Bill Gates Tawarkan Rp2,3 Triliun demi Vaksin Corona 7 Miliar Orang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Yayasan milik miliarder Bill Gates, Bill & Melinda Gates Foundation, menyerukan kerjasama global untuk menyiapkan vaksin COVID-19 bagi 7 miliar orang. Yayasan tersebut menawarkan USD150 juta (Rp2,3 triliun) untuk mengembangkan vaksin.
Tawaran itu diumumkan kepala eksekutif yayasan, Mark Suzman, pada Rabu waktu Washington. Menurutnya, ketika pengembangan dan uji vaksin virus corona baru (COVID-19) yang aman akan memakan waktu 18 bulan, otoritas global dan bisnis perlu memulai sekarang dengan rencana untuk memproduksinya.
“Adalah normal untuk memiliki, maksimum, ratusan juta dosis yang diproduksi,” katanya.
"Ketika Anda berurusan dengan patogen baru seperti COVID-19, ketika kita mengidentifikasi vaksin yang berhasil, kita akan membutuhkan miliaran dosis," ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (16/4/2020).
"Ada tujuh miliar orang di planet ini," katanya. “Kita perlu memvaksinasi hampir setiap orang. Tidak ada kapasitas produksi untuk melakukan itu."
Suzman mengumumkan yayasan Gates, yang dimulai dan dikendalikan oleh miliarder pendiri Microsoft; Bill Gates, dan istrinya Melinda Gates, menambahkan USD150 juta ke dana pengembangan vaksin USD100 juta yang diumumkan pada Februari lalu.
Menurutnya, sebagian besar uang itu untuk mendukung pengembangan tes diagnostik COVID-19, perawatan terapi dan vaksin, dan untuk membuatnya tersedia secara global.
Beberapa uang itu juga untuk membantu negara-negara termiskin di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara, yang kekurangan pasokan, peralatan, dan infrastruktur untuk menghadapi epidemi baru.
Tetapi yayasan tersebut memiliki fokus pada persiapan untuk pembuatan vaksin yang secara efektif dapat menghentikan penyebaran virus corona baru.
Suzman mengatakan sekitar 100 vaksin potensial sedang dikembangkan dan diuji oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Menurutnya, banyak yang mungkin tampak penuh harapan pada tes awal yang kecil, tetapi sebagian besar akan gagal dalam uji coba yang lebih besar.
Tawaran itu diumumkan kepala eksekutif yayasan, Mark Suzman, pada Rabu waktu Washington. Menurutnya, ketika pengembangan dan uji vaksin virus corona baru (COVID-19) yang aman akan memakan waktu 18 bulan, otoritas global dan bisnis perlu memulai sekarang dengan rencana untuk memproduksinya.
“Adalah normal untuk memiliki, maksimum, ratusan juta dosis yang diproduksi,” katanya.
"Ketika Anda berurusan dengan patogen baru seperti COVID-19, ketika kita mengidentifikasi vaksin yang berhasil, kita akan membutuhkan miliaran dosis," ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (16/4/2020).
"Ada tujuh miliar orang di planet ini," katanya. “Kita perlu memvaksinasi hampir setiap orang. Tidak ada kapasitas produksi untuk melakukan itu."
Suzman mengumumkan yayasan Gates, yang dimulai dan dikendalikan oleh miliarder pendiri Microsoft; Bill Gates, dan istrinya Melinda Gates, menambahkan USD150 juta ke dana pengembangan vaksin USD100 juta yang diumumkan pada Februari lalu.
Menurutnya, sebagian besar uang itu untuk mendukung pengembangan tes diagnostik COVID-19, perawatan terapi dan vaksin, dan untuk membuatnya tersedia secara global.
Beberapa uang itu juga untuk membantu negara-negara termiskin di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara, yang kekurangan pasokan, peralatan, dan infrastruktur untuk menghadapi epidemi baru.
Tetapi yayasan tersebut memiliki fokus pada persiapan untuk pembuatan vaksin yang secara efektif dapat menghentikan penyebaran virus corona baru.
Suzman mengatakan sekitar 100 vaksin potensial sedang dikembangkan dan diuji oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Menurutnya, banyak yang mungkin tampak penuh harapan pada tes awal yang kecil, tetapi sebagian besar akan gagal dalam uji coba yang lebih besar.