Khianati Kim Jong-un, Pembelot Korut Menang Pemilu di Korsel

Kamis, 16 April 2020 - 13:34 WIB
loading...
A A A
Pemilu tersebut menarik tingkat partisipasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari para pembelot Korea Utara, menantang apa yang mereka lihat sebagai kebijakan lintas-batas Presiden Moon Jae-in yang cacat.

Kelompok-kelompok pembelot mengeluh bahwa pemerintahan Moon memangkas dana, mengabaikan hak asasi manusia dan menekan aktivisme anti-Pyongyang demi mengejar rekonsiliasi dengan rezim Kim Jong-un.

Ji Seong-ho, seorang pembelot yang diundang ke Washington pada tahun 2018 untuk menghadiri pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, juga terpilih jadi anggota parlemen sebagai perwakilan proporsional.

Tetapi perebutan politik Thae jauh dari mudah. Dia menghadapi serangan balasan dari beberapa warga dan bahkan kepala kampanye partainya, Kim Chong-in, yang mengatakan Thae tidak cocok untuk mewakili distrik karena ia tidak memiliki "akar" di Korea Selatan.

Kim Chong-un kemudian meminta maaf dan mendukung Thae. "Kemenangannya yang telak berarti orang-orang di Gangnam tidak benar-benar peduli bahwa dia seorang pembelot. Mereka tampaknya percaya bahwa dia lebih loyal kepada (Korea) Selatan, bukan (Korea) Utara," kata Lim Seong-ho, seorang profesor ilmu politik di Universitas Kyung Hee di Seoul.

Para kritikus juga mengajukan pertanyaan tentang kekayaan Thae ketika ia mendaftarkan aset lebih dari 1,8 miliar won (USD1,5 juta).

Thae mengatakan dia menghasilkan uang dengan memberi kuliah dan menulis buku dan paper, dan membayar lebih dari 100 juta won (USD81.000) dalam bentuk pajak setiap tahun.

Dua memoarnya adalah hit besar. Yang pertama, di mana ia menggambarkan bagaimana Pyongyang secara diam-diam mengumpulkan mata uang asing melalui misi diplomatik serta duplikat komitmen denuklirisasi. Memoarnya terjual lebih dari 200.000 copy di Korea Selatan dan diterbitkan dalam beberapa bahasa.

Media pemerintah Korea Utara telah mengkritik pembelotan Thae dengan menyebutnya “sampah manusia” dan penjahat yang telah menggelapkan dana negara dan melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Thae dengan tegas membantah klaim itu dan berjanji untuk melanjutkan kegiatan politiknya bahkan setelah polisi meningkatkan keamanan terhadapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1103 seconds (0.1#10.140)