Trump Tarik Pasukan AS, Warga Somalia Kecewa Berat
loading...
A
A
A
MOGADISHU - Keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik pasukan Amerika Serikat (AS) keluar dari Somalia di hari-hari terakhir masa kepresidenannya memicu kekecewaan dari beberapa warga Somalia . Mereka meminta presiden AS yang akan datang untuk membatalkan keputusan tersebut.
"Keputusan AS untuk menarik pasukan keluar dari Somalia pada tahap kritis dalam keberhasilan perang melawan al-Shabaab dan jaringan teroris global mereka sangat disesalkan," kata Senator Ayub Ismail Yusuf dalam sebuah pernyataan, mengacu pada kelompok pemberontak al-Shabaab yang terkait dengan al-Qaidah.
"Pasukan AS telah memberikan kontribusi besar dan berdampak besar pada pelatihan dan efektivitas operasional tentara Somalia," sambung Yusuf, anggota Komite Urusan Luar Negeri Senat Somalia, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (5/12/2020).
Yusuf menandai Presiden AS terpilih Joe Biden dalam tweetnya yang mengkritik keputusan tersebut.
Pemerintah Somalia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentarnya terkait keputusan Trump untuk menarik hampir semua tentara AS, yang berjumlah 700, pada 15 Januari mendatang.(Baca juga: Trump Bisa Tarik Pasukan dari Somalia sebagai Bagian Penarikan Global )
Pemerintah Somalia yang rapuh dan didukung secara internasional akan mengadakan pemilihan parlemen bulan ini dan pemilihan nasional pada awal Februari, sebuah pendahuluan dari rencana penarikan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang berkekuatan 17.000 orang.
Pasukan AS telah berada di Somalia, sebagian besar mendukung pasukan khusus Somalia yang dikenal sebagai Danab dalam operasi melawan al-Shabaab, yang serangannya di negara-negara seperti Kenya dan Uganda telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk Amerika.
Al-Shabaab menjadi tanggung jawab Danab karena pasukan reguler sering kali tidak terlatih dan dipersenjatai dengan baik, sering meninggalkan pos mereka atau terlibat dalam perebutan kekuasaan antara pemerintah nasional dan daerah.(Baca juga: Bom Bunuh Diri Guncang Ibu Kota Somalia, Tiga Orang Tewas )
"Jika penarikan itu permanen, itu akan berdampak besar pada upaya kontraterorisme," kata Kolonel Ahmed Abdullahi Sheikh, yang menjabat komandan Danab selama tiga tahun hingga 2019.
"Keputusan AS untuk menarik pasukan keluar dari Somalia pada tahap kritis dalam keberhasilan perang melawan al-Shabaab dan jaringan teroris global mereka sangat disesalkan," kata Senator Ayub Ismail Yusuf dalam sebuah pernyataan, mengacu pada kelompok pemberontak al-Shabaab yang terkait dengan al-Qaidah.
"Pasukan AS telah memberikan kontribusi besar dan berdampak besar pada pelatihan dan efektivitas operasional tentara Somalia," sambung Yusuf, anggota Komite Urusan Luar Negeri Senat Somalia, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (5/12/2020).
Yusuf menandai Presiden AS terpilih Joe Biden dalam tweetnya yang mengkritik keputusan tersebut.
Pemerintah Somalia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentarnya terkait keputusan Trump untuk menarik hampir semua tentara AS, yang berjumlah 700, pada 15 Januari mendatang.(Baca juga: Trump Bisa Tarik Pasukan dari Somalia sebagai Bagian Penarikan Global )
Pemerintah Somalia yang rapuh dan didukung secara internasional akan mengadakan pemilihan parlemen bulan ini dan pemilihan nasional pada awal Februari, sebuah pendahuluan dari rencana penarikan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang berkekuatan 17.000 orang.
Pasukan AS telah berada di Somalia, sebagian besar mendukung pasukan khusus Somalia yang dikenal sebagai Danab dalam operasi melawan al-Shabaab, yang serangannya di negara-negara seperti Kenya dan Uganda telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk Amerika.
Al-Shabaab menjadi tanggung jawab Danab karena pasukan reguler sering kali tidak terlatih dan dipersenjatai dengan baik, sering meninggalkan pos mereka atau terlibat dalam perebutan kekuasaan antara pemerintah nasional dan daerah.(Baca juga: Bom Bunuh Diri Guncang Ibu Kota Somalia, Tiga Orang Tewas )
"Jika penarikan itu permanen, itu akan berdampak besar pada upaya kontraterorisme," kata Kolonel Ahmed Abdullahi Sheikh, yang menjabat komandan Danab selama tiga tahun hingga 2019.