Biden Memimpin di Wisconsin dan Michigan, Trump Meradang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Calon presiden (capres) incumbent Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim kepemimpinan di banyak negara bagian kunci dalam pemilihan presiden (pilpres) telah menghilang secara ajaib. Hal itu terjadi setelah lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden , dikonfirmasi telah mengambil alih perolehan suara di dua negara bagian penting itu.
Trump sebelumnya memimpin perolehan suara di kedua negara bagian itu ketika dia secara prematur menyatakan dirinya sebagai pemenang pemilihan presiden tahun ini dalam konferensi pers Gedung Putih.
Presiden mengatakan kepada sebuah ruangan yang penuh dengan keluarga, pendukung dan pers bahwa penghitungan suara “harus dihentikan” dan dia akan pergi ke Mahkamah Agung untuk menuntut hal ini terjadi. Dia juga mengklaim telah memenangkan perolehan suara negara bagian utama lainnya seperti Georgia dan North Carolina, padahal sebenarnya kedua wilayah tersebut belum mengumumkan hasil mereka.(Baca juga: Trump Klaim Menangi Pemilu AS )
“Tadi malam saya memimpin, sering kali secara solid, di banyak negara bagian utama, dalam hampir semua kasus yang dijalankan dan dikendalikan oleh Demokrat,” kata Trump.
“Kemudian, satu per satu, mereka mulai menghilang secara ajaib saat tumpukan surat suara yang mengejutkan dihitung,” sambungnya seperti dikutip dari Independent, Rabu (4/11/2020).
Trump kemudian memberi tahu 87,7 juta pengikutnya bahwa gelombang suara Biden yang datang terlambat dalam pemilu presiden (pilpres) "sangat aneh".
Sepuluh menit kemudian, Trump mentweet lagi untuk berbagi skeptisismenya yang terkenal tentang pemungutan suara melalui surat.
"Kenapa setiap kali mereka menghitung sampah surat suara Mail-In, persentase dan kekuatan kehancurannya begitu menghancurkan?" katanya.
Para kritikus menyebut langkah Trump yang mempertanyakan setiap suara untuk Biden yang masuk terlambat adalah strategi yang tidak bisa dihindari setelah menyatakan dirinya menang.
Trump saat ini membuntuti Biden dalam pemilihan umum. Setidaknya dibutuhkan 270 suara elektoral untuk mengamankan kemenangan dalam pilpres AS. Biden membutuhkan setidaknya 32 suara, sedangkan Trump 57 suara untuk menang. Jika Biden benar-benar memenangkan Wisconsin, Michigan dan Nevada, dia bisa kehilangan Pennsylvania dan masih memiliki jalan menuju kemenangan.(Baca juga: Trump Melawan dengan Keras, Biden Tidak Mau Beri Peluang )
Di sisi lain, Trump harus memenangkan empat negara bagian (misalnya Wisconsin, Michigan, Georgia dan Pennsylvania) untuk tetap menjabat.
Trump sebelumnya memimpin perolehan suara di kedua negara bagian itu ketika dia secara prematur menyatakan dirinya sebagai pemenang pemilihan presiden tahun ini dalam konferensi pers Gedung Putih.
Presiden mengatakan kepada sebuah ruangan yang penuh dengan keluarga, pendukung dan pers bahwa penghitungan suara “harus dihentikan” dan dia akan pergi ke Mahkamah Agung untuk menuntut hal ini terjadi. Dia juga mengklaim telah memenangkan perolehan suara negara bagian utama lainnya seperti Georgia dan North Carolina, padahal sebenarnya kedua wilayah tersebut belum mengumumkan hasil mereka.(Baca juga: Trump Klaim Menangi Pemilu AS )
“Tadi malam saya memimpin, sering kali secara solid, di banyak negara bagian utama, dalam hampir semua kasus yang dijalankan dan dikendalikan oleh Demokrat,” kata Trump.
“Kemudian, satu per satu, mereka mulai menghilang secara ajaib saat tumpukan surat suara yang mengejutkan dihitung,” sambungnya seperti dikutip dari Independent, Rabu (4/11/2020).
Trump kemudian memberi tahu 87,7 juta pengikutnya bahwa gelombang suara Biden yang datang terlambat dalam pemilu presiden (pilpres) "sangat aneh".
Sepuluh menit kemudian, Trump mentweet lagi untuk berbagi skeptisismenya yang terkenal tentang pemungutan suara melalui surat.
"Kenapa setiap kali mereka menghitung sampah surat suara Mail-In, persentase dan kekuatan kehancurannya begitu menghancurkan?" katanya.
Para kritikus menyebut langkah Trump yang mempertanyakan setiap suara untuk Biden yang masuk terlambat adalah strategi yang tidak bisa dihindari setelah menyatakan dirinya menang.
Trump saat ini membuntuti Biden dalam pemilihan umum. Setidaknya dibutuhkan 270 suara elektoral untuk mengamankan kemenangan dalam pilpres AS. Biden membutuhkan setidaknya 32 suara, sedangkan Trump 57 suara untuk menang. Jika Biden benar-benar memenangkan Wisconsin, Michigan dan Nevada, dia bisa kehilangan Pennsylvania dan masih memiliki jalan menuju kemenangan.(Baca juga: Trump Melawan dengan Keras, Biden Tidak Mau Beri Peluang )
Di sisi lain, Trump harus memenangkan empat negara bagian (misalnya Wisconsin, Michigan, Georgia dan Pennsylvania) untuk tetap menjabat.
(ber)