UEA Buat Permintaan Resmi untuk Buka Kedubes di Israel

Rabu, 21 Oktober 2020 - 04:04 WIB
loading...
UEA Buat Permintaan Resmi untuk Buka Kedubes di Israel
Bendera AS, UEA, Israel dan Bahrain berkibar di Israel. Foto/REUTERS
A A A
YERUSALEM - Uni Emirat Arab (UEA) mengajukan permintaan resmi untuk membuka kedutaan besar (kedubes) di Israel sebagai bagian kesepakatan normalisasi antara kedua pihak.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gabi Ashkenazi bertemu delegasi UEA yang tiba di Tel Aviv pada Selasa (20/10) dalam kunjungan tingkat tinggi pertama dari UEA ke Israel.

Penasehat Menlu UEA Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, Omar Saif Ghobash mengajukan surat dari Al-Nahyan pada Ashkenazi untuk membuka kedubes di Israel. (Baca Juga: Delegasi UEA Sambangi Tel Aviv: Israel Senang, Palestina Berang)

Dalam suratnya, Al-Nahyan berterima kasih pada Ashkenazi atas dukungannya membangun hubungan antara dua negara dan berharap Israel akan segera membuka kedubes di Abu Dhabi. (Lihat Infografis: Gereja-Gereja Dibakar Demonstran, Saat Demo Besar di Chile)

Pada 15 September, UEA dan Bahrain sepakat membangun hubungan diplomatik, budaya dan komersial dengan Israel setelah menandatangani kesepakatan di Gedung Putih. (Lihat Video: Tingkatkan Hubungan Bilateral, PM Jepang Kunjungi Indonesia)

Kesepakatan itu memicu kecaman dari Palestina yang menganggap tindakan itu mengabaikan hak-hak Palestina.

Sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS), termasuk Menteri Keuangan Steven Mnuchin, turut menemani delegasi UEA dengan pesawat Etihad Airways dari Abu Dhabi ke Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv.

Mereka mendapat sambutan karpet merah oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Menlu Gabi Ashkenazi, dan Menteri Keuangan Israel Katz.

"Kami membuat sejarah dengan cara yang akan bertahan dari generasi ke generasi," kata Netanyahu.

"Saya pikir kunjungan delegasi tingkat tinggi dari UEA akan menunjukkan kepada rakyat kita, kawasan, dan seluruh dunia manfaat dari pertukaran yang bersahabat, damai, dan normal," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)