Moderna Hancurkan 400.000 Dosis Vaksin COVID-19 karena Tak Valid
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Moderna , perusahaan bioteknologi di Amerika Serikat (AS), merelakan sekitar 400.000 dosis vaksin virus corona baru ( COVID-19 ) untuk dihancurkan karena tidak valid. Ratusan ribu dosis vaksin itu mengalami filtrasi saat proses produksi.
Moncef Al-Salawi, kepala penasihat ilmiah untuk Operatioan Warp Speed, yang mengumumkan berita penghancuran ratusan ribu dosis vaksin Moderna tersebut, mengatakan dalam sebuah wawancara denganBloomberg News, bahwa dosis yang dibuang sebelum dimasukkan ke dalam botol kaca kecil adalah bagian dari 1,4 juta dosis.(Baca: Konflik Istana di Balik Bocornya Ratusan Foto Telanjang Selir Raja Thailand )
Al-Slaoui menjelaskan bahwa 400.000 dosis itu hanya setetes di lautan dari 500 juta hingga 1 miliar dosis yang ingin diproduksi Moderna selama tahun depan.
"Dari pengalaman saya, ini berjalan semulus proses manufaktur lainnya yang pernah saya alami selama 30 tahun karier saya di industri," katanya, dalam pemberitaanBloomberg News18 Desember 2020.
Dalam mengembangkan vaksin eksperimental untuk COVID-19 , Moderna bekerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan telah beralih ke Operation Warp Speed, program pengembangan vaksin Amerika.(Baca: Potret Wuhan: Dulu Pusat Wabah COVID-19, Kini Pusat Pesta )
Terkait masalah itu, pemerintah Amerika sudah mengambil tindakan guna memastikan Moderna tidak menghadapi hambatan dalam memproduksi vaksin."Terkadang kami diberi tahu, kami tidak punya tempat untuk menaruh botol Anda, menahannya satu atau dua hari, atau seminggu lagi," kata Lawrence Ganti, Presiden dan Direktur Bisnis SiO2 Material Science yang mendapat kontrak senilai USD143 juta untuk memproduksi botol untuk vaksin yang diproduksi Moderna.
SiO2 mengaku mengirim botol-botol itu dengan truk tiga hingga empat kali seminggu untuk mengakomodasi penyimpanan vaksin. SiO2 memproduksi sebanyak 40 juta vial (botol kaca) untuk Modern, yang masing-masing mampu menampung 8 hingga 10 dosis.
Sekadar diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS sudah resmi mengesahkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Moderna. Ini menjadikan vaksin kedua yang menerima otorisasi penggunaan darurat setelah otorisasi serupa terlebih dahulu diberikan untuk vaksin produksi Pfizer Inc dan mitra Jerman-nya BioNTech SE.(Baca juga: Al-Azhar Mesir Akhirnya Nyatakan Ikhwanul Muslimin Kelompok Ekstremis )
Vaksin Pfizer-BioNTech telah disuntikkan ke ribuan petugas kesehatan AS pekan lalu dalam peluncuran besar-besaran di seluruh negeri. Sedangkan penyuntikan Moderna diharapkan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
“Dengan ketersediaan dua vaksin sekarang untuk pencegahan COVID-19 , FDA telah mengambil langkah penting lainnya dalam memerangi pandemi global yang menyebabkan banyak sekali rawat inap dan kematian di Amerika Serikat setiap hari,” kata Komisaris FDA Stephen M. Hahn, seperti dikutipReuters.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Moncef Al-Salawi, kepala penasihat ilmiah untuk Operatioan Warp Speed, yang mengumumkan berita penghancuran ratusan ribu dosis vaksin Moderna tersebut, mengatakan dalam sebuah wawancara denganBloomberg News, bahwa dosis yang dibuang sebelum dimasukkan ke dalam botol kaca kecil adalah bagian dari 1,4 juta dosis.(Baca: Konflik Istana di Balik Bocornya Ratusan Foto Telanjang Selir Raja Thailand )
Al-Slaoui menjelaskan bahwa 400.000 dosis itu hanya setetes di lautan dari 500 juta hingga 1 miliar dosis yang ingin diproduksi Moderna selama tahun depan.
"Dari pengalaman saya, ini berjalan semulus proses manufaktur lainnya yang pernah saya alami selama 30 tahun karier saya di industri," katanya, dalam pemberitaanBloomberg News18 Desember 2020.
Dalam mengembangkan vaksin eksperimental untuk COVID-19 , Moderna bekerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan telah beralih ke Operation Warp Speed, program pengembangan vaksin Amerika.(Baca: Potret Wuhan: Dulu Pusat Wabah COVID-19, Kini Pusat Pesta )
Terkait masalah itu, pemerintah Amerika sudah mengambil tindakan guna memastikan Moderna tidak menghadapi hambatan dalam memproduksi vaksin."Terkadang kami diberi tahu, kami tidak punya tempat untuk menaruh botol Anda, menahannya satu atau dua hari, atau seminggu lagi," kata Lawrence Ganti, Presiden dan Direktur Bisnis SiO2 Material Science yang mendapat kontrak senilai USD143 juta untuk memproduksi botol untuk vaksin yang diproduksi Moderna.
SiO2 mengaku mengirim botol-botol itu dengan truk tiga hingga empat kali seminggu untuk mengakomodasi penyimpanan vaksin. SiO2 memproduksi sebanyak 40 juta vial (botol kaca) untuk Modern, yang masing-masing mampu menampung 8 hingga 10 dosis.
Sekadar diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS sudah resmi mengesahkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Moderna. Ini menjadikan vaksin kedua yang menerima otorisasi penggunaan darurat setelah otorisasi serupa terlebih dahulu diberikan untuk vaksin produksi Pfizer Inc dan mitra Jerman-nya BioNTech SE.(Baca juga: Al-Azhar Mesir Akhirnya Nyatakan Ikhwanul Muslimin Kelompok Ekstremis )
Vaksin Pfizer-BioNTech telah disuntikkan ke ribuan petugas kesehatan AS pekan lalu dalam peluncuran besar-besaran di seluruh negeri. Sedangkan penyuntikan Moderna diharapkan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
“Dengan ketersediaan dua vaksin sekarang untuk pencegahan COVID-19 , FDA telah mengambil langkah penting lainnya dalam memerangi pandemi global yang menyebabkan banyak sekali rawat inap dan kematian di Amerika Serikat setiap hari,” kata Komisaris FDA Stephen M. Hahn, seperti dikutipReuters.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(min)