Bangkit Usai Pandemi, China Buka Shanghai Disneyland
loading...
A
A
A
SHANGHAI - Walt Disney Co membuka kembali wahana permainan Shanghai Disneyland dengan pembatasan jumlah pengunjung setelah ditutup selama tiga bulan karena pandemi virus corona (Covid-19). Pada saat bersamaan, jumlah kasus Covid-19 di China justru menunjukkan tren kenaikan.
Pembukaan kembali Shanghai Disneyland menjadi fondasi bagi Walt Disney untuk kembali bangkit setelah menutup seluruh wahana permainannya di Asia, Amerika Serikat (AS), dan Prancis, termasuk operasional toko ritel dan kapal pesiar. Khusus di Shanghai, Walt Disney memberlakukan serangkaian aturan, termasuk jaga jarak, penggunaan masker, dan pemeriksaan temperatur tubuh. Mereka juga mengurangi jumlah pengunjung di bawah 24.000 sesuai dengan pemerintaan Pemerintah China.
Tiket untuk pembukaan kembali langsung terjual ludes pada Jumat lalu. Hal itu menunjukkan antusiasme warga China untuk mencari hiburan setelah berbulan-bulan menjalani isolasi diri dan karantina wilayah. Akibat penutupan itu, Disneyland mengalami kerugian hingga USD1,4 miliar.
“Kita berharap pembukaan kembali ini menjadi suar cahaya ke seluruh dunia, memberikan harapan dan inspirasi bagi semua orang,” kata Presiden Shanghai Disney Resort, Joe Schott, dilansir Reuters.
“Ini juga bisa menunjukkan bahwa kita bisa menghadapi tantangan bersama-sama,” katanya. (Baca: Perempuan-perempuan Cantik di Lingkaran Kekuasaan Kim Jong Un)
Shanghai Disneyland juga mengatur jaga jarak saat mengantre dalam berbagai wahana permainan. Salah satu pengunjung, Kaira, mengungkapkan biasanya mengunjungi Disneyland setiap akhir pekan sebelum pandemi. “Ini adalah waktunya rileksasi. Ini seperti magis,” katanya.
Pemerintah China pekan lalu sudah mengumumkan untuk membuka kembali bioskop, museum, dan tempat wisata lainnya. Namun, pemberlakuan itu harus tetap menjalani protokol kesehatan yang dijalankan dengan ketat.
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di China menunjukkan peningkatan, yakni 17 kasus baru pada Minggu. Itu menjadi angka tertinggi sejak 28 April lalu. Kasus baru tersebut adalah kasus impor termasuk warga China yang baru datang dari luar negeri. Selain itu, lima kasus baru juga berasal dari Wuhan, pusat epidemi virus corona. Itu memicu kekhawatiran kalau penyebaran virus corona akan kembali meluas lagi di Wuhan.
Apalagi infeksi baru itu mengkhawatirkan karena China sudah mulai menghidupkan kembali roda bisnis dan mengizinkan warganya kembali bekerja. Pekan lalu, kantor berita Xinhua melaporkan tidak terdapat kasus positif Covid-19 di seluruh Provinsi Hubei, termasuk ibu kotanya, Wuhan, selama 32 hari. Atas dasar itu, berbagai sekolah di Wuhan, Provinsi Hubei, China, kembali beraktivitas, walau terbatas untuk siswa kelas 9 dan 12 yang bakal menghadapi ujian akhir jelang musim panas mendatang.
Keberadaan kasus-kasus baru memunculkan kekhawatiran adanya gelombang baru penyebaran virus di kota Shulan di Provinsi Jilin. Dari kasus-kasus baru, tujuh kasus diduga terpapar dari luar negara itu, yaitu diduga terinfeksi melalui kehadiran turis asing. (Baca juga: China Marah, Sebut 24 Tuduhan AS soal Covid-19 Tak Masuk Akal)
Pembukaan kembali Shanghai Disneyland menjadi fondasi bagi Walt Disney untuk kembali bangkit setelah menutup seluruh wahana permainannya di Asia, Amerika Serikat (AS), dan Prancis, termasuk operasional toko ritel dan kapal pesiar. Khusus di Shanghai, Walt Disney memberlakukan serangkaian aturan, termasuk jaga jarak, penggunaan masker, dan pemeriksaan temperatur tubuh. Mereka juga mengurangi jumlah pengunjung di bawah 24.000 sesuai dengan pemerintaan Pemerintah China.
Tiket untuk pembukaan kembali langsung terjual ludes pada Jumat lalu. Hal itu menunjukkan antusiasme warga China untuk mencari hiburan setelah berbulan-bulan menjalani isolasi diri dan karantina wilayah. Akibat penutupan itu, Disneyland mengalami kerugian hingga USD1,4 miliar.
“Kita berharap pembukaan kembali ini menjadi suar cahaya ke seluruh dunia, memberikan harapan dan inspirasi bagi semua orang,” kata Presiden Shanghai Disney Resort, Joe Schott, dilansir Reuters.
“Ini juga bisa menunjukkan bahwa kita bisa menghadapi tantangan bersama-sama,” katanya. (Baca: Perempuan-perempuan Cantik di Lingkaran Kekuasaan Kim Jong Un)
Shanghai Disneyland juga mengatur jaga jarak saat mengantre dalam berbagai wahana permainan. Salah satu pengunjung, Kaira, mengungkapkan biasanya mengunjungi Disneyland setiap akhir pekan sebelum pandemi. “Ini adalah waktunya rileksasi. Ini seperti magis,” katanya.
Pemerintah China pekan lalu sudah mengumumkan untuk membuka kembali bioskop, museum, dan tempat wisata lainnya. Namun, pemberlakuan itu harus tetap menjalani protokol kesehatan yang dijalankan dengan ketat.
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di China menunjukkan peningkatan, yakni 17 kasus baru pada Minggu. Itu menjadi angka tertinggi sejak 28 April lalu. Kasus baru tersebut adalah kasus impor termasuk warga China yang baru datang dari luar negeri. Selain itu, lima kasus baru juga berasal dari Wuhan, pusat epidemi virus corona. Itu memicu kekhawatiran kalau penyebaran virus corona akan kembali meluas lagi di Wuhan.
Apalagi infeksi baru itu mengkhawatirkan karena China sudah mulai menghidupkan kembali roda bisnis dan mengizinkan warganya kembali bekerja. Pekan lalu, kantor berita Xinhua melaporkan tidak terdapat kasus positif Covid-19 di seluruh Provinsi Hubei, termasuk ibu kotanya, Wuhan, selama 32 hari. Atas dasar itu, berbagai sekolah di Wuhan, Provinsi Hubei, China, kembali beraktivitas, walau terbatas untuk siswa kelas 9 dan 12 yang bakal menghadapi ujian akhir jelang musim panas mendatang.
Keberadaan kasus-kasus baru memunculkan kekhawatiran adanya gelombang baru penyebaran virus di kota Shulan di Provinsi Jilin. Dari kasus-kasus baru, tujuh kasus diduga terpapar dari luar negara itu, yaitu diduga terinfeksi melalui kehadiran turis asing. (Baca juga: China Marah, Sebut 24 Tuduhan AS soal Covid-19 Tak Masuk Akal)