UE siap bekerja sama dengan aktor terkait untuk mendukung proses pemilu dan mendesak Israel untuk memfasilitasi penyelenggaraan pemilu ini di seluruh wilayah Palestina," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, telah mengumumkan pemilihan parlemen dan presiden dalam upaya untuk mengakhiri perpecahan internal yang berkepanjangan.
Keputusan itu juga terjadi beberapa hari sebelum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, di mana Palestina ingin mengatur ulang hubungan setelah mereka mencapai titik terendah di bawah Donald Trump.
Menurut keputusan yang dikeluarkan oleh kantor Abbas pada hari Jumat, Otoritas Palestina (PA), yang memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, akan mengadakan pemilihan legislatif pada 22 Mei dan pemilihan presiden pada 31 Juli.
Israel sendiri diketahui melarang semua aktivitas PA di Yerusalem timur, dan tidak ada indikasi Israel akan mengizinkan digelarnya pemilu di kota tersebut.
Lihat Juga: Pilot AS Bercerita Kehabisan Rudal saat Menghadapi Ratusan Drone Iran yang Menyerang Israel
"Ini adalah perkembangan yang disambut baik," kata juru bicara Menteri Luar Negeri UE dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (17/1/2021).
"UE siap bekerja sama dengan aktor terkait untuk mendukung proses pemilu dan mendesak Israel untuk memfasilitasi penyelenggaraan pemilu ini di seluruh wilayah Palestina," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, telah mengumumkan pemilihan parlemen dan presiden dalam upaya untuk mengakhiri perpecahan internal yang berkepanjangan.
Keputusan itu juga terjadi beberapa hari sebelum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, di mana Palestina ingin mengatur ulang hubungan setelah mereka mencapai titik terendah di bawah Donald Trump.
Menurut keputusan yang dikeluarkan oleh kantor Abbas pada hari Jumat, Otoritas Palestina (PA), yang memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, akan mengadakan pemilihan legislatif pada 22 Mei dan pemilihan presiden pada 31 Juli.
Israel sendiri diketahui melarang semua aktivitas PA di Yerusalem timur, dan tidak ada indikasi Israel akan mengizinkan digelarnya pemilu di kota tersebut.
Lihat Juga: Pilot AS Bercerita Kehabisan Rudal saat Menghadapi Ratusan Drone Iran yang Menyerang Israel
(esn)