China Melesat di Tengah Pandemi

Selasa, 20 Oktober 2020 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Bagaimanapun data itu tidak menggambarkan perkembangan ekonomi secara menyeluruh dan merata pasalnya penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi berasal dari AS dan China. Adapun negara-negara Eropa hanya naik sedikit. Negara lainnya seperti Meksiko, Argentina, India, dan Indonesia diperkirakan tidak berkembang signifikan.

China menjadi satu-satunya negara G-20 yang diproyeksikan mengalami kenaikan sebesar 1,8% tahun ini, sedangkan AS sebesar 3,8%. Ritel di China, terutama e-commerce, mengalami kenaikan besar. Sementara 19 negara Eropa yang menggunakan mata uang Euro akan mengalami penurunan sekitar 7,9%.

“Perbedaan perkembangan itu mencerminkan adanya perbedaan tingkat keparahan pandemi, tingkat kesuksesan penanggulangan, dan antisipasi dampak Covid-19 terhadap ekonomi negara,” ungkap OECD, dikutip CNN.

OECD melanjutkan, outlook tersebut bergantung pada penyebaran wabah Covid-19 dan kebijakan pemerintah, baik yang berkaitan dengan ekonomi ataupun kesehatan. Upaya pemulihan ekonomi global juga telah kehilangan momentum pada beberapa bulan lalu setelah lockdown diperlonggar dan aktivitas bisnis dibuka. (Lihat videonya: Diduga Depresi Sekolah Daring, Pelajar Nekat Bunuh Diri)

“Ketidakpastian masih tinggi dan kepercayaan diri masih rendah, tapi berbagai negara di dunia sedang berupaya bangkit dan terbebas dari keterpurukan,” ungkap OECD. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1004 seconds (0.1#10.140)