Erdogan: Sanksi Amerika Serikat Tidak Menghormati Turki

Jum'at, 11 Desember 2020 - 23:01 WIB
loading...
Erdogan: Sanksi Amerika Serikat Tidak Menghormati Turki
Presiden Turki Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan sanksi Amerika Serikat (AS) terkait pembelian rudal S-400 oleh Turki sama saja tidak menghormati negara anggota aliansi NATO.

Pernyataan Erdogan itu muncul setelah sejumlah sumber menyatakan AS hendak menerapkan sanksi untuk semakin memperburuk hubungan kedua negara.

Laporan sanksi AS yang akan segera diterapkan itu menargetkan industri pertahanan Turki. Bersamaan dengan itu, para pemimpin Uni Eropa (UE) membahas sanksi terpisah terhadap para pejabat Turki terkait eksplorasi gas di Mediterania.

Kedua perkembangan tersebut membuat cemas kalangan investor. Langkah AS, lebih awal dari yang diperkirakan dan berpotensi lebih luas cakupannya, serta cenderung memiliki dampak langsung yang lebih besar. (Baca Juga: Jepang Perpanjang Misi Pertahanan Timur Tengah selama Setahun)

Mata uang Turki, lira, jatuh hampir 2% setelah Reuters mengutip sumber yang mengatakan sanksi AS akan diumumkan secepatnya pada Jumat. (Lihat Infografis: Pertama dalam Sejarah AS, Kapal Induk Nuklir Dipimpin Perempuan)

Mata uang itu kemudian rebound saat investor mempertimbangkan dampaknya. (Lihat Video: Akan Diperiksa, Kuasa Hukum: Kemungkinan Rizieq Belum Bisa Datang)

Langkah-langkah AS berdasarkan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) akan diberlakukan Presiden AS Donald Trump saat Presiden terpilih Joe Biden bersiap menjabat pada 20 Januari.



"Bagi Amerika untuk bangkit dan menghadapi Turki dengan masalah seperti CAATSA, tidak menghormati mitra NATO yang sangat penting," papar Erdogan, dikutip Anadolu.

Dalam pidato selanjutnya kepada para pejabat dari Partai AK yang dipimpinnya, Erdogan mengambil nada yang lebih berdamai. Dia menyeru para politisi AS dan UE untuk melepaskan diri dari pengaruh lobi anti-Turki.

“Tidak ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan dengan dialog dan kerjasama,” ujar dia.

Lira telah mencapai serangkaian rekor terendah dan termasuk yang berkinerja terburuk di pasar negara berkembang tahun ini. Lira melemah melewati USD8 untuk pertama kalinya dalam dua pekan.

Depresiasi mata uang sebesar 25% telah memperburuk dampak ekonomi akibat pandemi virus corona tahun ini.

Ankara membeli sistem pertahanan darat-ke-udara S-400 buatan Rusia pada pertengahan 2019. Turki mengatakan mereka tidak menimbulkan ancaman bagi sekutu NATO.

Washington tidak setuju, dan tahun lalu menghapus Turki dari program jet tempur F-35.

Dua sumber yang mengetahui masalah ini, termasuk seorang pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters bahwa Trump telah memberikan restu kepada para pembantunya atas sanksi untuk Turki tersebut.

Dia mungkin perlu memilih dari daftar 12 opsi CAATSA mulai dari yang ringan hingga yang keras.

“Bahkan sanksi ringan AS akan semakin mengacaukan hubungan AS-Turki yang telah berada dalam krisis yang dalam untuk beberapa waktu karena berbagai masalah lainnya,” papar Galip Dalay, analis di Robert Bosch Academy.

"Di dalam negeri (Turki), hal itu akan meningkatkan anti-Amerikanisme dan tidak mungkin mengubah kebijakan Turki," ujar Dalay.

Erdogan mengatakan dia tidak memiliki masalah selama empat tahun Trump menjabat dan Biden juga mengenalnya dengan baik.

Seorang trader mengatakan langkah AS dan UE negatif tetapi tidak akan secara langsung merugikan ekonomi Turki dalam jangka pendek dan hanya memiliki dampak pasar yang terbatas.

Perekonomian Turki telah merosot tajam dua kali dalam beberapa tahun terakhir. Lira rebound dari rekor terendah bulan lalu setelah Erdogan mengganti para pembuat kebijakan ekonomi teratas dan menjanjikan era baru ramah pasar.

Timothy Ash dari Blue Bay Asset Management mengatakan Trump diharapkan memilih sanksi yang lebih ringan dan memberi jalan kelua" bagi Biden untuk mengatur ulang hubungan. “Tentunya hanya bisa lebih baik dari sini,” ujar dia.

Di Brussel, para pemimpin Uni Eropa menyetujui pernyataan yang membuka jalan untuk menghukum para individu yang dituduh merencanakan atau mengambil bagian dalam eksplorasi di Siprus. Turki menyebut langkah UE itu bias dan ilegal.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1494 seconds (0.1#10.140)