Menurut laporan ABC News, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (26/11/2020), anggota pasukan khusus yang terlibat dalam kejahatan perang Afghanistan telah menerima pemberitahuan penghentian dari Departemen Pertahanan Australia. ( Baca juga: Whistleblower Kejahatan Perang Pasukan Australia Tuntut Pemulihan Nama Baik )
"Kementerian Pertahanan dapat mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah memulai tindakan administratif terhadap sejumlah personel Angkatan Pertahanan Australia yang bertugas sesuai dengan undang-undang dan kebijakan pertahanan," bunyi laporan ABC News, mengutip seorang juru bicara Kementerian Pertahahan Australia.
Pekan lalu, Australia menyatakan, 19 tentara dan mantan tentara mereka berpotensi dituntut secara pidana karena diduga membunuh 39 penduduk Afghanistan, sebagian besar dari mereka telah ditangkap dan tidak bersenjata.
Baca Juga:

Merinci temuan dari penyelidikan yang telah lama ditunggu-tunggu tentang perilaku personel pasukan khusus Australia di Afghanistan antara tahun 2005 dan 2016, Kepala Pasukan Pertahanan Australia, John Campbell mengatakan mempunyai informasi yang dapat dipercaya dari 39 pembunuhan di luar hukum oleh 25 personel Pasukan Khusus Australia dalam 23 insiden terpisah.
Campbell mengatakan, semua pembunuhan itu berada di luar "panasnya pertempuran." "Hasil penyelidikan ini menduga terjadi pelanggaran paling serius atas tingkah laku militer dan nilai-nilai profesional. Pembunuhan di luar hukum, terhadap warga sipil dan tahanan tidak pernah dapat diterima," tegasnya
Dia juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Afghanistan atas tindakan keji tersebut. ( Baca juga: 9 Tentara Australia Bunuh Diri di Tengah Skandal Kejahatan Perang )
"Kepada rakyat Afghanistan, atas nama Angkatan Pertahanan Australia, saya dengan tulus dan tanpa pamrih meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh tentara Australia. Saya telah berbicara langsung dengan rekan saya di Afghanistan, Yaseen Zia, untuk menyampaikan pesan ini," ucapnya.
(esn)