Navalny Sesalkan Sikap 'Dingin' Trump atas Insiden Peracunan Dirinya
loading...
A
A
A
BERLIN - Tokoh oposisi Rusia , Alexei Navalny menyesalkan kurangnya reaksi dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkait dugaan insiden peracunan dirinya. Trump memang jauh lebih diam dibanding pemimpin Eropa terkait insiden peracunanNavalny.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan CBS, Navalny ditanya mengenai apakah penting bagi dirinya bahwa Trump mengutuk insiden ini. Navalny mengatakan bahwa Trump mungkin seharusnya menjadi yang pertama melakukannya.
"Saya pikir sangat penting bahwa setiap orang, tentu saja, termasuk dan mungkin pertama-tama, Presiden AS, sangat menentang penggunaan senjata kimia di abad 21," kata Navalny dalam wawancara tersebut. ( Lihat grafis: JIka Kalah, Trump Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai )
Dalam wawancara tersebut, dia kembali menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin berada di balik peracunan dirinya. Meskipun demikian, Navalny tidak bisa memberikan bukti atau penjelasan rinci mengenai tudingannya itu.
"Karena saya, yah, sekali lagi, itu hanya spekulasi murni, karena tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, saya pikir ketika saya mungkin memakai pakaian dengan ini, dengan racun," ujarnya.
"Saya menyentuhnya dengan tangan, lalu saya menyesap dari botol. Jadi zat saraf ini bukan di dalam botol, tapi di botol," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (19/10/2020).
Navalny kemudian mengklaim bahwa dia mendapat dukungan penuh dari keluarganya, meski takut mereka mungkin diracuni juga. ( Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )
Dia menambahkan bahwa dirinya belum sepenuhnya pulih dan merasa seperti manusia kayu atau timah dari "The Wizard of Oz." Namun, Navalny mengaku yakin pengalaman negatif itu menguntungkan dirinya.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan CBS, Navalny ditanya mengenai apakah penting bagi dirinya bahwa Trump mengutuk insiden ini. Navalny mengatakan bahwa Trump mungkin seharusnya menjadi yang pertama melakukannya.
"Saya pikir sangat penting bahwa setiap orang, tentu saja, termasuk dan mungkin pertama-tama, Presiden AS, sangat menentang penggunaan senjata kimia di abad 21," kata Navalny dalam wawancara tersebut. ( Lihat grafis: JIka Kalah, Trump Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai )
Dalam wawancara tersebut, dia kembali menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin berada di balik peracunan dirinya. Meskipun demikian, Navalny tidak bisa memberikan bukti atau penjelasan rinci mengenai tudingannya itu.
"Karena saya, yah, sekali lagi, itu hanya spekulasi murni, karena tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, saya pikir ketika saya mungkin memakai pakaian dengan ini, dengan racun," ujarnya.
"Saya menyentuhnya dengan tangan, lalu saya menyesap dari botol. Jadi zat saraf ini bukan di dalam botol, tapi di botol," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (19/10/2020).
Navalny kemudian mengklaim bahwa dia mendapat dukungan penuh dari keluarganya, meski takut mereka mungkin diracuni juga. ( Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )
Dia menambahkan bahwa dirinya belum sepenuhnya pulih dan merasa seperti manusia kayu atau timah dari "The Wizard of Oz." Namun, Navalny mengaku yakin pengalaman negatif itu menguntungkan dirinya.
(esn)