Trump Minta Negara Bagian Batalkan Kemenangan Biden
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Gubernur Negara Bagian Georgia Brian Kempt untuk membatalkan kemenangan presiden terpilih Joe Biden yang menang di negara bagian tersebut.
Trump meminta Kem untuk meminta sesi khusus dan menunjuk anggota parlemen negara bagian untuk memilih elektoral yang mendukungnya. Dia juga meminta gubernur negara bagian dari Partai Republik itu untuk mengaudit tanda tangan surat suara yang dikirim melalui surat. (Baca: Trump Klaim AS Miliki Rudal Hipersonik Terkuat di Dunia)
Sumber yang enggan disebut namanya menyatakan, Kem menjelaskan dirinya tidak memiliki otoritas untuk mengaudit tanda tangan dan menolak permintaan sesi spesial itu. Laporan tersebut pertama kali dikabarkan The Washington Post. Gedung Putih pun menolak berkomentar.
Akibat penolakan Kem tersebut, Trump pun marah besar. Trump menyerang Kem dan Menteri Negara Bagian Brad Raffensperger pada unggahan di status Twitter. Trump meminta audit tanda tangan pada surat suara yang dikirim melalui pos karena itu bisa memicu kesalahan dan klaim yang merusak proses pemilu. ”Saya meminta audit tanda tangan sebanyak tiga kali,” kata Trump mengacu kepada Kem.
Juru bicara Kem, Cody Hall, membenarkan kalau gubernur Georgia memang berbicang dengan Trump. Dia mengatakan, Trump hanya mengucapkan duka atas meninggalnya Harrison Deal, salah satu staf kampanye di Georgia. (Baca juga: Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran)
Langkah Trump menghubungi Kem merupakan upaya terbarunya untuk mengintervensi hasil pemilu 2020. Kabar itu hanya beberapa jam sebelum Presiden Trump berkunjung ke Georgia untuk berkampanye untuk David Perdue dan Kelly Loeffler untuk maju pada perebutan kursi Senat pada Januari mendatang.
Pada awal pekan lalu Hall sudah mengatakan kepada CNN bahwa hukum Georgia memang melarang gubernur untuk mengintervensi pemilu. “Menteri negara bagian yang dipilih secara konstitusi juga memantau pemilu dan tidak bisa menjalankan perintah eksekutif,” kata Hall. Dia menegaskan, Kem akan selalu mengikuti hukum dan meminta menteri negara bagian melakukan langkah yang memiliki alasan.
Biden memang menang di negara bagian Georgia dengan selisih suara hanya 12.000. Dia menjadi kandidat Demokrat yang menang di sana dalam tiga dekade terakhir. Kem sudah menyertifikasi kemenangan Biden pada 20 November lalu setelah audit sekitar lima juta surat suara.
Trump pun berulang kali mengejek Kem karena tidak mau menuruti kehendaknya. Padahal, Kem memang dikenal sebagai pendukung Trump. Trump pernah menyebut Kem sebagai “orang bodoh” dan “pekerjaan gila” saat bercakap melalui telepon. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengaku dirinya malu karena pernah mendukung Kemp. (Baca juga: Penanganan Terkini Kanker Usus Besar)
Kemp tidak menghadiri kampanye Trump di Valdosta, Georgia, pada Sabtu malam waktu setempat. Itu karena dia menghadiri kematian salah satu teman dekat keluarganya. Di Georgia, Trump kembali menegaskan diri bahwa dialah pemenang pemilu, menyerang kemp, dan mengatakan pemilihan Senat bisa saja dicurangi.
Itu merupakan penampilan Trump saat kampanye setelah dia dinyatakan kalah dari Biden. “Mereka membohongi dan mencuri pemilu presiden tetapi kita masih bisa memenangkannya. Mereka akan mencoba untuk mencuri pemilu ini (senat) ini,” kata Trump. Para pendukung Trump berteriak, “Kita mencintaimu!” dan “empat tahun lagi”.
Pemilihan senat antara dua senator Republik, David Perdue dan Kelly Loeffler, melawan penantang dari Partai Demokrat, Jon Ossoff dan Raphael Warnock, yang mendapatkan pendanaan yang kuat. Georgia tidak pernah memilih senator dari Partai Demokrat sekitar 20 tahun lamanya. (Baca juga: Joan Mir Tak Kesampingkan Peran Alex Mir)
Pemilu senat di Georgia sangat berarti karena Demokrat membutuhkan kemenangan di senat yang saat ini dikuasai Republik. Jika Republik meraih satu kursi lagi di Georgia, maka mereka akan mendapatkan mayoritas penuh dan bisa memblok agenda legislasi Biden. Itu menjadikan Biden akan berkampanye untuk kandidat Demokrat.
Trump menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang mencoba mengintervensi pemilu dan mengingkari kemenangan lawannya. Padahal, Biden telah memenangkan 306 suara elektoral dan Trump hanya meraih 232 suara elektoral. Para elektoral itu akan bertemu pada 14 Desember mendatang untuk menyatakan hasil pemilu presiden AS.
Tidak berhenti di sana saja, Trump mengatakan akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung secepatnya. Namun, dia tidak menjelaskan detailnya. (Lihat videonya: Tim Satgas Tinombala Memburu Kelompok MIT)
Para pakar hukum melihat tidak ada jalan untuk menggugat hasil pemilu di Mahkamah Agung. Richard Hasen dari Sekolah Hukum UC Irvine menilai tidak jelas apa yang dimaksud Trump. “Saya tidak berpikir langkah tersebut memiliki kesempatan yang baik,” katanya, dilansir Reuters. (Muh Shamil)
Trump meminta Kem untuk meminta sesi khusus dan menunjuk anggota parlemen negara bagian untuk memilih elektoral yang mendukungnya. Dia juga meminta gubernur negara bagian dari Partai Republik itu untuk mengaudit tanda tangan surat suara yang dikirim melalui surat. (Baca: Trump Klaim AS Miliki Rudal Hipersonik Terkuat di Dunia)
Sumber yang enggan disebut namanya menyatakan, Kem menjelaskan dirinya tidak memiliki otoritas untuk mengaudit tanda tangan dan menolak permintaan sesi spesial itu. Laporan tersebut pertama kali dikabarkan The Washington Post. Gedung Putih pun menolak berkomentar.
Akibat penolakan Kem tersebut, Trump pun marah besar. Trump menyerang Kem dan Menteri Negara Bagian Brad Raffensperger pada unggahan di status Twitter. Trump meminta audit tanda tangan pada surat suara yang dikirim melalui pos karena itu bisa memicu kesalahan dan klaim yang merusak proses pemilu. ”Saya meminta audit tanda tangan sebanyak tiga kali,” kata Trump mengacu kepada Kem.
Juru bicara Kem, Cody Hall, membenarkan kalau gubernur Georgia memang berbicang dengan Trump. Dia mengatakan, Trump hanya mengucapkan duka atas meninggalnya Harrison Deal, salah satu staf kampanye di Georgia. (Baca juga: Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran)
Langkah Trump menghubungi Kem merupakan upaya terbarunya untuk mengintervensi hasil pemilu 2020. Kabar itu hanya beberapa jam sebelum Presiden Trump berkunjung ke Georgia untuk berkampanye untuk David Perdue dan Kelly Loeffler untuk maju pada perebutan kursi Senat pada Januari mendatang.
Pada awal pekan lalu Hall sudah mengatakan kepada CNN bahwa hukum Georgia memang melarang gubernur untuk mengintervensi pemilu. “Menteri negara bagian yang dipilih secara konstitusi juga memantau pemilu dan tidak bisa menjalankan perintah eksekutif,” kata Hall. Dia menegaskan, Kem akan selalu mengikuti hukum dan meminta menteri negara bagian melakukan langkah yang memiliki alasan.
Biden memang menang di negara bagian Georgia dengan selisih suara hanya 12.000. Dia menjadi kandidat Demokrat yang menang di sana dalam tiga dekade terakhir. Kem sudah menyertifikasi kemenangan Biden pada 20 November lalu setelah audit sekitar lima juta surat suara.
Trump pun berulang kali mengejek Kem karena tidak mau menuruti kehendaknya. Padahal, Kem memang dikenal sebagai pendukung Trump. Trump pernah menyebut Kem sebagai “orang bodoh” dan “pekerjaan gila” saat bercakap melalui telepon. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengaku dirinya malu karena pernah mendukung Kemp. (Baca juga: Penanganan Terkini Kanker Usus Besar)
Kemp tidak menghadiri kampanye Trump di Valdosta, Georgia, pada Sabtu malam waktu setempat. Itu karena dia menghadiri kematian salah satu teman dekat keluarganya. Di Georgia, Trump kembali menegaskan diri bahwa dialah pemenang pemilu, menyerang kemp, dan mengatakan pemilihan Senat bisa saja dicurangi.
Itu merupakan penampilan Trump saat kampanye setelah dia dinyatakan kalah dari Biden. “Mereka membohongi dan mencuri pemilu presiden tetapi kita masih bisa memenangkannya. Mereka akan mencoba untuk mencuri pemilu ini (senat) ini,” kata Trump. Para pendukung Trump berteriak, “Kita mencintaimu!” dan “empat tahun lagi”.
Pemilihan senat antara dua senator Republik, David Perdue dan Kelly Loeffler, melawan penantang dari Partai Demokrat, Jon Ossoff dan Raphael Warnock, yang mendapatkan pendanaan yang kuat. Georgia tidak pernah memilih senator dari Partai Demokrat sekitar 20 tahun lamanya. (Baca juga: Joan Mir Tak Kesampingkan Peran Alex Mir)
Pemilu senat di Georgia sangat berarti karena Demokrat membutuhkan kemenangan di senat yang saat ini dikuasai Republik. Jika Republik meraih satu kursi lagi di Georgia, maka mereka akan mendapatkan mayoritas penuh dan bisa memblok agenda legislasi Biden. Itu menjadikan Biden akan berkampanye untuk kandidat Demokrat.
Trump menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang mencoba mengintervensi pemilu dan mengingkari kemenangan lawannya. Padahal, Biden telah memenangkan 306 suara elektoral dan Trump hanya meraih 232 suara elektoral. Para elektoral itu akan bertemu pada 14 Desember mendatang untuk menyatakan hasil pemilu presiden AS.
Tidak berhenti di sana saja, Trump mengatakan akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung secepatnya. Namun, dia tidak menjelaskan detailnya. (Lihat videonya: Tim Satgas Tinombala Memburu Kelompok MIT)
Para pakar hukum melihat tidak ada jalan untuk menggugat hasil pemilu di Mahkamah Agung. Richard Hasen dari Sekolah Hukum UC Irvine menilai tidak jelas apa yang dimaksud Trump. “Saya tidak berpikir langkah tersebut memiliki kesempatan yang baik,” katanya, dilansir Reuters. (Muh Shamil)
(ysw)