Daftar Tahanan Bocor, Ungkap Cara Pemerintah China Tangkap Muslim Uighur

Rabu, 09 Desember 2020 - 15:00 WIB
loading...
Daftar Tahanan Bocor,...
Seorang petugas polisi Tiongkok mengambil posisinya di jalan dekat tempat yang secara resmi disebut pusat pendidikan kejuruan di Yining. Foto/US News
A A A
BEIJING - Daftar lebih dari 2.000 tahanan MuslimUighur di Xinjiang, China , bocor ke publik. Berdasarkan daftar itu menunjukkan bahwa pemerintah China menggunakan proyek pengumpulan data yang luas untuk secara sewenang-wenang menahan warga Uighur di wilayah tersebut.

Hal itu diungkapkan kelompok pemantau hak asasi manusia Amerika Serikat (AS), Human Rights Watch (HRW) .

Daftar dari prefektur Aksu Xinjiang, diperoleh oleh HRW, adalah tahanan yang ditandai oleh program kepolisian prediktif China, yang disebut Platform Operasi Bersama Terpadu (IJOP), yang mengumpulkan data dan mengidentifikasi target untuk ditahan.



Daftar dari tahun 2018 termasuk nama-nama etnis Uighur di Xinjiang, nomor telepon dan alasan penahanan di sistem kamp China, termasuk belajar Alquran, mengenakan pakaian religius atau bepergian ke luar negeri.

"Daftar Aksu adalah pertama kalinya kami melihat IJOP beraksi dalam menahan orang," kata Maya Wang dari HRW.

"Ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana penindasan brutal China terhadap Muslim Turki Xinjiang dibantu oleh teknologi," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/12/2020).(Baca juga: Pertama Kalinya, Paus Francis Sebut Muslim Uighur Teraniaya )

Human Rights Watch mengatakan dapat mengonfirmasi identitas orang-orang dalam daftar dengan orang Uighur yang sekarang tinggal di luar negeri, termasuk identifikasi 18 anggota keluarga yang sama.

Kelompok hak asasi itu mengatakan daftar itu adalah bukti lebih lanjut bahwa pemerintah China memilih penahanan etnis Uighur berdasarkan agama, hubungan pribadi, kontak dengan kerabat di luar negeri, dan bahkan usia.

Alasan lain untuk penahanan yang tercantum termasuk aktivitas seperti berulang kali mematikan ponsel cerdas, memiliki "pikiran tidak stabil" atau secara umum tidak dapat dipercaya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)