Raih 163 Kursi, Partai Presiden Korsel Moon Jae-In Menangi Pemilu

Jum'at, 17 April 2020 - 11:10 WIB
loading...
Raih 163 Kursi, Partai...
Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar (Dubes) Korea Selatan untuk Inggris, dari United Future Party ber-gembira setelah memenangi pemilihan umum Parlemen di kantornya di Seoul, Korea Selatan, Kamis (16/4/2020). Foto/Reuters
A A A
SEOUL - Partai berkuasa di Korea Selatan (Korsel), Partai Demokrat, yang mendukung Presiden Moon Jae-in, berhasil memenangi pemilu parlemen. Itu menjadikan dukungan kuat bagi Moon karena dianggap sukses dalam mengatasi pandemi corona (Covid-19) yang melanda Negeri Ginseng tersebut.

Partai Demokrat memenangi 163 kursi dari 300 kursi Dewan Nasional sehingga mampu meraih mayoritas absolut. Anggota partai koalisi Moon meraih 17 kursi lain sehingga total dukungan bagi Moon mencapai 180 anggota parlemen. Adapun partai oposisi konservatif, Partai Masa Depan Persatuan (UFP), dan partai pendukungnya diprediksi meraih 97 kursi.

Tingkat partisipasi pemilih mencapai 66,2% dan itu paling tinggi dibandingkan pemilu parlemen sebelumnya di Korsel sejak 1992. Beberapa bulan lalu, berbagai skandal mulai dari penyalahgunaan kekuasaan, resesi ekonomi, dan kecenderungan berpihak ke Korea Utara (Korut). Namun, kecepatan dalam penanganan epidemi korona dan mengekspor alat pengujian Covid-19 ke sedikitnya 20 negara justru meningkatkan popularitas Moon.

Moon juga cerdas memanfaat wabah corona untuk memperkuat dukungannya. Dia dikenal mengembangkan “diplomasi virus corona” ketika memublikasikan percakapan telepon dengan sedikitnya 20 negara membahas respons wabah Covid-19. “Itu mampu memperkuat kepercayaan diri rakyat Korsel terhadap pemerintahan Moon,” kata Minseoun Kun, ilmuwan politik di Universitas Negeri Ohio di Amerika Serikat.

Kun mengungkapkan, Moon menjadi pemimpin yang sukses membingkai pandemi sebagai “kesempatan bagi Korsel merestrukturisasi ekonomi”. “Moon mampu memperkuat industri kecerdasan buatan dan farmasinya untuk mendapatkan pengakuan global dalam penanganan wabah Covid-19,” kata Kun.

Kemenangan mayoritas absolut bagi Moon menjadikan sinyal bahwa presiden Korsel biasanya akan berakhir kekuasaan setelah satu periode. “Itu memberikan dukungan pemerintahan mendapatkan momentum,” kata Andrew Yeo, profesor politik dari Universitas Katolik Amerika.

Namun demikian, kandidat utama UFP, yakni mantan PM Hwang Kyo-ahn dan mantan pemimpin parlemen Na Kyung-won justru gagal terpilih sebagai anggota dewan. “Partai Konservatif gagal mem-brand ulang setelah pemakzulan terhadap mantan Presiden Park Geun-hye. Mereka hanya mendapatkan dukungan dari generasi tua,” kata Jie Yeon Hong, profesor Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong.

Sementara itu, pandemi yang menjadi perhatian publik justru tidak menjadi fokus oposisi. Kedekatan Moon dengan Korut yang dikritik oposisi ternyata tidak mendapatkan respons negatif dari publik. “Kritik oposisi kedekatan Seoul dengan Pyongyang yang menghasilkan uji coba misil ternyata tidak menguntungkan kubu mereka,” kata profesor politik Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley.

Sementara itu, seorang warga Korsel Choi Sun-hwa mengungkapkan, dirinya mendukung pelaksanaan pemilu di tengah wabah korona. “Saya rasa baik jika kita melaksanakan pemilu yang telah terjadwal. Orang juga diminta untuk menjaga jarak,” kata Choi, 56, kepada Reuters.

Mantan PM Korsel Lee Nak-yon, yang berhasil memenangi kursi parlemen, mengungkapkan bahwa kemenangannya merupakan amanat dari rakyat untuk melakukan hal terbaik dalam menghadapi dampak virus korona. “Kita juga harus mampu meminimalisasi dampak ekonomi,” kata Lee. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Korea Utara Tembakkan...
Korea Utara Tembakkan Beberapa Rudal, Marah dengan Latihan Perang AS-Korsel
Presiden Korea Selatan...
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol Dibebaskan dari Penjara
Latihan Tempur Kacau,...
Latihan Tempur Kacau, Jet Militer Korea Selatan Malah Mengebom Warganya Sendiri
AS Kerahkan Kapal Induk...
AS Kerahkan Kapal Induk Nuklir ke Korsel setelah Korut Tembakkan Rudal Jelajah Strategis
Korea Utara Tembakkan...
Korea Utara Tembakkan Beberapa Rudal Jelajah Strategis, Pamer Kemampuan Serangan Balik
Indonesia Harus Pimpin...
Indonesia Harus Pimpin ASEAN Redakan Persaingan Senjata Nuklir di Semenanjung Korea
KAI KF-21 Boramae Pesawat...
KAI KF-21 Boramae Pesawat Karya Indonesia Korsel yang Memiliki Teknologi Siluman
Kocak, Pria Ini Coba...
Kocak, Pria Ini Coba Merampok Bank dengan Pistol Air Berbentuk Dinosaurus
Banyak Pelajar Putus...
Banyak Pelajar Putus Sekolah, Kehidupan Sekolah di Korea Utara Penuh Kekerasan
Rekomendasi
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
28 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Anggap Zelensky Tidak...
Anggap Zelensky Tidak Populer, Trump Dukung Pemilu di Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved