Bill Gates Mengaku Ingin Peringatkan Trump tentang Pandemi pada 2016
loading...
A
A
A
NEW YORK CITY - Miliarder yang juga pendiri Microsoft, Bill Gates, mengaku bahwa dia mencoba memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang ancaman pandemi virus besar pada tahun 2016. Dia tidak menyebut apakah virus yang dia maksud adalah virus corona baru penyebab Covid-19 yang mewabah sekarang ini.
Peringatan itu hendak disampaikan Gates tak lama setelah Trump terpilihh sebagai presiden dalam pemilu 2016. Bill Gates kini merasa bersalah karena tidak lebih vokal pada saat itu.
Peringatan dari sang miliarder Amerika ini—jika terkait virus corona baru, SARS-CoV-2—akan menjadi janggal dan mencurigakan. Sebab, faktanya virus corona baru secara resmi baru terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019 atau terpaut lebih dari tiga tahun.
"Saya memilih, ketika saya bertemu dengan orang-orang sampai ke (level) puncak, di Eropa, di AS, di seluruh dunia, untuk membicarakan risiko pandemi ini," katanya kepada Wall Street Journal dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Senin (11/5/2020). (Baca: Intelijen Lima Mata Tunjukkan Bagaimana China Tipu Dunia soal COVID-19 )
Dia pada saat itu bahkan mengajukan pembahasan masalah itu kepada presiden AS selama pertemuan Desember 2016 di Trump Tower.
"Saya merasa tidak enak. Inti dari membicarakannya adalah bahwa kita dapat mengambil tindakan dan meminimalkan kerusakan...Saya berharap saya telah berbuat lebih banyak untuk memperhatikan bahaya," kata Bill Gates.
Miliarder tersebut mengatakan bahwa ketika banyak pemimpin dunia setuju dengan nasihatnya, pada prinsipnya, hanya sedikit yang mengambil tindakan apa pun untuk mempersiapkan. Hal itu mendorongnya untuk mulai mencari solusi potensial sendiri.
"Setiap kali saya bertanya tentang virus pernapasan, seperti seberapa pentingkah sekolah dan jika Anda mematikan, seberapa banyak Anda dapat menghentikan transmisi, dan bahkan...apakah masker benar-benar membantu atau tidak?," paparnya. "Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak memiliki jawaban yang solid."
Melalui Bill & Melinda Gates Foundation yang didirikan pada tahun 2000, pengusaha teknologi tersebut berserta istrinya telah mencurahkan perhatian mereka di antara sejumlah krisis kesehatan di seluruh dunia, termasuk membiayai perawatan untuk virus Ebola dan Zika, dan sekarang memitigasi dampak dari Covid-19.
Yayasan tersebut telah mengucurkan sekitar USD250 juta untuk memerangi penyakit Covid-19 dengan harapan akhir menemukan vaksin. (Baca juga: Horor Covid-19 di India: Mayat-mayat Tergeletak di Sebelah Pasien RS )
"Setiap hari, tidak apa-apa, apakah kita akan kehabisan botol kaca?" katanya, menggambarkan tugas sehari-hari yang terlibat dalam mencari obat Covid-19. "Anda mungkin berpikir itu adalah bagian sederhana dari itu, tetapi tidak ada yang pernah membuat 7 miliar vaksin."
Gates dan perannya dengan yayasannya telah mendapat kecaman, di mana beberapa kritikus menuduh miliarder itu memiliki pengaruh terlalu besar terhadap komunitas kesehatan global, dan kadang-kadang bahkan membantu memutuskan penyakit mana yang diprioritaskan daripada yang lain.
Tetapi pendiri Microsoft bersikeras; "Yang kita lakukan adalah kita menghabiskan uang kita, dan kita berbagi pendapat." "Kami tidak membuat keputusan pada akhir hari," katanya.
Peringatan itu hendak disampaikan Gates tak lama setelah Trump terpilihh sebagai presiden dalam pemilu 2016. Bill Gates kini merasa bersalah karena tidak lebih vokal pada saat itu.
Peringatan dari sang miliarder Amerika ini—jika terkait virus corona baru, SARS-CoV-2—akan menjadi janggal dan mencurigakan. Sebab, faktanya virus corona baru secara resmi baru terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019 atau terpaut lebih dari tiga tahun.
"Saya memilih, ketika saya bertemu dengan orang-orang sampai ke (level) puncak, di Eropa, di AS, di seluruh dunia, untuk membicarakan risiko pandemi ini," katanya kepada Wall Street Journal dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Senin (11/5/2020). (Baca: Intelijen Lima Mata Tunjukkan Bagaimana China Tipu Dunia soal COVID-19 )
Dia pada saat itu bahkan mengajukan pembahasan masalah itu kepada presiden AS selama pertemuan Desember 2016 di Trump Tower.
"Saya merasa tidak enak. Inti dari membicarakannya adalah bahwa kita dapat mengambil tindakan dan meminimalkan kerusakan...Saya berharap saya telah berbuat lebih banyak untuk memperhatikan bahaya," kata Bill Gates.
Miliarder tersebut mengatakan bahwa ketika banyak pemimpin dunia setuju dengan nasihatnya, pada prinsipnya, hanya sedikit yang mengambil tindakan apa pun untuk mempersiapkan. Hal itu mendorongnya untuk mulai mencari solusi potensial sendiri.
"Setiap kali saya bertanya tentang virus pernapasan, seperti seberapa pentingkah sekolah dan jika Anda mematikan, seberapa banyak Anda dapat menghentikan transmisi, dan bahkan...apakah masker benar-benar membantu atau tidak?," paparnya. "Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak memiliki jawaban yang solid."
Melalui Bill & Melinda Gates Foundation yang didirikan pada tahun 2000, pengusaha teknologi tersebut berserta istrinya telah mencurahkan perhatian mereka di antara sejumlah krisis kesehatan di seluruh dunia, termasuk membiayai perawatan untuk virus Ebola dan Zika, dan sekarang memitigasi dampak dari Covid-19.
Yayasan tersebut telah mengucurkan sekitar USD250 juta untuk memerangi penyakit Covid-19 dengan harapan akhir menemukan vaksin. (Baca juga: Horor Covid-19 di India: Mayat-mayat Tergeletak di Sebelah Pasien RS )
"Setiap hari, tidak apa-apa, apakah kita akan kehabisan botol kaca?" katanya, menggambarkan tugas sehari-hari yang terlibat dalam mencari obat Covid-19. "Anda mungkin berpikir itu adalah bagian sederhana dari itu, tetapi tidak ada yang pernah membuat 7 miliar vaksin."
Gates dan perannya dengan yayasannya telah mendapat kecaman, di mana beberapa kritikus menuduh miliarder itu memiliki pengaruh terlalu besar terhadap komunitas kesehatan global, dan kadang-kadang bahkan membantu memutuskan penyakit mana yang diprioritaskan daripada yang lain.
Tetapi pendiri Microsoft bersikeras; "Yang kita lakukan adalah kita menghabiskan uang kita, dan kita berbagi pendapat." "Kami tidak membuat keputusan pada akhir hari," katanya.
(min)