Ini Alasan Kenapa Biden Menang

Minggu, 08 November 2020 - 09:32 WIB
loading...
Ini Alasan Kenapa Biden Menang
Ada sejumlah alasan kenapa calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menang dalam pemilu presiden. Foto/USA Today
A A A
WASHINGTON - Setelah 50 berkarier pada pelayanan publik mulai dari senat hingga wakil presiden, ambisi Joe Biden mencapai puncaknya dengan menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Dia memenangkan pemilu yang sangat sulit diprediksi sebelumnya. Dia mampu menundukkan presiden petahana Donald Trump yang tidak konvesional dan memiliki basis masa yang kuat.

Berikut beberapa alasan kenapa Biden bisa menang dan mampu mengalahkan trump.

Ini Alasan Kenapa Biden Menang


Punya dana kampanye besar

Pada awal tahun 2020, dana tim kampanye Biden masi kosong. Dia masuk ke pemilu dengan konsep kampanye virtual. Namun, April tahun ini, tim kampanye Biden justru mampu menarik banyak donasi. Hingga Oktober lalu, dana kampanye Biden lebih besar USD144 juta dibandingkan operasional Biden. Iklan Biden mampu mengubur iklan Trump di stasiun televisi di negara bagian yang menjadi pusat pertarungan.

Uang memang penting, meskipun bukan segalanya. Iklan di media massa yang banyak menjadi kunci bagi Biden karena di musim pandemi, maka banyak keluarga AS berada di rumah. Tak perlu berkampanye dengan penggalangan massa seperti Trump.

Biden menempatkan banyak uang di negara bagian penting seperti Texas, Georgia, Ohio dan Iowa yang dikenal sebagai basis Trump. Strategi itu memang tak berhasil mengalihkan pandangan kubu konservatif. Tapi, itu hanya mampu menggeser sedikit pandangan Republik terhadap Biden terutama di Arizona dan Georgia.(Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )

Tetap di tengah, tak mau bergeser ke kiri

Posisi ideologi memainkan peranan penting dalam kemenangan Biden. Saat pemilu pendahuluan Partai Demokrat, Bernie Sanders dan Elizabeth Warren menjadi pesaing Biden dari kiri. Selain itu, tekanan dari liberal yang kuat, Biden tetap dalam posisi tengah dengan strategi sentris.

Biden menolak pemberlakuan kebijakan perawatan kesehatan universal, pembebasan biaya kampus dan pajak bagi orang kaya. Posisi moderat itu memaksimalkan posisinya. Itu juga direfleksikan dengan pemilihan Kamala Harris sebagai cawapresnya karena mendapatkan dukungan dari sayap kiris di Partai Demokrat.

Upaya mendekati pendukung Sanders dan Warren dengan kebijakan lingkungan dan perubahan iklim. “Bukan rahasia jika kita kritis terhadap rencana Biden dan komitmennya di masa lalu,” kata Varshini Prakash, pendiri kelompok aktivis lingkungan Sunrise Movement, dilansir BBC. Prakash mengungkapkan, Biden mampu merespons kebijakan perlunya investasi dan keadilan lingkungan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menjanjikan tindakan cepat.

Siapapun asal bukan Trump

Dalam berbagai iklan, Biden selalu menampilkan dirinya sebagai tokoh yang akan mengakhiri kekisruhan dan ketegangan selama empat tahun pemerintahan Trump. Biden menempatkan dirinya bahwa rakyat AS ingin kepemimpinan yang matang dan pemimpin yang tenang.

“Saya sudah lelah dengan perilaku Trump,” kata Thierry Adams, pria yang tinggal di Florida.

Demokrat sukses menjadi pemilu presiden sebagai referendum bagi Trump dengan pilihan dua kandidat. Pesan yang disampaikan Biden juga selalu menegaskan dirinya bukan trump. (Baca juga: Tolak Akui Kemenangan Biden, Trump: Pemilihan Belum Selesai! )

Covid, Covid, Covid

Alasan paling utama kemenangan Biden adalah Presiden AS Donald Trump tak mampu mengendalikan pandemi virus corona. Wabah itu telah menewaskan 230.000 orang dan mampu mentransformasi kehidupan dan politik AS pada 2020.

Donald Trump dinilai melakukan politik bunuh diri dengan terus mengatakan kalau Covid adalah hoaks. “Dengan berita bohong, segalanya adalah Covid, Covid, Covid, Covid,” ujar Trump pada kampanye pekan terakhir di Wisconsin.

Pandemi memang berkaitan langsung dengan ekonomi. Trump lebih memilih berkampanye untuk menggelorakan pertumbuhan dan kesejahteraan. Bangga dengan anti-sains, Trump hanya mempertahankan basis partisannya.



Kampanye minimalis

Sebagai karier politiknya, Biden dikenal sebagai politikus yang mau mengambil risiko. Dia pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada 1987 dan dia tidak pernah mencalonkan lagi hingga dia bertarung pada 2007.

Kali ini, Biden justru tampil dengan strategi yang berbeda. Dia membatasi penampilan di publik. Dalam setiap kampanye juga dihadiri warga yang terbatas. Dia mencoba menghindari kelelahan yang nantinya bisa menciptakan masalah.Strategi itu kerap dikhawatirkan karena Trump terus mengkritik bahwa Biden terus bersembunyi.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)