Palestina Tak Berharap Berlebihan bagi Biden
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Palestina selalu tersingkirkan dalam kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump . Dengan kemenangan Joe Biden , rakyat Palestina pun bisa jadi berharap ada perhatian. Namun, mereka tidak mau berharap berlebihan.
Belum ada responden dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas setelah Biden dideklarasikan menang oleh sebagian besar jaringan televisi AS. Selama tiga tahun lebih, Abbas sudah memutuskan kontak politik dengan AS. Dia menuding Trump terlalu pro-Israel.
“Kita tidak menginginkan transformasi yang penuh keajaibkan,” kata Hanan Ashrawi, anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dilansir reuters. “Kita hanya memperkirakan kebijakan destruktif Trump akan berhenti,” paparnya.(Baca juga: Mengenal Iman Jodeh, Wanita Muslim Amerika-Palestina Kedua di Kongres AS )
Ashrawi menegaskan, AS seharusnya bisa berhubungan dengan Palestina dengan basis legalitas, kesetaraan dan keadilan. “AS nantinya tidak hanya merespons kepentingan khusus para pelobi pro-Israel,” katanya.
Di Ramallah, Tepi Barat, seorang warga Palestina Imad Haj Muhammad menginginkan Trump untuk lengser. Dia mengaku tetap hati-hati dengan pemerintahan Biden mendatang. “Kita berharap pemerintahan AS mengubah kebijakan terhadap rakyat Palestina. Jangan mendukung pendudukan,” pesannya.
Kebijakan parah Trump terhadap Palestina adalah pemotongan bantuan, tidak mendanai lembaga PBB yang membntu pengungsi Palestina, dan penutupan misi diplomatik Palestina di Washington. Trump juga merilis cetak biru Timur Tengah yang mengakui kedaulatan Israel atas sebagian Tepi Barat. (Baca juga: Harris: AS akan Cabut Kebijakan Era Trump, Pulihkan Hubungan Palestina )
Biden sebelumnya berjanji akan menghidupkan kembali pendanaan bagi Tepi Barat dan Gaza. Dia juga akan meminta penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Namun, dia tidak akan memindahkan kembali kedutaan besar AS dari Yerusalem ke Tel Avib.
Hani al-Masri, analis politik Palestina, memang sangat sulit bagi Palestina untuk melanjutkan boikot mereka terhadap AS meskipun Biden tetap moderat. “Kebijakan Biden mungkin akan menjangkau Palestina. Tapi, dia tidak akan berkonflik dengan kekuatan pemerintahan sayap kanan di Israel,” kata al-Masri. Dia memprediksi Biden tidak akan menekan Israel.
Belum ada responden dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas setelah Biden dideklarasikan menang oleh sebagian besar jaringan televisi AS. Selama tiga tahun lebih, Abbas sudah memutuskan kontak politik dengan AS. Dia menuding Trump terlalu pro-Israel.
“Kita tidak menginginkan transformasi yang penuh keajaibkan,” kata Hanan Ashrawi, anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dilansir reuters. “Kita hanya memperkirakan kebijakan destruktif Trump akan berhenti,” paparnya.(Baca juga: Mengenal Iman Jodeh, Wanita Muslim Amerika-Palestina Kedua di Kongres AS )
Ashrawi menegaskan, AS seharusnya bisa berhubungan dengan Palestina dengan basis legalitas, kesetaraan dan keadilan. “AS nantinya tidak hanya merespons kepentingan khusus para pelobi pro-Israel,” katanya.
Di Ramallah, Tepi Barat, seorang warga Palestina Imad Haj Muhammad menginginkan Trump untuk lengser. Dia mengaku tetap hati-hati dengan pemerintahan Biden mendatang. “Kita berharap pemerintahan AS mengubah kebijakan terhadap rakyat Palestina. Jangan mendukung pendudukan,” pesannya.
Kebijakan parah Trump terhadap Palestina adalah pemotongan bantuan, tidak mendanai lembaga PBB yang membntu pengungsi Palestina, dan penutupan misi diplomatik Palestina di Washington. Trump juga merilis cetak biru Timur Tengah yang mengakui kedaulatan Israel atas sebagian Tepi Barat. (Baca juga: Harris: AS akan Cabut Kebijakan Era Trump, Pulihkan Hubungan Palestina )
Biden sebelumnya berjanji akan menghidupkan kembali pendanaan bagi Tepi Barat dan Gaza. Dia juga akan meminta penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Namun, dia tidak akan memindahkan kembali kedutaan besar AS dari Yerusalem ke Tel Avib.
Hani al-Masri, analis politik Palestina, memang sangat sulit bagi Palestina untuk melanjutkan boikot mereka terhadap AS meskipun Biden tetap moderat. “Kebijakan Biden mungkin akan menjangkau Palestina. Tapi, dia tidak akan berkonflik dengan kekuatan pemerintahan sayap kanan di Israel,” kata al-Masri. Dia memprediksi Biden tidak akan menekan Israel.
(ber)