Sebut IM Organisasi Teroris, Organisasi Islam Malaysia Kutuk Arab Saudi
loading...
A
A
A
Baru-baru ini, Uni Emirat Arab (UEA) juga mencap Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.
Dewan Fatwa UEA, otoritas agama tertinggi negara itu, mengumumkan langkah tersebut dalam pertemuan virtual yang dipimpin oleh bin Bayyah hanya beberapa bulan setelah keputusan serupa oleh Arab Saudi.
"Dewan itu juga memperingatkan umat Islam untuk menjauh dari kelompok yang bekerja untuk memecah-belah barisan dan mengobarkan perselisihan serta pertumpahan darah," kantor berita UEA, WAM, melaporkan.
"Tidak diperbolehkan untuk bersumpah setia kepada siapa pun selain penguasa," tambah pernyataan itu, seraya mengatakan semua warga harus menunjukkan rasa hormat dan komitmen kepada para pemimpin.(Baca juga: Dewan Fatwa UEA Mencap Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris )
Langkah terkoordinasi melawan Ikhwanul Muslimin secara luas dikecam dalam sebuah pernyataan oleh para cendekiawan Islam global yang meminta Riyadh untuk mempertimbangkan kembali.
Kelompok yang terdiri dari 18 asosiasi cendekiawan Muslim menyerukan persatuan di antara umat Islam dan mengatakan bahwa wacana ulama tidak boleh dipolitisasi, Arabi21 melaporkan pada November lalu.
Dalam pernyataan bersama, asosiasi ulama dari Sudan, Libya, Lebanon, Palestina dan negara lain mendukung Ikhwanul Muslimin sebagai "pembela" Islam.
"Ikhwanul Muslimin adalah kelompok misionaris ... termasuk sejumlah besar ulama, penceramah dan mujahidin telah bergabung dalam upaya untuk membela doktrin Islam dan Syariahnya," kata asosiasi tersebut.
Talat Fehmi, juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa organisasi tersebut menyangkal semua tuduhan yang dibuat oleh dewan tersebut.
"Ikhwan ... jauh dari kekerasan, teror dan mencabik-cabik ummah. Sejak berdirinya, Ikhwan telah memanggil orang-orang kepada Allah dengan nasehat yang baik," kata Fehmi.
Dewan Fatwa UEA, otoritas agama tertinggi negara itu, mengumumkan langkah tersebut dalam pertemuan virtual yang dipimpin oleh bin Bayyah hanya beberapa bulan setelah keputusan serupa oleh Arab Saudi.
"Dewan itu juga memperingatkan umat Islam untuk menjauh dari kelompok yang bekerja untuk memecah-belah barisan dan mengobarkan perselisihan serta pertumpahan darah," kantor berita UEA, WAM, melaporkan.
"Tidak diperbolehkan untuk bersumpah setia kepada siapa pun selain penguasa," tambah pernyataan itu, seraya mengatakan semua warga harus menunjukkan rasa hormat dan komitmen kepada para pemimpin.(Baca juga: Dewan Fatwa UEA Mencap Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris )
Langkah terkoordinasi melawan Ikhwanul Muslimin secara luas dikecam dalam sebuah pernyataan oleh para cendekiawan Islam global yang meminta Riyadh untuk mempertimbangkan kembali.
Kelompok yang terdiri dari 18 asosiasi cendekiawan Muslim menyerukan persatuan di antara umat Islam dan mengatakan bahwa wacana ulama tidak boleh dipolitisasi, Arabi21 melaporkan pada November lalu.
Dalam pernyataan bersama, asosiasi ulama dari Sudan, Libya, Lebanon, Palestina dan negara lain mendukung Ikhwanul Muslimin sebagai "pembela" Islam.
"Ikhwanul Muslimin adalah kelompok misionaris ... termasuk sejumlah besar ulama, penceramah dan mujahidin telah bergabung dalam upaya untuk membela doktrin Islam dan Syariahnya," kata asosiasi tersebut.
Talat Fehmi, juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa organisasi tersebut menyangkal semua tuduhan yang dibuat oleh dewan tersebut.
"Ikhwan ... jauh dari kekerasan, teror dan mencabik-cabik ummah. Sejak berdirinya, Ikhwan telah memanggil orang-orang kepada Allah dengan nasehat yang baik," kata Fehmi.