Presiden Iran Prediksi Trump Senasib dengan Saddam yang Digantung
loading...
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani membandingkan Donald Trump dengan Saddam Hussein. Dia memprediksi presiden Amerika Serikat (AS) itu akan mengalami nasib yang sama seperti mantan pemimpin Irak yang dieksekusi gantung.
"Hari orang gila digantung adalah hari orang merayakan kemenangan terakhir mereka," kata Rouhani pada pertemuan Kabinet di Teheran, hari Rabu. "Nasib Trump tidak akan jauh lebih baik dari Saddam."
Pernyataan yang menghasut itu dapat meningkatkan ketegangan dengan Washington pada saat media seperti Forbes dan NBC News telah menyatakan bahwa Trump mungkin memerintahkan serangan terhadap Iran selama hari-hari terakhirnya menjabat, yang mewariskan dampaknya kepada Presiden terpilih Joe Biden. (Baca: Akun Instagram Paus Fransiskus Kembali Me-Like Foto Model Seksi )
"Satu orang gila di wilayah kami adalah Saddam, yang memberlakukan perang terhadap bangsa kami, dan orang gila lainnya adalah Trump, yang memberlakukan perang lain terhadap rakyat kami," kata Rouhani.
"Yang satu memaksakan perang militer pada kami, sementara yang lain memaksakan perang ekonomi," lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, Kamis (24/12/2020).
Presiden Irak yang digulingkan, Saddam Hussein, memulai perang delapan tahun yang menghancurkan dengan Iran pada 1980. Dia digantung di Baghdad pada 2006, setelah ditangkap oleh pasukan AS.
Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 dan menjatuhkan sanksi ekonomi yang melumpuhkan negara Teluk Persia itu. Dia memerintahkan pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani, yang tewas awal tahun ini dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad. (Baca juga: AS Gertak Iran dengan Kapal Selam Nuklir Bersenjata Rudal Tomahawk )
Biden telah mengindikasikan bahwa dia ingin memulihkan kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani pada 2015 atau ketika dia menjadi wakil presiden di bawah pemerintahan Barack Obama.
Lihat Juga: Donald Trump Diprediksi Tidak Deportasi Pangeran Harry demi Jaga Hubungan dengan Keluarga Kerajaan
"Hari orang gila digantung adalah hari orang merayakan kemenangan terakhir mereka," kata Rouhani pada pertemuan Kabinet di Teheran, hari Rabu. "Nasib Trump tidak akan jauh lebih baik dari Saddam."
Pernyataan yang menghasut itu dapat meningkatkan ketegangan dengan Washington pada saat media seperti Forbes dan NBC News telah menyatakan bahwa Trump mungkin memerintahkan serangan terhadap Iran selama hari-hari terakhirnya menjabat, yang mewariskan dampaknya kepada Presiden terpilih Joe Biden. (Baca: Akun Instagram Paus Fransiskus Kembali Me-Like Foto Model Seksi )
"Satu orang gila di wilayah kami adalah Saddam, yang memberlakukan perang terhadap bangsa kami, dan orang gila lainnya adalah Trump, yang memberlakukan perang lain terhadap rakyat kami," kata Rouhani.
"Yang satu memaksakan perang militer pada kami, sementara yang lain memaksakan perang ekonomi," lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, Kamis (24/12/2020).
Presiden Irak yang digulingkan, Saddam Hussein, memulai perang delapan tahun yang menghancurkan dengan Iran pada 1980. Dia digantung di Baghdad pada 2006, setelah ditangkap oleh pasukan AS.
Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 dan menjatuhkan sanksi ekonomi yang melumpuhkan negara Teluk Persia itu. Dia memerintahkan pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani, yang tewas awal tahun ini dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad. (Baca juga: AS Gertak Iran dengan Kapal Selam Nuklir Bersenjata Rudal Tomahawk )
Biden telah mengindikasikan bahwa dia ingin memulihkan kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani pada 2015 atau ketika dia menjadi wakil presiden di bawah pemerintahan Barack Obama.
Lihat Juga: Donald Trump Diprediksi Tidak Deportasi Pangeran Harry demi Jaga Hubungan dengan Keluarga Kerajaan
(min)