Vaksin Sinopharm China 79 Persen Ampuh Melawan COVID-19
loading...
A
A
A
BEIJING - Sinopharm yang didukung pemerintah China mengumumkan bahwa vaksin virus Corona produksinya 79,34 persen efektif melawan virus penyebab COVID-19 itu. Kabaritu datang hanya beberapa minggu setelah vaksin tersebut secara resmi tersedia di Uni Emirat Arab (UEA).
"Anak perusahaan Sinopharm, dan pengembang vaksin, China National Biotec Group (CNBG) juga telah mengajukan persetujuan regulasi di China untuk penggunaan publik secara umum," kata grup itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (31/12/2020).
Ini adalah salah satu dari lima kandidat vaksin paling berkembang dari China termasuk yang lain dari CNBG.
Program penggunaan darurat China telah memvaksinasi ratusan ribu orang sejak bulan Juli, dan vaksin Sinopharm telah disetujui untuk penggunaan darurat di UEA pada bulan September.(Baca juga: UEA Umumkan Persetujuan Darurat Penggunaan Vaksin Covid-19 )
Uji coba fase III di UEA yang melibatkan sekitar 31.000 sukarelawan menunjukkan bahwa vaksin Sinopharm 86 persen efektif. Uji coba tersebut dijalankan sebagai kemitraan antara Sinopharm dan kecerdasan buatan yang berbasis di Abu Dhabi serta perusahaan komputasi awan Grup 42 (G42) dan Departemen Kesehatan Abu Dhabi.
Beberapa menteri senior UEA termasuk penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid telah menerima vaksin tersebut.(Baca juga: Inggris Negara Pertama di Dunia Setujui Vaksin Covid AstraZeneca/Oxford )
Hasil rinci dari studi UEA dan China belum dirilis, meskipun juru bicara perusahaan mengatakan bahwa hasil uji klinis termasuk jumlah infeksi akan dirilis di kemudian hari.
Menurut sebuah laporan di South China Morning Post, China berencana untuk mendistribusikan 100 juta dosis vaksin dan menginokulasi 50 juta orang pada awal 2021.
Selain dua vaksin Sinopharm, China juga telah menyetujui dua kandidat dari Sinovac untuk penggunaan darurat dan satu dari CanSino Biologics untuk penggunaan militer.
Kelompok prioritas tinggi termasuk petugas kesehatan, petugas polisi, pemadam kebakaran, petugas bea cukai, petugas kargo, pekerja transportasi dan logistik.(Baca juga: Iran Luncurkan Uji Coba Vaksin COVID-19 Buatan Sendiri )
"Anak perusahaan Sinopharm, dan pengembang vaksin, China National Biotec Group (CNBG) juga telah mengajukan persetujuan regulasi di China untuk penggunaan publik secara umum," kata grup itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (31/12/2020).
Ini adalah salah satu dari lima kandidat vaksin paling berkembang dari China termasuk yang lain dari CNBG.
Program penggunaan darurat China telah memvaksinasi ratusan ribu orang sejak bulan Juli, dan vaksin Sinopharm telah disetujui untuk penggunaan darurat di UEA pada bulan September.(Baca juga: UEA Umumkan Persetujuan Darurat Penggunaan Vaksin Covid-19 )
Uji coba fase III di UEA yang melibatkan sekitar 31.000 sukarelawan menunjukkan bahwa vaksin Sinopharm 86 persen efektif. Uji coba tersebut dijalankan sebagai kemitraan antara Sinopharm dan kecerdasan buatan yang berbasis di Abu Dhabi serta perusahaan komputasi awan Grup 42 (G42) dan Departemen Kesehatan Abu Dhabi.
Beberapa menteri senior UEA termasuk penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid telah menerima vaksin tersebut.(Baca juga: Inggris Negara Pertama di Dunia Setujui Vaksin Covid AstraZeneca/Oxford )
Hasil rinci dari studi UEA dan China belum dirilis, meskipun juru bicara perusahaan mengatakan bahwa hasil uji klinis termasuk jumlah infeksi akan dirilis di kemudian hari.
Menurut sebuah laporan di South China Morning Post, China berencana untuk mendistribusikan 100 juta dosis vaksin dan menginokulasi 50 juta orang pada awal 2021.
Selain dua vaksin Sinopharm, China juga telah menyetujui dua kandidat dari Sinovac untuk penggunaan darurat dan satu dari CanSino Biologics untuk penggunaan militer.
Kelompok prioritas tinggi termasuk petugas kesehatan, petugas polisi, pemadam kebakaran, petugas bea cukai, petugas kargo, pekerja transportasi dan logistik.(Baca juga: Iran Luncurkan Uji Coba Vaksin COVID-19 Buatan Sendiri )
(ber)