Erdogan Tuding AS, Rusia, dan Prancis Pasok Senjata ke Armenia

Senin, 19 Oktober 2020 - 15:50 WIB
loading...
Erdogan Tuding AS, Rusia, dan Prancis Pasok Senjata ke Armenia
Presidenn Turki, Tayyip Erdogan menuding Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Prancis memasok senjata ke Armenia. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Presidenn Turki, Tayyip Erdogan menuding Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Prancis memasok senjata ke Armenia . Rusia, AS, dan Prancis adalah anggota OSCE Minks Group, kelompok yang berusaha menyelesaikan masalah Nagorno-Karabakh.

"Apa yang mereka katakan tentang dukungan kami kepada saudara-saudara Azerbaijan kami? Apa yang dikatakan tiga Minsk, AS, Rusia, Prancis? Mereka mendukung Armenia. Mereka menawarkan semua kemungkinan dukungan dalam hal persenjataan," ucap Erdogan, seperti dilansir Tass pada Senin (19/10/2020).

Rusia, seperti diketahui memang memiliki pakta militer dengan Armenia, dibawah payung Komitmen Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), tidak berlaku untuk wilayah Karabakh. ( Lihat grafis: Lepas Pantai Indonesia Akan Dijaga Oleh Senjata Canggih Turki )

CSTO adalah aliansi militer pimpinan Rusia yang ditandatangani pada tahun 2002 oleh tujuh negara bekas Uni Soviet, termasuk Rusia, Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, jika ada negara anggota CSTO mengalami agresi, maka negara anggota lain akan membantu. Namun, Peskov mengatakan, perjanjian CSTO tidak mencakup wilayah Karabakh.

Ini bukan kali pertama Erdogan melemparkan serangan kepada anggota OSCE Minks Group. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa OSCE Minks Group mengulur-ulur waktu dalam menangani konflik Nagorno-Karabakh. ( Baca juga: Pompeo Sebut Turki Perburuk Perang di Nagorno Karabakh )

"AS Rusia dan Prancis masih menunda ini dengan taktik mereka yang mengulur waktu. Beri saja mereka tanah yang diduduki. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan di tanah mereka sendiri," ucapnya.

"Yang perlu Anda lakukan adalah menyelesaikan negosiasi Anda dan menyerahkan tanah kepada pemiliknya," katanya, mengacu pada pembicaraan selama 30 tahun antara pihak yang bertikai dan OSCE Minks Group.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1510 seconds (0.1#10.140)