AS Setuju Jual 4 Drone MQ-9B Reaper ke Taiwan, Ini Reaksi China
loading...
A
A
A
BEIJING - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan empat drone MQ-9B Reaper dan perangkat keras terkait ke Taiwan. China cepat bereaksi dengan bersumpah akan melakukan tanggapan yang tepat dan perlu.
Departemen Luar Negeri Amerika telah meneruskan kesepakatan itu ke Kongres untuk disetujui. Kesepakatan senilai USD600 juta yang diusulkan itu hanyalah yang terbaru dalam kesepakatan penjualan senjata miliaran dolar oleh pemerintahan Presiden Donald Trump ke Taipei. (Baca: Hasil Electoral Votes Pilpres AS: Biden 264, Trump 214 )
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin pada Rabu mengatakan bahwa Beijing bersumpah akan membuat tanggapan yang tepat dan perlu jika Washington menyelesaikan kesepakatan penjualan senjata terbaru ke Taiwan.
"Itu secara brutal mencampuri urusan dalam negeri China dan secara serius merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China," kata Wang merujuk pada kesepakatan penjualan senjata senilai USD600 juta antara AS dengan Taiwan.
"Respons China akan datang sesuai dengan perkembangan situasi," ujarnya, seperti dikutip dari AP, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Pada hari Selasa, yang menandai Hari Pemilihan Presiden AS, Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA), lengan Pentagon untuk menangani program Penjualan Militer Asing, mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan senjata senilai USD 600 juta ke Taiwan.
Menurut DSCA, kesepakatan itu mencakup empat drone Reaper bersenjata dan empat stasiun kontrol darat untuk operasi drone tersebut—dua mobile, dua fixed—serta banyak suku cadang terkait dan peralatan lainnya.
Kesepakatan senjata yang mahal tidak akan diselesaikan sampai disetujui oleh Kongres AS dan anggota parlemen Taipei.
Taiwan menganggap dirinya sebagai negara merdeka, namun Beijing menganggapnya sebagai wilayah China. Saat ini, hanya 14 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Taiwan sebagai negara.
Beijing telah berulang kali memperingatkan Washington agar tidak menjual senjata ke pulau itu. Pada akhir Oktober, pemerintah Presiden Xi Jinping berjanji untuk menjatuhkan sanksi China pada kontraktor pertahanan AS termasuk Lockheed Martin, Raytheon, dan Boeing sebagai tanggapan atas beberapa kesepakatan senjata.
Departemen Luar Negeri Amerika telah meneruskan kesepakatan itu ke Kongres untuk disetujui. Kesepakatan senilai USD600 juta yang diusulkan itu hanyalah yang terbaru dalam kesepakatan penjualan senjata miliaran dolar oleh pemerintahan Presiden Donald Trump ke Taipei. (Baca: Hasil Electoral Votes Pilpres AS: Biden 264, Trump 214 )
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin pada Rabu mengatakan bahwa Beijing bersumpah akan membuat tanggapan yang tepat dan perlu jika Washington menyelesaikan kesepakatan penjualan senjata terbaru ke Taiwan.
"Itu secara brutal mencampuri urusan dalam negeri China dan secara serius merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China," kata Wang merujuk pada kesepakatan penjualan senjata senilai USD600 juta antara AS dengan Taiwan.
"Respons China akan datang sesuai dengan perkembangan situasi," ujarnya, seperti dikutip dari AP, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Pada hari Selasa, yang menandai Hari Pemilihan Presiden AS, Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA), lengan Pentagon untuk menangani program Penjualan Militer Asing, mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan senjata senilai USD 600 juta ke Taiwan.
Menurut DSCA, kesepakatan itu mencakup empat drone Reaper bersenjata dan empat stasiun kontrol darat untuk operasi drone tersebut—dua mobile, dua fixed—serta banyak suku cadang terkait dan peralatan lainnya.
Kesepakatan senjata yang mahal tidak akan diselesaikan sampai disetujui oleh Kongres AS dan anggota parlemen Taipei.
Taiwan menganggap dirinya sebagai negara merdeka, namun Beijing menganggapnya sebagai wilayah China. Saat ini, hanya 14 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Taiwan sebagai negara.
Beijing telah berulang kali memperingatkan Washington agar tidak menjual senjata ke pulau itu. Pada akhir Oktober, pemerintah Presiden Xi Jinping berjanji untuk menjatuhkan sanksi China pada kontraktor pertahanan AS termasuk Lockheed Martin, Raytheon, dan Boeing sebagai tanggapan atas beberapa kesepakatan senjata.
(min)