Australia Bersiap Rilis Hasil Penyelidikan Kejahatan Perang di Afghanistan
loading...
A
A
A
SYDNEY - Australia akan merilis laporan hasil penyelidikan terkait dugaan kejahatan perang yang dilaukan oleh sejumlah anggota militernya di Afghanistan pada hari ini Kamis (19/11/2020). Laporan yang sudah lama ditunggu-tunggu ini disebut-sebut akan mengejutkan publik Australia.
Menjelang laporan itu di rilis, Morrison berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, kata sumber yang mengetahui detail tersebut seperti dikutip dari Reuters.
Pekan lalu, Morrison memperingatkan laporan itu akan berisi "berita sulit dan berat bagi warga Australia". Morrison mengatakan Australia akan menunjuk penyelidik khusus untuk menentukan apakah akan menuntut mereka yang diyakini telah melakukan kejahatan.(Baca juga: Cari Bukti Kejahatan Perang, Australia Tunjuk Penyelidik Khusus )
Australia pada 2016 melancarkan penyelidikan atas perilaku personel pasukan khususnya antara 2005 dan 2016 di tengah tuduhan media lokal tentang pembunuhan pria dan anak-anak tak bersenjata.
Inspektur Jenderal Pertahanan telah mengonfirmasi dalam laporan tahunan terbaru bahwa setidaknya 55 insiden terpisah yang melibatkan dugaan pelanggaran hukum selama perang telah diperiksa.
"Ini melibatkan tuduhan pembunuhan yang sebagian besar di luar hukum terhadap orang-orang yang bukan kombatan atau bukan lagi kombatan, tetapi juga 'perlakuan kejam' terhadap orang-orang tersebut," bunyi laporan tahunan itu.
Ratusan saksi telah diwawancarai selama pemeriksaan, yang dilakukan oleh tim kecil perwira militer.
Menurut laporan tahunan itu, keputusan untuk membuat tim yang bekerja dalam penyelidikan tetap kecil dibuat karena dianggap lebih mudah untuk mencegah kebocoran informasi sensitif dari penyelidikan.
Keputusan itu dibuat setelah laporan sebelumnya oleh konsultan pertahanan; Samantha Crompvoets, memberi tahu kepala Pasukan Pertahanan tentang klaim pembunuhan di luar hukum dan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh beberapa pasukan khusus Australia di Afghanistan.
Isi laporan Crompvoets bocor ke The Sydney Morning Herald dan The Age, yang melaporkan tuduhan bahwa beberapa tentara menggorok leher remaja desa dan dalam beberapa kasus "bersuka cita" tentang pembunuhan ilegal.(Baca juga: Sadisnya Pasukan Khusus Australia di Afghanistan: Tembak Kepala, Gorok Leher Warga )
Morrison mengatakan laporan eksplosif tentang dugaan kejahatan perang oleh pasukan Australia di Afghanistan akan ditanggapi sangat serius oleh pemerintah pemerintah. Dugaan kejahatan perang itu melibatkan pasukan khusus Australia mulai tahun 2005.
Pasukan komando Australia dikerahkan bersama pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Afghanistan untuk memerangi militan Taliban dan al-Qaeda setelah serangan teroris 11/9 sebagai bagian dari 'Perang terhadap Teror' yang dipimpin AS.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Menjelang laporan itu di rilis, Morrison berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, kata sumber yang mengetahui detail tersebut seperti dikutip dari Reuters.
Pekan lalu, Morrison memperingatkan laporan itu akan berisi "berita sulit dan berat bagi warga Australia". Morrison mengatakan Australia akan menunjuk penyelidik khusus untuk menentukan apakah akan menuntut mereka yang diyakini telah melakukan kejahatan.(Baca juga: Cari Bukti Kejahatan Perang, Australia Tunjuk Penyelidik Khusus )
Australia pada 2016 melancarkan penyelidikan atas perilaku personel pasukan khususnya antara 2005 dan 2016 di tengah tuduhan media lokal tentang pembunuhan pria dan anak-anak tak bersenjata.
Inspektur Jenderal Pertahanan telah mengonfirmasi dalam laporan tahunan terbaru bahwa setidaknya 55 insiden terpisah yang melibatkan dugaan pelanggaran hukum selama perang telah diperiksa.
"Ini melibatkan tuduhan pembunuhan yang sebagian besar di luar hukum terhadap orang-orang yang bukan kombatan atau bukan lagi kombatan, tetapi juga 'perlakuan kejam' terhadap orang-orang tersebut," bunyi laporan tahunan itu.
Ratusan saksi telah diwawancarai selama pemeriksaan, yang dilakukan oleh tim kecil perwira militer.
Menurut laporan tahunan itu, keputusan untuk membuat tim yang bekerja dalam penyelidikan tetap kecil dibuat karena dianggap lebih mudah untuk mencegah kebocoran informasi sensitif dari penyelidikan.
Keputusan itu dibuat setelah laporan sebelumnya oleh konsultan pertahanan; Samantha Crompvoets, memberi tahu kepala Pasukan Pertahanan tentang klaim pembunuhan di luar hukum dan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh beberapa pasukan khusus Australia di Afghanistan.
Isi laporan Crompvoets bocor ke The Sydney Morning Herald dan The Age, yang melaporkan tuduhan bahwa beberapa tentara menggorok leher remaja desa dan dalam beberapa kasus "bersuka cita" tentang pembunuhan ilegal.(Baca juga: Sadisnya Pasukan Khusus Australia di Afghanistan: Tembak Kepala, Gorok Leher Warga )
Morrison mengatakan laporan eksplosif tentang dugaan kejahatan perang oleh pasukan Australia di Afghanistan akan ditanggapi sangat serius oleh pemerintah pemerintah. Dugaan kejahatan perang itu melibatkan pasukan khusus Australia mulai tahun 2005.
Pasukan komando Australia dikerahkan bersama pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Afghanistan untuk memerangi militan Taliban dan al-Qaeda setelah serangan teroris 11/9 sebagai bagian dari 'Perang terhadap Teror' yang dipimpin AS.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(ber)