Respons Sekjen Liga Dunia Muslim soal Kartun Nabi Muhammad di Prancis

Selasa, 27 Oktober 2020 - 07:22 WIB
loading...
Respons Sekjen Liga...
Lilin dinyalakan di tugu peringatan untuk memberi penghormatan kepada Samuel Paty, guru Prancis yang dipenggal kepalanya di pinggiran kota Paris di Conflans-Sainte-Honorine. Foto/REUTERS/Eric Gaillard/File Photo
A A A
RIYADH - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Dunia Muslim Mohammed al-Issa merespons kontroversi kartun Nabi Muhammad di Prancis . Menurutnya, umat Muslim tidak menentang kebebasan konstitusional individu, tapi menentang penggunaannya kebebasan tersebut untuk menyebarkan kebencian.

"Kami tidak menentang kebebasan yang sah, tetapi kami menentang penggunaan kebebasan itu untuk keuntungan materi, merusak nilainya. Kami juga menentang akibat penyebaran kebencian dan rasisme," katanya kepada Al Arabiya English, yang dilansir Selasa (27/10/2020). (Baca: Dewan Cendekiawan Senior Saudi: Menghina Nabi Muhammad Hanya Melayani Ekstremis )

Pernyataan Al-Issa muncul di tengah kontroversi penggunaan kartun Nabi Muhammad dalam diskusi kebebasan berekspresi di kelas sebuah sekolah di Prancis. Guru yang mempertontonkan kaartun itu kepada murid-muridnya di kelas tersebut kemudian dipenggal seorang pria etnis Chechnya, yang oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dicap sebagai "Islamis".

Pembunuhan guru bernama Samuel Paty itu terjadi minggu lalu di dekat Paris. Macron mengatakan guru yang dibunuh itu adalah "korban serangan teroris Islam." (Baca: Imbas Macron Hina Islam: Website Prancis Diretas, Produknya Diboikot di Mana-mana )

"Kami tidak akan menyerah soal kartun," katanya dalam upacara untuk menghormati Paty minggu lalu. "Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita," ujarnya, sambil bersumpah; "Mereka tidak akan pernah memilikinya."

Insiden tersebut telah memicu perdebatan tentang menghormati agama dan mendorong banyak pemimpin di dunia Islam untuk mengutuk kejahatan tersebut. Namun, mereka juga menekankan pentingnya menghormati para nabi.

Al-Issa mengutuk dengan sangat keras kartun tersebut dan mengatakan bahwa itu menyinggung Muslim. Namun, dia menekankan bahwa sosok Nabi Muhammad terlalu besar untuk diremehkan oleh kartun belaka. (Baca juga: Umat Kristen Arab Ramai-ramai Kecam Penghinaan Prancis terhadap Islam )

Dia mendorong umat Islam untuk menghindari reaksi negatif yang berlebihan, dan bertindak hanya berdasarkan ajaran agama Islam.

“Surat kabar yang tidak penting dengan hampir tidak ada penjualan atau langganan, ilustrator yang tidak penting dan tidak dikenal memperoleh ketenaran internasional dengan mudah dan gratis. Ini karena reaksi negatif yang membuat mereka jadi terkenal," ujarnya.

"Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan bahwa menghina Nabi Muhammad kita, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, tidak termasuk dalam ruang lingkup kebebasan berekspresi."

Singkatnya, kata dia, prinsip kebebasan tidak bisa menjadi alasan untuk menyebarkan kebencian.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
Mengganti Senjata Nuklir...
Mengganti Senjata Nuklir AS Jadi Tantangan Rumit bagi Eropa
Indonesia Sedang Menanti...
Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
Prancis Akan Akui Negara...
Prancis Akan Akui Negara Palestina, Israel Sebut Itu Sebagai Semangat dan Kemenangan bagi Hamas
Profil Katedral Our...
Profil Katedral Our Lady of Arabia, Gereja 9.000 Meter yang Dibangun Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa
Sebut Rakyat Gaza Menderita,...
Sebut Rakyat Gaza Menderita, Trump Desak Netanyahu Cabut Blokade Bantuan
3 Negara yang Tidak...
3 Negara yang Tidak Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus
Rekomendasi
Sutiyoso dan Cak Lontong...
Sutiyoso dan Cak Lontong Diangkat Jadi Komisaris Ancol
Menakar Tuntutan Purnawirawan...
Menakar Tuntutan Purnawirawan TNI terhadap Gibran
Apa Perbedaan Istilah...
Apa Perbedaan Istilah CBU, CKD, dan IKD?
Berita Terkini
Putin Klaim Rusia Rebut...
Putin Klaim Rusia Rebut Kembali Kursk dari Tentara Ukraina
2 jam yang lalu
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
3 jam yang lalu
Trump dan Zelensky Bertemu...
Trump dan Zelensky Bertemu selama 15 Menit di Sela-sela Pemakaman Paus Fransikus
5 jam yang lalu
Ledakan Besar Guncang...
Ledakan Besar Guncang Pelabuhan Bandar Abbas di Iran, Apakah Mossad Terlibat?
6 jam yang lalu
3 Negara yang Tak Hadiri...
3 Negara yang Tak Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Mana Saja Itu?
7 jam yang lalu
Jenderal Rusia Tewas...
Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Bom Mobil, Kremlin Tebar Ancaman
8 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved