Nenek 90 Tahun di Inggris, Orang Pertama di Dunia Disuntik Vaksin Pfizer
loading...
A
A
A
LONDON - Margaret Keenan, 90, menjadi orang pertama di dunia yang disuntik vaksin COVID-19 Pfizer di luar uji coba.
Penyuntikan itu merupakan awal dari vaksinasi massal di Inggris . Sebagai yang pertama, Keenan mendapat vaksin di rumah sakit lokal di Coventry, Inggris tengah, pada Selasa (8/12) pagi.
Penyuntikan itu tepat sepekan sebelum dia berulang tahun ke-91.
Inggris mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech pada Selasa (8/12). Inggris pun jadi negara Barat pertama yang mulai memvaksinasi rakyatnya untuk mengalahkan virus corona. (Baca Juga: India Selidiki Penyebab Penyakit Misterius pada Lebih 400 Orang)
“Saya merasa sangat terhormat menjadi orang pertama yang divaksinasi Covid-19,” ujar Keenan, saat menerima suntikan dari seorang perawat asal Filipina di depan fotografer dan kru TV. (Lihat Infografis: Ngerinya Senapan Sniper Anak Bangsa, Bikin Tank Tak Berkutik)
“Ini adalah hadiah ulang tahun awal terbaik yang bisa saya harapkan karena itu berarti saya akhirnya bisa berharap dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman saya di Tahun Baru setelah saya sendirian hampir sepanjang tahun,” ungkap dia gembira. (Lihat Video: Banjir Rendam Sejumlah Kawasan di Jakarta)
Keenan, yang akrab dipanggil Maggie oleh teman-temannya itu adalah mantan asisten toko perhiasan yang baru pensiun empat tahun lalu. Dia memiliki seorang putri, seorang putra dan empat cucu.
Rekaman video menunjukkan dia mengenakan masker medis, kaos biru dan kardigan saat dia menerima suntikan dari perawat May Parsons.
Parsons yang telah bekerja di Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) selama 24 tahun mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir ini berat bagi semua orang, tetapi sekarang terasa seperti cahaya di ujung terowongan.
Inggris adalah negara Eropa yang paling parah terkena COVID-19, dengan lebih dari 61.000 kematian.
Perdana Menteri Boris Johnson berharap membalikkan keadaan melawan penyakit tersebut dengan meluncurkan vaksin Pfizer/BioNTech sebelum Amerika Serikat atau Uni Eropa (UE).
Vaksinasi massal memicu harapan bahwa dunia akan menang dalam perang melawan pandemi yang telah menghancurkan ekonomi dan menewaskan lebih dari 1,5 juta orang di penjuru dunia.
Meski demikian, cara penyimpanan yang harus sangat dingin dan logistik yang rumit akan membatasi penggunaan vaksin itu untuk saat ini.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock dan Direktur Medis NHS Stephen Powis mengatakan mereka berdua merasa sangat emosional menyaksikan program vaksin diluncurkan.
BBC juga melakukan wawancara dengan wanita tua lainnya yang akan menerima vaksin hari ini. Wanita itu mengaku sangat sedih setelah dia kehilangan suaminya karena COVID-19 pada awal tahun ini.
Inggris telah memesan 40 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech. Karena setiap orang membutuhkan dua dosis, itu cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang di negara berpenduduk 67 juta itu.
Sekitar 800.000 dosis diharapkan tersedia dalam pekan pertama, dengan penghuni panti asuhan dan perawat, yang berusia di atas 80-an dan beberapa petugas layanan kesehatan menjadi prioritas utama untuk mendapatkannya.
Penyuntikan itu merupakan awal dari vaksinasi massal di Inggris . Sebagai yang pertama, Keenan mendapat vaksin di rumah sakit lokal di Coventry, Inggris tengah, pada Selasa (8/12) pagi.
Penyuntikan itu tepat sepekan sebelum dia berulang tahun ke-91.
Inggris mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech pada Selasa (8/12). Inggris pun jadi negara Barat pertama yang mulai memvaksinasi rakyatnya untuk mengalahkan virus corona. (Baca Juga: India Selidiki Penyebab Penyakit Misterius pada Lebih 400 Orang)
“Saya merasa sangat terhormat menjadi orang pertama yang divaksinasi Covid-19,” ujar Keenan, saat menerima suntikan dari seorang perawat asal Filipina di depan fotografer dan kru TV. (Lihat Infografis: Ngerinya Senapan Sniper Anak Bangsa, Bikin Tank Tak Berkutik)
“Ini adalah hadiah ulang tahun awal terbaik yang bisa saya harapkan karena itu berarti saya akhirnya bisa berharap dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman saya di Tahun Baru setelah saya sendirian hampir sepanjang tahun,” ungkap dia gembira. (Lihat Video: Banjir Rendam Sejumlah Kawasan di Jakarta)
Keenan, yang akrab dipanggil Maggie oleh teman-temannya itu adalah mantan asisten toko perhiasan yang baru pensiun empat tahun lalu. Dia memiliki seorang putri, seorang putra dan empat cucu.
Rekaman video menunjukkan dia mengenakan masker medis, kaos biru dan kardigan saat dia menerima suntikan dari perawat May Parsons.
Parsons yang telah bekerja di Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) selama 24 tahun mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir ini berat bagi semua orang, tetapi sekarang terasa seperti cahaya di ujung terowongan.
Inggris adalah negara Eropa yang paling parah terkena COVID-19, dengan lebih dari 61.000 kematian.
Perdana Menteri Boris Johnson berharap membalikkan keadaan melawan penyakit tersebut dengan meluncurkan vaksin Pfizer/BioNTech sebelum Amerika Serikat atau Uni Eropa (UE).
Vaksinasi massal memicu harapan bahwa dunia akan menang dalam perang melawan pandemi yang telah menghancurkan ekonomi dan menewaskan lebih dari 1,5 juta orang di penjuru dunia.
Meski demikian, cara penyimpanan yang harus sangat dingin dan logistik yang rumit akan membatasi penggunaan vaksin itu untuk saat ini.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock dan Direktur Medis NHS Stephen Powis mengatakan mereka berdua merasa sangat emosional menyaksikan program vaksin diluncurkan.
BBC juga melakukan wawancara dengan wanita tua lainnya yang akan menerima vaksin hari ini. Wanita itu mengaku sangat sedih setelah dia kehilangan suaminya karena COVID-19 pada awal tahun ini.
Inggris telah memesan 40 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech. Karena setiap orang membutuhkan dua dosis, itu cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang di negara berpenduduk 67 juta itu.
Sekitar 800.000 dosis diharapkan tersedia dalam pekan pertama, dengan penghuni panti asuhan dan perawat, yang berusia di atas 80-an dan beberapa petugas layanan kesehatan menjadi prioritas utama untuk mendapatkannya.
(sya)