Lagi, Polisi AS Tembak Mati Pria Kulit Hitam Tak Bersenjata

Jum'at, 25 Desember 2020 - 16:31 WIB
loading...
Lagi, Polisi AS Tembak Mati Pria Kulit Hitam Tak Bersenjata
Para warga di Columbis, Amerika Serikat, demo menuntut keadilan untuk Andre Maurice Hill, 47. Hill adalah pria kulit hitam tak bersenjata yang ditembak mati oleh polisi. Foto/REUTERS
A A A
COLUMBUS - Polisi di Columbus, Ohio, Amerika Serikat (AS) , menembak mati seorang pria kulit hitam tak bersenjata. Pembunuhan yang memicu kemarahan publik ini merupakan pembunuhan kedua di kota tersebut sepanjang bulan ini.

Andre Maurice Hill, 47, berada di garasi sebuah rumah pada Senin malam ketika dia ditembak beberapa kali oleh seorang petugas polisi yang dipanggil ke tempat kejadian karena insiden kecil.

Beberapa detik sebelum tembakan, rekaman bodycam menunjukkan Hill berjalan ke arah polisi memegang ponsel di tangan kirinya, sementara tangan lainnya tidak terlihat. (Baca: Rentetan Serangan Rudal Israel Hujani Suriah di Hari Natal )

Kepala Polisi Columbus Thomas Quinlan kemarin mengumumkan bahwa dia bergerak untuk memecat petugas polisi, Adam Coy, atas tuduhan "pelanggaran kritis".

"Kami memiliki seorang perwira yang melanggar sumpahnya untuk mematuhi aturan dan kebijakan Divisi Polisi Columbus," kata Quinlan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat (25/12/2020).

"Pelanggaran ini membuat orang yang tidak bersalah kehilangan nyawanya."

Menurut pemberitaan media lokal, Coy sebelumnya pernah menerima aduan pemaksaan yang berlebihan. Setelah mengumbar tembakan, Coy dan rekannya menunggu beberapa menit sebelum mendekati Hill yang masih hidup, tetapi kemudian korban meninggal.

Hill—orang Afrika-Amerika kedua yang dibunuh oleh polisi di Columbus dalam waktu kurang dari tiga minggu—tidak membawa senjata.

Sebelumnya, Casey Goodson Jr, 23, ditembak beberapa kali pada 4 Desember saat kembali ke rumah. Keluarganya mengatakan dia memegang sandwich yang oleh penegak hukum dikira pistol.

Beberapa lusin pengunjuk rasa berkumpul kemarin, melambaikan plakat-plakat bertuliskan "Black Lives Matter" dan menyerukan keadilan bagi orang-orang yang tewas dalam penembakan polisi. (Baca juga: Bocor, Foto-foto Pribadi Selir Raja Thailand Menyebar ke Media Inggris )

Pembunuhan di Columbus terjadi setelah musim panas di mana AS diguncang oleh protes bersejarah terhadap ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi, yang dipicu oleh pembunuhan terhadap pria Afrika-Amerika George Floyd pada Mei.

Floyd, juga tidak bersenjata, mati lemas di bawah lutut seorang petugas polisi kulit putih di Minneapolis. Orang-orang yang lewat yang ketakutan merekam kematiannya, dan rekaman itu dengan cepat menjadi viral.

"Sekali lagi petugas melihat seorang pria kulit hitam dan menyimpulkan bahwa dia kriminal dan berbahaya," kata pengacara Ben Crump, yang membela beberapa keluarga korban kebrutalan polisi termasuk Floyd, pada Rabu lalu.

"Suksesi tragis penembakan yang melibatkan petugas," kecam pengacara tersebut.

Wali Kota Columbus Andrew Ginther mengatakan dia marah dengan kematian Hill.

"Dia dikenal oleh penghuni rumah tempat mobilnya diparkir di jalan," katanya dalam konferensi pers. "Dia sebagai tamu...bukan penyusup."

Ginther mengatakan dia "sangat terganggu" karena kedua petugas polisi itu tidak memberikan pertolongan pertama kepada Hill dan menyerukan untuk "pemecatan segera" terhadap Coy.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)