Pakar PBB Dorong Penyelidikan Pembunuhan Remaja Palestina oleh Israel

Jum'at, 18 Desember 2020 - 19:44 WIB
loading...
Pakar PBB Dorong Penyelidikan...
Warga mengusung jenazah Ali Ayman Abu Aliya, 13, yang meninggal akibat ditembak tentara Israel. Foto/Anadolu
A A A
JENEWA - Para pakar hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan investigasi independen pada pembunuhan remaja Palestina oleh tentara Israel saat protes di Tepi Barat bulan ini.

Michael Lynk merupakan Pelapor Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki Israel secara ilegal sejak 1967. Agnes Callamard adalah Pelapor Khusus untuk eksekusi di luar hukum dan sewenang-wenang.

"Kami sangat terganggu oleh kurangnya akuntabilitas atas pembunuhan anak-anak Palestina dalam beberapa tahun terakhir," ungkap pernyataan kedua pakar PBB itu.

Mereka mengatakan pembunuhan Ali Ayman Abu Aliya, 13, oleh Pasukan Pertahanan Israel terjadi dalam keadaan di mana tidak ada ancaman kematian atau cedera serius pada pasukan keamanan Israel. (Baca Juga: Remaja Palestina Dibunuh Tentara Israel pada Hari Ulang Tahunnya)

Menurut keduanya, pembunuhan itu merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. (Lihat Infografis: Akhiri Covid-19, Arab Saudi Mulai Vaksinasi Massal)

"Kekuatan mematikan yang disengaja dibenarkan hanya ketika personel keamanan menghadapi ancaman langsung kekuatan mematikan atau bahaya serius," ungkap pernyataan mereka. (Lihat Video: Polisi Tangkap Peserta Aksi 1812 di Tanah Abang)

Pada 4 Desember, pemuda Palestina di desa Al-Mughayyir memprotes pembangunan pos pemukiman ilegal Israel di dekatnya.



“Informasi yang dikumpulkan oleh organisasi masyarakat sipil dan Kantor Hak Asasi Manusia PBB menunjukkan bahwa warga Palestina melempar batu ke pasukan keamanan Israel, yang menanggapi dengan menembakkan peluru logam berlapis karet, gas air mata, dan akhirnya peluru tajam,” ungkap para pakar PBB.

Abu Aliya ditembak di bagian perut dengan peluru dari Senapan Presisi 0.22 Ruger yang ditembakkan oleh seorang tentara Israel dari jarak sekitar 100-150 meter.

Remaja itu meninggal hari itu juga di rumah sakit.

Para pakar hak asasi manusia mengatakan mereka tidak mengetahui klaim apa pun bahwa pasukan keamanan Israel berada dalam bahaya yang mengancam kematian atau cedera serius.

Mereka mengatakan Abu Aliya adalah anak Palestina keenam yang tinggal di Tepi Barat yang dibunuh pada 2020 oleh pasukan keamanan Israel menggunakan peluru tajam.

Lynk dan Callamard mengatakan, “Diketahui bahwa 1.048 anak-anak Palestina telah terluka oleh pasukan keamanan Israel di seluruh wilayah Palestina yang diduduki antara 1 November 2019 dan 31 Oktober 2020.”

"Anak-anak menikmati hak perlindungan khusus di bawah hukum internasional," ungkap mereka.

"Setiap pembunuhan ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam tentang kepatuhan Israel pada hak asasi manusia dan kewajiban hukum kemanusiaannya sebagai kekuatan pendudukan," papar kedua pakar PBB itu.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)