Bersitegang dengan China, Taiwan Minta Bantuan Australia
loading...
A
A
A
TAIPEI - Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, meminta Australia untuk membantu menjaga perdamaian dan mempertahankan diri dari agresi China. Permintaan itu disampaikan saat hubungan antara Canberra dan Beijing mencapai titik terendah minggu ini.
Wu mengatakan risiko konflik militer di Selat Taiwan jauh lebih tinggi daripada sebelumnya. Namun ia juga mencatat bahwa Taipei tidak mengharapkan Perdana Menteri Scott Morrison atau mitra internasional lainnya untuk mengirim pasukan ke wilayah tersebut.
Hal itu diungkapkan Wu kepada Stan Grant dari program ABC News Australia The World.
Selama wawancara, Wu mengatakan, Taipei "merasakan panasnya" aktivitas militer China yang intensif di sekitar Taiwan, yang juga termasuk dua latihan pendaratan skala besar yang dilakukan oleh Angkatan Laut China pada bulan November lalu.
Wu mengatakan Presiden China Xi Jinping telah membuat negara itu lebih otoriter dari sebelumnya dengan pemberlakuan hukum keamanan nasional di Hong Kong musim panas ini dan ekspansinya ke luar China ke perairan yang disengketakan di Laut China Timur dan Selatan.
"Jika Anda melihat persiapan di pihak China, kami harus sangat prihatin tentang prospek nyata China melancarkan serangan militer terhadap Taiwan," kata Wu.
"Sebagai pembuat keputusan, saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami sedang melihatnya tanpa hati yang ringan," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (1/12/2020).
Ia mengatakan Taipei sedang membuat persiapan untuk konflik militer yang menurutnya berpotensi meluas ke kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas.
Ia bersikeras Taiwan berusaha untuk bertindak secara moderat dan bertanggung jawab agar tidak memberi Beijing alasan untuk melancarkan serangan. Namun, pemerintah Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan resmi pejabat tingkat kabinet Amerika Serikat (AS) pada Agustus dan September, sementara juga melakukan tidak kurang dari 10 kesepakatan senjata dengan Departemen Luar Negeri Presiden Donald Trump sejak 2017.(Baca juga: China Peringatkan Biden Soal Dukungan untuk Taiwan )
Wu mengatakan risiko konflik militer di Selat Taiwan jauh lebih tinggi daripada sebelumnya. Namun ia juga mencatat bahwa Taipei tidak mengharapkan Perdana Menteri Scott Morrison atau mitra internasional lainnya untuk mengirim pasukan ke wilayah tersebut.
Hal itu diungkapkan Wu kepada Stan Grant dari program ABC News Australia The World.
Selama wawancara, Wu mengatakan, Taipei "merasakan panasnya" aktivitas militer China yang intensif di sekitar Taiwan, yang juga termasuk dua latihan pendaratan skala besar yang dilakukan oleh Angkatan Laut China pada bulan November lalu.
Wu mengatakan Presiden China Xi Jinping telah membuat negara itu lebih otoriter dari sebelumnya dengan pemberlakuan hukum keamanan nasional di Hong Kong musim panas ini dan ekspansinya ke luar China ke perairan yang disengketakan di Laut China Timur dan Selatan.
"Jika Anda melihat persiapan di pihak China, kami harus sangat prihatin tentang prospek nyata China melancarkan serangan militer terhadap Taiwan," kata Wu.
"Sebagai pembuat keputusan, saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami sedang melihatnya tanpa hati yang ringan," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (1/12/2020).
Ia mengatakan Taipei sedang membuat persiapan untuk konflik militer yang menurutnya berpotensi meluas ke kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas.
Ia bersikeras Taiwan berusaha untuk bertindak secara moderat dan bertanggung jawab agar tidak memberi Beijing alasan untuk melancarkan serangan. Namun, pemerintah Presiden Tsai Ing-wen menerima kunjungan resmi pejabat tingkat kabinet Amerika Serikat (AS) pada Agustus dan September, sementara juga melakukan tidak kurang dari 10 kesepakatan senjata dengan Departemen Luar Negeri Presiden Donald Trump sejak 2017.(Baca juga: China Peringatkan Biden Soal Dukungan untuk Taiwan )