Trump Kantongi Kemenangan Awal Jelang Pemilu Presiden

Rabu, 28 Oktober 2020 - 11:15 WIB
loading...
Trump Kantongi Kemenangan...
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama Hakim Agung Amy Coney Barrett berbincang bersama setelah pengambilan sumpah di Gedung Putih, Washington, kemarin. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) mendapatkan kemenangan ketika Amy Coney Barret dipilih Senat menjadi hakim Mahkamah Agung. Itu menjadi legasi nyata bagi kepemimpinan Trump dan memperkuat soliditas menjelang pemilu presiden pada November mendatang.

Trump Kantongi Kemenangan Awal Jelang Pemilu Presiden


Trump merayakan kemenangan tersebut di Gedung Putih karena menjadikan kubu konservatif sebagai mayoritas di Mahkamah Agung dengan 6 berbanding 3. Itu menjadikan kepercayaan diri Trump semakin meningkat karena MA juga memiliki pengaruh kuat pada pemilu presiden. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)

Perayaan tersebut juga untuk menunjukkan posisi tawar Trump secara ideologis, sosial, dan konservatif. Itu membuktikan kalau Trump memang bekerja untuk kubu konservatif sehingga mereka tidak akan mengalihkan dukungan. Nantinya, itu diharapkan menjadi kepentingan utama bagi masa depan politik Trump jika memenangkan pemilu presiden nanti dan memperpanjang kekuasaan pada periode kedua.

“Keluarga Barret mampu menangkap jantung AS. Itu sangat cocik menggantikan hakim Ruth Bader Ginsburg,” kata Trump sambil tersenyum kepada Barret disampingnya, dilansir Reuters.Hakim Agung konservatif Clarence Thomas memimpin acara sumpah jabatan di Gedung Putih. Acara ini direncanakan berlangsung pada Senin (26/10) malam waktu Amerika.

Dalam pidatonya, Barret mendeklarasikan diri bahwa dirinya independen dari Trump dan proses politik. “Sumpah saya menunjukkan kalau saya akan melakukan pekerjaan tanpa takut atau mendukung serta independen dari politik dan preferensi saya,” katanya. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)

Senat Amerika memberikan dukungan kepada hakim Mahkamah Agung Amy Coney Barrett dalam pemungutan suara 52-48 pada Senin (26/10) malam. Itu menunjukkan belum pernah ada hakim Mahkamah Agung lainnya yang dikonfirmasi tanpa dukungan sama sekali dari Fraksi Minoritas sedikitnya dalam 150 tahun.

Senator Republik Susan Collins dari negara bagian Maine memilih membelot. Dia bergabung dengan seluruh kaukus Demokrat yang memberikan suara menentang konfirmasi Barrett. Collins mengatakan dia tidak akan memberikan suara untuk konfirmasi Barrett karena berdekatan pemungutan suara dengan pemilihan presiden minggu depan.

Barrett merupakan hakim ketiga di Mahkamah Agung yang beranggotakan sembilan orang yang dicalonkan oleh Presiden Donald Trump. Dia memperkuat dan mengarahkan keseimbangan ideologisnya menjadi mayoritas enam hakim agung konservatif lawan tiga hakim agung liberal. (Baca juga: Air Kelapa Bisa Cegah Keparahan Covid-19)

Partai Demokrat berpendapat bahwa keputusan memilih calon untuk kursi hakim MA itu seharusnya diserahkan kepada kandidat mana pun yang memenangkan pemilihan presiden, sama sikap Partai Republik ketika ada kekosongan pada tahun pemilihan awal 2016. Partai Republik kemudian menolak untuk mempertimbangkan calon Presiden Demokrat Barack Obama ketika itu, yakni hakim banding, Merrick Garland.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4925 seconds (0.1#10.140)