Jika Serang Jaringan Pipa Minyak, Azerbaijan Ancam Hajar Armenia
loading...
A
A
A
BAKU - Azerbaijan menuduh Armenia mencoba menyerang jaringan pipa gas dan minyaknya. Azerbaijan memperingatkan siap memberikan respon keras jika jaringan pipa itu dirusak.
Ketegangan pun terus meningkat di wilayah Nagorno-Karabakh yang menjadi pusat konflik kedua negara. Armenia menyangkal tuduhan itu dan menyatakan pasukan Azerbaijan mencoba mengontrol Nagorno-Karabakh meski ada gencatan senjata kemanusiaan sejak Sabtu lalu.
Rusia mencoba membuat semua pihak mematuhi gencatan senjata yang dimediasi di Nagorno-Karabakh. Namun Moskow dan Turki juga saling tuduh dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 600 orang sejak 27 September. Mayoritas korban adalah personel militer Nagorno-Karabakh.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Ankara ingin solusi permanen untuk isu Nagorno-Karabakh.
Putin mengungkapkan dia khawatir dengan keterlibatan para pejuang dari Timur Tengah dalam konflik Nagorno-Karabakh. Tuduhan itu disangkal oleh Turki dan Azerbaijan. “Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata yang dimediasi Moskow dalam konflik itu,” papar pernyataan Kremlin.
Kekhawatiran meningkat bahwa Turki dan Rusia akan terseret dalam konflik yang terjadi dekat dengan jaringan pipa Azerbaijan yang membawa gas dan minyak ke pasar internasional. (Baca Juga: Armenia: Hanya Perubahan Sikap Turki Bisa Atasi Krisis Nagorno-Karabakh)
“Armenia mencoba menyerang dan mengontrol jaringan pipa kami,” kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev saat wawancara dengan jaringan Turki, Haberturk. (Lihat Infografis: Senapan Runduk Masa Depan Rusia, Havoc Berjangkauan 7 Kilometer)
“Jika Armenia mencoba mengontrol jaringan pipa di sana, saya dapat katakan bahwa hasilnya akan parah bagi mereka,” tegas dia. (Lihat Video: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19)
Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan menggambarkan situasi dalam konflik itu sangat keras. Menurut dia, Azerbaijan dan Turki tidak ingin menghentikan agresinya.
Menurut Pashinyan, Azerbaijan mencoba menduduki Nagorno-Karabakh. Para pemimpin Azerbaijan juga menuduh pasukan Armenia menduduki wilayah itu.
Ketegangan pun terus meningkat di wilayah Nagorno-Karabakh yang menjadi pusat konflik kedua negara. Armenia menyangkal tuduhan itu dan menyatakan pasukan Azerbaijan mencoba mengontrol Nagorno-Karabakh meski ada gencatan senjata kemanusiaan sejak Sabtu lalu.
Rusia mencoba membuat semua pihak mematuhi gencatan senjata yang dimediasi di Nagorno-Karabakh. Namun Moskow dan Turki juga saling tuduh dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 600 orang sejak 27 September. Mayoritas korban adalah personel militer Nagorno-Karabakh.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Ankara ingin solusi permanen untuk isu Nagorno-Karabakh.
Putin mengungkapkan dia khawatir dengan keterlibatan para pejuang dari Timur Tengah dalam konflik Nagorno-Karabakh. Tuduhan itu disangkal oleh Turki dan Azerbaijan. “Kedua pemimpin menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata yang dimediasi Moskow dalam konflik itu,” papar pernyataan Kremlin.
Kekhawatiran meningkat bahwa Turki dan Rusia akan terseret dalam konflik yang terjadi dekat dengan jaringan pipa Azerbaijan yang membawa gas dan minyak ke pasar internasional. (Baca Juga: Armenia: Hanya Perubahan Sikap Turki Bisa Atasi Krisis Nagorno-Karabakh)
“Armenia mencoba menyerang dan mengontrol jaringan pipa kami,” kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev saat wawancara dengan jaringan Turki, Haberturk. (Lihat Infografis: Senapan Runduk Masa Depan Rusia, Havoc Berjangkauan 7 Kilometer)
“Jika Armenia mencoba mengontrol jaringan pipa di sana, saya dapat katakan bahwa hasilnya akan parah bagi mereka,” tegas dia. (Lihat Video: 160 Juta Warga Jadi Prioritas Penerimaan Vaksin Covid-19)
Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan menggambarkan situasi dalam konflik itu sangat keras. Menurut dia, Azerbaijan dan Turki tidak ingin menghentikan agresinya.
Menurut Pashinyan, Azerbaijan mencoba menduduki Nagorno-Karabakh. Para pemimpin Azerbaijan juga menuduh pasukan Armenia menduduki wilayah itu.
(sya)