Disanksi AS, Pemimpin Hong Kong Hidup dengan Tumpukan Uang Tunai di Rumah
loading...
A
A
A
HONG KONG - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengaku dia hidup dengan "tumpukan uang tunai" di rumah karena dia tidak memiliki rekening bank setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepadanya. Sanksi itu dijatuhkan sebagai respons pemberlakuan undang-undang keamanan oleh China di kota itu.
Lam menjadi sasaran, bersama dengan 14 pejabat senior kota lainnya, dalam tindakan terberat AS di Hong Kong sejak Beijing memberlakukan undang-undang baru di wilayah itu pada akhir Juni.
Washington membekukan aset 15 pejabat Hong Kong di Amerika dan mengkriminalisasi setiap transaksi keuangan di Amerika yang terkait dengan 15 pejabat. (Baca: Eks Bos CIA: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Kriminal, Bisa Picu Konflik Wilayah )
Dalam wawancara dengan saluran televisi lokal berbahasa Inggris, HKIBC, yang disiarkan tadi malam, Lam mengatakan dia menggunakan uang tunai setiap hari untuk semua hal setelah dikenai sanksi.
“Duduk di depan Anda adalah kepala eksekutif SAR (Daerah Administratif Khusus) Hong Kong yang tidak memiliki layanan perbankan yang tersedia untuknya,” kata Lam kepada HKIBC yang dilansir AFP, Sabtu (28/11/2020).
“Saya memiliki setumpuk uang tunai di rumah, pemerintah memberi saya uang tunai untuk gaji saya,” ujarnya.
Lam menambahkan bahwa "sangat terhormat" untuk diberi "sanksi yang tidak dapat dibenarkan" oleh pemerintah AS dan tidak ingin menghalangi siapa pun untuk menjabat di kantor publik.
Dengan penghasilan HKD5,21 juta setahun, Lam adalah salah satu pemimpin dengan bayaran tertinggi di dunia.
Pernyataannya memicu reaksi publik, di mana pengguna media sosial mem-posting foto koin di celengan mereka di rumah untuk membedakan dengan kekayaan Lam. (Baca juga: AS Kerahkan Kapal Induk setelah Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh )
Yang lain mempertanyakan bagaimana gajinya yang besar akan dikirim ke kediamannya dalam bentuk tunai.
Lam telah mengatakan kepada media pada bulan Agustus bahwa dia menghadapi "sedikit ketidaknyamanan" dari sanksi yang menghambat penggunaan kartu kreditnya.
Lam menjadi sasaran, bersama dengan 14 pejabat senior kota lainnya, dalam tindakan terberat AS di Hong Kong sejak Beijing memberlakukan undang-undang baru di wilayah itu pada akhir Juni.
Washington membekukan aset 15 pejabat Hong Kong di Amerika dan mengkriminalisasi setiap transaksi keuangan di Amerika yang terkait dengan 15 pejabat. (Baca: Eks Bos CIA: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Kriminal, Bisa Picu Konflik Wilayah )
Dalam wawancara dengan saluran televisi lokal berbahasa Inggris, HKIBC, yang disiarkan tadi malam, Lam mengatakan dia menggunakan uang tunai setiap hari untuk semua hal setelah dikenai sanksi.
“Duduk di depan Anda adalah kepala eksekutif SAR (Daerah Administratif Khusus) Hong Kong yang tidak memiliki layanan perbankan yang tersedia untuknya,” kata Lam kepada HKIBC yang dilansir AFP, Sabtu (28/11/2020).
“Saya memiliki setumpuk uang tunai di rumah, pemerintah memberi saya uang tunai untuk gaji saya,” ujarnya.
Lam menambahkan bahwa "sangat terhormat" untuk diberi "sanksi yang tidak dapat dibenarkan" oleh pemerintah AS dan tidak ingin menghalangi siapa pun untuk menjabat di kantor publik.
Dengan penghasilan HKD5,21 juta setahun, Lam adalah salah satu pemimpin dengan bayaran tertinggi di dunia.
Pernyataannya memicu reaksi publik, di mana pengguna media sosial mem-posting foto koin di celengan mereka di rumah untuk membedakan dengan kekayaan Lam. (Baca juga: AS Kerahkan Kapal Induk setelah Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh )
Yang lain mempertanyakan bagaimana gajinya yang besar akan dikirim ke kediamannya dalam bentuk tunai.
Lam telah mengatakan kepada media pada bulan Agustus bahwa dia menghadapi "sedikit ketidaknyamanan" dari sanksi yang menghambat penggunaan kartu kreditnya.
(min)