Bos Pentagon Bertemu dengan Presiden Afghanistan di Kabul

Rabu, 23 Desember 2020 - 20:47 WIB
loading...
Bos Pentagon Bertemu dengan Presiden Afghanistan di Kabul
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto/Al Araby
A A A
KABUL - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Christopher Miller bertemu dengan presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Kabul selama kunjungan tanpa pemberitahuan ke Afghanistan.

Menurut Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan Miller, yang bertindak sebagai kepala Pentagon sampai Presiden terpilih Joe Biden menjabat bulan depan, dan Ghani membahas pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Taliban, sebuah kesempatan bersejarah untuk mencapai perdamaian bagi negara yang tercabik perang.

"Miller juga bertemu dengan kepala pasukan AS di Afghanistan, Jenderal Scott Miller, untuk mendapatkan penilaiannya tentang situasi keamanan secara keseluruhan untuk memasukkan misi kontraterorisme dan melatih, menyarankan serta membantu, tingkat kekerasan Taliban dan penarikan pasukan AS yang sedang berlangsung," menurut pernyataan itu seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (23/12/2020).



"Ghani dalam pembicaraannya dengan Miller mengartikulasikan bahwa pemerintah Afghanistan telah mengambil langkah-langkah praktis untuk memastikan perdamaian dan sekarang tanggung jawab ada pada Taliban untuk membuktikan komitmen mereka untuk perdamaian," kata istana kepresidenan Afghanistan di Twitter.

Ingin mengakhiri "perang tanpa akhir" Amerika, Presiden Donald Trump memutuskan untuk mengurangi kehadiran militer AS di Afghanistan menjadi 2.500 tentara pada 15 Januari mendatang.

Langkah tersebut mempercepat waktu yang disetujui AS dalam kesepakatan sebelumnya dengan Taliban, yang mengatur penarikan total pasukan Amerika pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan keamanan.

Militer AS memiliki sekitar 13.000 tentara di Afghanistan setahun yang lalu dan telah mengurangi jumlah itu menjadi 4.500 pada November.(Baca juga: Trump Kurangi Pasukan AS di Afghanistan dari 4.500 Jadi 2.500 Tentara )

Pentagon sangat ingin mempertahankan setidaknya 4.500 tentara di Afghanistan pada tahun baru di tengah pembicaraan damai, tetapi para pejabat mengatakan militer mematuhi perintah Trump.

Namun, Afghanistan sedang mengalami peningkatan kekerasan, dengan Taliban melakukan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan pemerintah dalam beberapa pekan terakhir.(Baca juga: Kegiatan Baca Al-Qur'an Diguncang Bom, 15 Anak Meninggal )

Sedikitnya lima orang, termasuk dua dokter wanita yang bekerja di penjara tempat ratusan anggota Taliban ditahan, tewas di Kabul ketika sebuah bom yang dipasang di mobil mereka meledak.

Sebelumnya, polisi mengatakan bahwa empat dokter yang bekerja di penjara telah tewas.

Belum ada kepastian bahwa pemerintahan baru AS akan menerima penarikan penuh berdasarkan ketentuan perjanjian yang dicapai antara Washington dan Taliban awal tahun ini di Doha.

Pekan lalu, Kepala Staf AS Jenderal Mark Milley melakukan perjalanan ke Doha untuk mendesak Taliban agar mengurangi kekerasan di Afghanistan.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1440 seconds (0.1#10.140)