Prancis Bubarkan Kelompok Pro Hamas
loading...
A
A
A
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pembubaran kelompok pro Hamas yang dituduh terlibat langsung dalam pembunuhan terhadap Samuel Paty. Paty tewas dipenggal dalam perjalanan pulang setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar terkait kebebasan berpendapat.
Berbicara empat hari setelah pemenggalan Paty, yang memicu penggerebekan polisi terhadap sejumlah orang dan institusi yang diduga memiliki hubungan dengan militan Islam, Macron mengatakan bahwa tindakan terhadap ekstrimisme Islam akan ditingkatkan.
"Ini bukan tentang membuat lebih banyak pernyataan," kata Macron saat berkunjung ke pinggiran kota Paris.
"Sesama warga kita mengharapkan tindakan. Tindakan ini akan ditingkatkan," imbuhnya.
"Kami tahu apa yang perlu dilakukan," pungkas pemimpin Prancis seperti dilansir dari France24, Rabu (21/10/2020).
Keputusan untuk membubarkan kelompok Cheikh Yassine Collective, yang mendukung perjuangan Palestina dan dinamai menurut nama pendiri Hamas, akan diambil pada rapat kabinet hari Rabu, diumumkan Macron dalam sebuah pidato setelah melakukan pertemuan dengan unit untuk memerangi Islamisme, di pinggiran timur laut Paris di Bobigny. (Baca juga: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad, Imam Prancis: Kami Mohon Maaf )
Kelompok Prancis itu dibentuk oleh Abdelhakim Sefrioui, seorang aktivis Islam radikal yang sekarang ditahan polisi sebagai bagian dari penyelidikan atas serangan itu. Sefrioui adalah penulis salah satu video di mana ayah dari seorang gadis di sekolah tersebut menuduh Paty telah menghina Islam dan memanggilnya "preman". (Baca juga: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Sebelumnya Difatwa Mati )
Samuel Paty telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad di kelas kewarganegaraan tentang kebebasan berekspresi awal bulan ini. (Lihat video: Peresmian Jalan Presiden Joko Widodo di Uni Emirat Arab )
Berbicara empat hari setelah pemenggalan Paty, yang memicu penggerebekan polisi terhadap sejumlah orang dan institusi yang diduga memiliki hubungan dengan militan Islam, Macron mengatakan bahwa tindakan terhadap ekstrimisme Islam akan ditingkatkan.
"Ini bukan tentang membuat lebih banyak pernyataan," kata Macron saat berkunjung ke pinggiran kota Paris.
"Sesama warga kita mengharapkan tindakan. Tindakan ini akan ditingkatkan," imbuhnya.
"Kami tahu apa yang perlu dilakukan," pungkas pemimpin Prancis seperti dilansir dari France24, Rabu (21/10/2020).
Keputusan untuk membubarkan kelompok Cheikh Yassine Collective, yang mendukung perjuangan Palestina dan dinamai menurut nama pendiri Hamas, akan diambil pada rapat kabinet hari Rabu, diumumkan Macron dalam sebuah pidato setelah melakukan pertemuan dengan unit untuk memerangi Islamisme, di pinggiran timur laut Paris di Bobigny. (Baca juga: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad, Imam Prancis: Kami Mohon Maaf )
Kelompok Prancis itu dibentuk oleh Abdelhakim Sefrioui, seorang aktivis Islam radikal yang sekarang ditahan polisi sebagai bagian dari penyelidikan atas serangan itu. Sefrioui adalah penulis salah satu video di mana ayah dari seorang gadis di sekolah tersebut menuduh Paty telah menghina Islam dan memanggilnya "preman". (Baca juga: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Sebelumnya Difatwa Mati )
Samuel Paty telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad di kelas kewarganegaraan tentang kebebasan berekspresi awal bulan ini. (Lihat video: Peresmian Jalan Presiden Joko Widodo di Uni Emirat Arab )
(ber)