Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir Cabut Blokade Qatar Hari Ini
loading...
A
A
A
RIYADH - Terobosan telah dicapai dalam perselisihan tiga tahun antara Qatar dengan Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya.
“Kesepakatan yang bertujuan mengakhiri keretakan mereka akan ditandatangani di Arab Saudi pada Selasa (5/1),” ungkap seorang pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Perkembangan tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian kesepakatan Timur Tengah yang didukung Washington.
Kesepakatan lain melibatkan Israel dan negara-negara Arab yang bertujuan membangun front persatuan melawan Iran.
“Sebagai bagian dari kesepakatan, Arab Saudi akan membuka kembali wilayah udara serta perbatasan darat dan lautnya ke Qatar mulai Senin,” ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Kuwait Ahmad Nasser al-Sabah di Kuwait TV menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) Teluk Arab di Arab Saudi pada Selasa. (Baca Juga: Mengerikan, Semua Pasien di ICU Meninggal karena Pasokan Oksigen Habis)
Kantor berita Saudi, SPA, mengutip penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang mengatakan, “Pertemuan tahunan para pemimpin Teluk akan menyatukan jajaran Teluk dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan." (Lihat Infografis: Ratusan Warga Israel Terinfeksi Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin)
“Penguasa Qatar Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani akan hadir,” papar pihak kerajaan Saudi. (Lihat Video: Tidak Beridentitas, Ini Cara Kerja Drone Bawah Laut yang Ditemukan Nelayan)
Pejabat AS itu mengatakan putra mahkota Saudi dan emir Qatar akan menandatangani kesepakatan itu.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir telah memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan di Qatar sejak pertengahan 2017 karena negara itu dituduh mendukung terorisme.
Qatar membantah tuduhan itu dan mengatakan embargo itu bertujuan merusak kedaulatannya.
Arab Saudi menjelaskan bahwa mereka bermaksud mencabut blokade, namun tiga negara lainnya belum secara resmi mengumumkan.
Meski demikian, pejabat AS tersebut mengatakan, "Itu adalah harapan kita. Mereka juga akan bergabung dalam mencabut blokade. Berdasarkan perjanjian yang ada, Qatar akan menangguhkan tuntutan hukum terkait blokade tersebut.”
Semua negara yang terlibat dalam kesepakatan itu adalah sekutu AS. Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu. Bahrain adalah rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS. Arab Saudi serta UEA menampung pasukan AS.
“Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner yang ditugaskan menangani perselisihan tersebut membantu merundingkan kesepakatan itu dan sedang mengupayakannya melalui telepon hingga larut Senin pagi,” papar pejabat AS itu.
Pada Desember, Menlu Arab Saudi mengatakan penyelesaian sengketa tampaknya dapat dicapai.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam sebuah posting Twitter berharap, “Rekonsiliasi Teluk berkontribusi pada stabilitas dan perkembangan politik dan ekonomi untuk semua orang di kawasan kita."
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan dalam posting Twitter bahwa KTT Selasa akan memulihkan persatuan Teluk. “Lebih banyak pekerjaan ada di depan dan kita bergerak ke arah yang benar," ungkap dia.
Pada Senin, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan mereka menyambut baik langkah Arab Saudi dan menyebutnya sebagai langkah penting untuk menyelesaikan perselisihan.
“Harapan kami adalah bahwa perselisihan ini mencapai resolusi yang komprehensif dan bertahan lama berdasarkan rasa saling menghormati kedaulatan negara dan sanksi lain terhadap rakyat Qatar dicabut secepat mungkin,” ujar dia.
Dia menambahkan Turki mendukung semua upaya membawa stabilitas di kawasan Teluk.
“Kushner, Utusan Timur Tengah Avi Berkowitz dan Penasihat Khusus Departemen Luar Negeri Brian Hook terbang ke kota al-Ula di Arab Saudi untuk menghadiri upacara tersebut,” ungkap pejabat AS itu.
Jika kesepakatan itu berlaku, sengketa Teluk akan ditambahkan ke serangkaian pencapaian diplomatik tim Kushner. Daftar itu mencakup kesepakatan normalisasi tahun lalu antara Israel dan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Kushner, yang juga menantu Presiden AS Donald Trump, telah mengerjakan lebih banyak kesepakatan normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab tetapi mungkin kehabisan waktu dengan Presiden terpilih Joe Biden yang mengambil alih kursi kepresidenan pada 20 Januari.
"Ini terobosan besar. Blokade akan dicabut. Ini akan memungkinkan perjalanan antar negara serta barang. Ini akan mengarah pada lebih banyak stabilitas di kawasan," ujar pejabat AS itu.
Para diplomat di kawasan itu mengatakan bahwa Arab Saudi tertarik mendorong kesepakatan menyelesaikan perselisihan untuk menunjukkan kepada Biden bahwa mereka pembawa damai dan terbuka untuk dialog.
Amerika Serikat memiliki sekitar 10.000 tentara di Qatar, yang merupakan rumah bagi Pangkalan Udara Al Udeid. Ada ribuan tentara AS lainnya di UEA, Kuwait, Bahrain, dan Arab Saudi.
“Kesepakatan yang bertujuan mengakhiri keretakan mereka akan ditandatangani di Arab Saudi pada Selasa (5/1),” ungkap seorang pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Perkembangan tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian kesepakatan Timur Tengah yang didukung Washington.
Kesepakatan lain melibatkan Israel dan negara-negara Arab yang bertujuan membangun front persatuan melawan Iran.
“Sebagai bagian dari kesepakatan, Arab Saudi akan membuka kembali wilayah udara serta perbatasan darat dan lautnya ke Qatar mulai Senin,” ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Kuwait Ahmad Nasser al-Sabah di Kuwait TV menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) Teluk Arab di Arab Saudi pada Selasa. (Baca Juga: Mengerikan, Semua Pasien di ICU Meninggal karena Pasokan Oksigen Habis)
Kantor berita Saudi, SPA, mengutip penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang mengatakan, “Pertemuan tahunan para pemimpin Teluk akan menyatukan jajaran Teluk dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan." (Lihat Infografis: Ratusan Warga Israel Terinfeksi Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin)
“Penguasa Qatar Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani akan hadir,” papar pihak kerajaan Saudi. (Lihat Video: Tidak Beridentitas, Ini Cara Kerja Drone Bawah Laut yang Ditemukan Nelayan)
Pejabat AS itu mengatakan putra mahkota Saudi dan emir Qatar akan menandatangani kesepakatan itu.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir telah memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan di Qatar sejak pertengahan 2017 karena negara itu dituduh mendukung terorisme.
Qatar membantah tuduhan itu dan mengatakan embargo itu bertujuan merusak kedaulatannya.
Arab Saudi menjelaskan bahwa mereka bermaksud mencabut blokade, namun tiga negara lainnya belum secara resmi mengumumkan.
Meski demikian, pejabat AS tersebut mengatakan, "Itu adalah harapan kita. Mereka juga akan bergabung dalam mencabut blokade. Berdasarkan perjanjian yang ada, Qatar akan menangguhkan tuntutan hukum terkait blokade tersebut.”
Semua negara yang terlibat dalam kesepakatan itu adalah sekutu AS. Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu. Bahrain adalah rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS. Arab Saudi serta UEA menampung pasukan AS.
“Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner yang ditugaskan menangani perselisihan tersebut membantu merundingkan kesepakatan itu dan sedang mengupayakannya melalui telepon hingga larut Senin pagi,” papar pejabat AS itu.
Pada Desember, Menlu Arab Saudi mengatakan penyelesaian sengketa tampaknya dapat dicapai.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam sebuah posting Twitter berharap, “Rekonsiliasi Teluk berkontribusi pada stabilitas dan perkembangan politik dan ekonomi untuk semua orang di kawasan kita."
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan dalam posting Twitter bahwa KTT Selasa akan memulihkan persatuan Teluk. “Lebih banyak pekerjaan ada di depan dan kita bergerak ke arah yang benar," ungkap dia.
Pada Senin, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan mereka menyambut baik langkah Arab Saudi dan menyebutnya sebagai langkah penting untuk menyelesaikan perselisihan.
“Harapan kami adalah bahwa perselisihan ini mencapai resolusi yang komprehensif dan bertahan lama berdasarkan rasa saling menghormati kedaulatan negara dan sanksi lain terhadap rakyat Qatar dicabut secepat mungkin,” ujar dia.
Dia menambahkan Turki mendukung semua upaya membawa stabilitas di kawasan Teluk.
“Kushner, Utusan Timur Tengah Avi Berkowitz dan Penasihat Khusus Departemen Luar Negeri Brian Hook terbang ke kota al-Ula di Arab Saudi untuk menghadiri upacara tersebut,” ungkap pejabat AS itu.
Jika kesepakatan itu berlaku, sengketa Teluk akan ditambahkan ke serangkaian pencapaian diplomatik tim Kushner. Daftar itu mencakup kesepakatan normalisasi tahun lalu antara Israel dan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Kushner, yang juga menantu Presiden AS Donald Trump, telah mengerjakan lebih banyak kesepakatan normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab tetapi mungkin kehabisan waktu dengan Presiden terpilih Joe Biden yang mengambil alih kursi kepresidenan pada 20 Januari.
"Ini terobosan besar. Blokade akan dicabut. Ini akan memungkinkan perjalanan antar negara serta barang. Ini akan mengarah pada lebih banyak stabilitas di kawasan," ujar pejabat AS itu.
Para diplomat di kawasan itu mengatakan bahwa Arab Saudi tertarik mendorong kesepakatan menyelesaikan perselisihan untuk menunjukkan kepada Biden bahwa mereka pembawa damai dan terbuka untuk dialog.
Amerika Serikat memiliki sekitar 10.000 tentara di Qatar, yang merupakan rumah bagi Pangkalan Udara Al Udeid. Ada ribuan tentara AS lainnya di UEA, Kuwait, Bahrain, dan Arab Saudi.
(sya)