Bocah Cilik Ini Disandera Paedofil 52 Hari di Bungker Bawah Tanah

Selasa, 24 November 2020 - 13:51 WIB
loading...
Bocah Cilik Ini Disandera Paedofil 52 Hari di Bungker Bawah Tanah
Dmitry Kopylov, 26, pria paedofil di Rusia yang menyandera bocah laki-laki berusia 7 tahun di bungker bawah tanah selama 52 hari. Foto/East2 West News
A A A
MOSKOW - Seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun di Rusia telah disandera seorang pria paedofil di sebuah bungker bawah tanah selama 52 hari. Korban berhasil diselamatkan setelah pasukan polisi bersenjata berat menyerbu sebuah rumah tempat bungker bawah tanah itu berada.

Sebuah video menunjukkan ruang bawah tanah yang menyeramkan menjadi tempat korban disandera pria paedofil. (Baca: Keponakan Kim Jong-un Menghilang setelah Bertemu Agen CIA )

Korban—yang sebelumnya difoto dan diidentifikasi sebagai Savely Rogovtsev—diculik ketika ia turun dari bus sekolahnya oleh Dmitry Kopylov, 26, yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap korbannya.

Bocah itu telah diselamatkan dan dipersatukan kembali dengan orang tuanya setelah pasukan polisi Rusia mendapat informasi dari Interpol berdasarkan intelijen dari Barat.

Pasukan khusus dari polisi Rusia memotong pintu baja dan memecahkan jendela untuk memasuki bungker tempat korban disandera.

Bocah laki-laki yang diduga telah "dicuci otak" itu tertawa dengan gembira ketika pasukan polisi masuk, tetapi kemudian si bocah menangis.

Kopylov telah ditangkap dan ditahan. Dia telah memperlihatkana diri menggendong bocah itu dalam obrolan di antara para paedofil di situs gelap. (Baca juga: Bocah yang Ancam Trump dalam Video ISIS Bilang Lega Sudah Berada di AS )

Bungker bawah tanah yang menyeramkan dengan tempat tidur bergaya penjara dan pemanas bersekat berlokasi tepat di bawah rumah Kopylov di Makarikha, sekitar 297 kilometer dari Moskow. Si penculik diduga tinggal di lantai atas.

Ketika pasukan polisi bersenjata berat menyerbu bungker, tersangka paedofil sedang duduk dengan anak laki-laki di atas sofa.

Rekaman video dari penggerebekan menunjukkan Kopylov ditahan oleh perwira pasukan khusus kepolisian setempat.

Korban yang diduga telah "dicuci otak"—berada dalam pelukan seorang polisi Rusia berpakaian preman—terdengar memarahi para petugas karena menghancurkan jendela ketika mereka mendobrak masuk.

Bocah berusia tujuh tahun itu berkata; "Kamu seharusnya tidak merusak jendela ini."

Petugas tersebut mengatakan kepadanya untuk tidak khawatir karena dia akan segera kembali kepada Ayah dan Ibunya. "Apakah Kamu ingin kembali ke sini nanti? Nah, jika ingin kembali, Kamu bisa," kata seorang polisi.

“Kalau tidak, tentu saja, lebih baik tidak melakukannya," lanjut polisi tersebut.

Selama ini, pencarian besar-besaran yang melibatkan ribuan polisi, tentara, dan relawan dilakukan untuk menemukan bocah itu.

Ada ketakutan akut bahwa korban telah dibunuh, tetapi orang tuanya selalu mempertahankan harapan bahwa putra mereka akan ditemukan hidup-hidup.

Kopylov, ahli komputer asal dari Suzdal, adalah putra seorang tukang listrik dan guru taman kanak-kanak. Kedua orangtuanya telah meninggal.

Dia telah membeli rumah itu dan sedang melakukan renovasi besar-besaran, termasuk pembangunan bungker bawah tanah.

Kolonel Irina Volk, pejabat dari Kementerian Dalam Negeri Rusia, mengatakan informasi tentang bocah itu telah diterima dari rekan asing melalui saluran Interpol.

"Keberadaan anak laki-laki tersebut menjadi jelas dari publikasi di segmen bayangan internet," katanya.

Para spesialis Amerika Serikat (AS) diyakini berperan penting dalam menentukan identitas tersangka paedofil dengan bantuan dari lembaga di negara lain.

"Seorang anak laki-laki telah kembali ke tempatnya—bersama keluarganya—terima kasih kepada petugas spesialis yang berdedikasi dan tindakan cepat oleh pihak berwenang di seluruh dunia," kata Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock.

"Meskipun kami sangat senang bahwa cerita ini memiliki akhir yang aman, banyak anak di luar sana masih menunggu penyelamatan," ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Selasa (24/11/2020).

Anak itu, yang diselamatkan minggu lalu, menjalani pemeriksaan medis sebelum pulang ke orang tuanya, Svetlana, 42, dan Alexander, 47.

Dia sekarang menerima bantuan psikologis. "Dia sangat senang melihat Ibunya," kata Alexander. “Dia memeluk dan menciumnya. Kami diliputi perasaan. Ini adalah ledakan emosi dan kelegaan bahwa cobaan berat telah berakhir. Akhirnya dia ditemukan.."
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1664 seconds (0.1#10.140)