Norovirus Mewabah di Universitas China, Puluhan Mahasiswa Dirawat
loading...
A
A
A
BEIJING - Wabah norovirus merebak di sebuah universitas di Taiyuan, Ibu Kota Provinsi Shanxi, China utara. Akibatnya, puluhan mahasiswa terserang diare dan muntah-muntah.
"Saat ini, rumah sakit universitas dipenuhi oleh mahasiswa yang terinfeksi dan lantai di asrama siswa laki-laki telah ditutup. Yang lainnya menghadiri kelas seperti biasa," ujar beberapa siswa di universitas tersebut mengatakan kepada surat kabar lokal Red Star News yang dinukil Global News, Rabu (13/10/2020).
Sejak Minggu sore sebanyak 22 pasien yang menderita diare dan muntah akibat virus dan faktor lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanxi telah melakukan desinfeksi di asrama, ruang kelas, kantin, dan area publik lainnya, serta memperkuat pendidikan kesehatan dan pemantauan gejala untuk semua staf dan siswa. Pihak universitas juga telah mengumpulkan informasi tentang siswa yang menunjukkan gejala muntah, diare, demam.(Baca juga: Entengkan Wabah Tapi Kena Getah )
Sebuah sumber universitas mengatakan pihak Departemen Pengendalian dan Pendecegahan Penyakit di Taiyuan telah mengambil sampel 28 kasus dari siswa untuk menjalani tes norovirus, dan 11 kasus dinyatakan positif.
Seorang anggota staf dari rumah sakit universitas mengkonfirmasi kepada media bahwa sejumlah siswa telah diterima tetapi staf tersebut menolak untuk mengatakan berapa banyak.
Belakangan pihak universitas mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa setelah mendapatkan perawatan, kesehatan para siswa yang sakit telah membaik dan beberapa telah pulih.
Pengujian oleh departemen pengawasan kesehatan kota tidak menemukan satu pun sumber makanan yang terkontaminasi yang mungkin menyebabkan wabah. Pernyataan itu juga menegaskan bahwa air minum dan keran sekolah bukanlah penyebabnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, lebih dari 30 wabah norovirus telah dilaporkan secara nasional sejak September, melibatkan sekitar 1.500 kasus, terutama di kantin tempat banyak orang jatuh sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi atau busuk. Penderita sering mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut dan diare dalam waktu 24 jam setelah makan.
Norovirus berasal dari keluarga yang sama sekali berbeda dengan virus Corona yang telah menyebabkan pandemi Covid-19 dan menyebar dari manusia ke manusia bahkan melalui udara yang dihembuskan oleh seseorang. Norovirus dapat menyebar ke manusia melalui kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi.(Baca juga: Tidak Semua Negara Dapat Meniru Swedia Dalam Atasi Covid-19 )
"Mengingat musim ini insiden relatif tinggi dari berbagai penyakit usus tidak jarang terjadi," kata Lin Minggui, direktur departemen penyakit menular di Rumah Sakit Tsinghua Changgung Beijing, kepada Health Times, sebuah surat kabar di bawah People's Daily.
Lin menunjukkan bahwa infeksi tersebut terutama terjadi di sekolah, yang memperlihatkan kelemahan dalam sistem kesehatan masyarakat China.
Sebagai penyebab nomor satu dari gastroenteritis atau infeksi perut akut, norovirus sangat menular dan terkadang mematikan. Virus ini menginfeksi sekitar 685 juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat di China.
Pada Februari 2019, otoritas China telah memberi lampu hijau untuk uji klinis vaksin tetravalen pertama di dunia guna melawan norovirus. Vaksin tersebut, setelah empat tahun pengembangan, secara teoritis dapat mencegah 80 hingga 90 persen infeksi norovirus, lapor Kantor Berita Xinhua.
"Saat ini, rumah sakit universitas dipenuhi oleh mahasiswa yang terinfeksi dan lantai di asrama siswa laki-laki telah ditutup. Yang lainnya menghadiri kelas seperti biasa," ujar beberapa siswa di universitas tersebut mengatakan kepada surat kabar lokal Red Star News yang dinukil Global News, Rabu (13/10/2020).
Sejak Minggu sore sebanyak 22 pasien yang menderita diare dan muntah akibat virus dan faktor lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanxi telah melakukan desinfeksi di asrama, ruang kelas, kantin, dan area publik lainnya, serta memperkuat pendidikan kesehatan dan pemantauan gejala untuk semua staf dan siswa. Pihak universitas juga telah mengumpulkan informasi tentang siswa yang menunjukkan gejala muntah, diare, demam.(Baca juga: Entengkan Wabah Tapi Kena Getah )
Sebuah sumber universitas mengatakan pihak Departemen Pengendalian dan Pendecegahan Penyakit di Taiyuan telah mengambil sampel 28 kasus dari siswa untuk menjalani tes norovirus, dan 11 kasus dinyatakan positif.
Seorang anggota staf dari rumah sakit universitas mengkonfirmasi kepada media bahwa sejumlah siswa telah diterima tetapi staf tersebut menolak untuk mengatakan berapa banyak.
Belakangan pihak universitas mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa setelah mendapatkan perawatan, kesehatan para siswa yang sakit telah membaik dan beberapa telah pulih.
Pengujian oleh departemen pengawasan kesehatan kota tidak menemukan satu pun sumber makanan yang terkontaminasi yang mungkin menyebabkan wabah. Pernyataan itu juga menegaskan bahwa air minum dan keran sekolah bukanlah penyebabnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, lebih dari 30 wabah norovirus telah dilaporkan secara nasional sejak September, melibatkan sekitar 1.500 kasus, terutama di kantin tempat banyak orang jatuh sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi atau busuk. Penderita sering mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut dan diare dalam waktu 24 jam setelah makan.
Norovirus berasal dari keluarga yang sama sekali berbeda dengan virus Corona yang telah menyebabkan pandemi Covid-19 dan menyebar dari manusia ke manusia bahkan melalui udara yang dihembuskan oleh seseorang. Norovirus dapat menyebar ke manusia melalui kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi.(Baca juga: Tidak Semua Negara Dapat Meniru Swedia Dalam Atasi Covid-19 )
"Mengingat musim ini insiden relatif tinggi dari berbagai penyakit usus tidak jarang terjadi," kata Lin Minggui, direktur departemen penyakit menular di Rumah Sakit Tsinghua Changgung Beijing, kepada Health Times, sebuah surat kabar di bawah People's Daily.
Lin menunjukkan bahwa infeksi tersebut terutama terjadi di sekolah, yang memperlihatkan kelemahan dalam sistem kesehatan masyarakat China.
Sebagai penyebab nomor satu dari gastroenteritis atau infeksi perut akut, norovirus sangat menular dan terkadang mematikan. Virus ini menginfeksi sekitar 685 juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat di China.
Pada Februari 2019, otoritas China telah memberi lampu hijau untuk uji klinis vaksin tetravalen pertama di dunia guna melawan norovirus. Vaksin tersebut, setelah empat tahun pengembangan, secara teoritis dapat mencegah 80 hingga 90 persen infeksi norovirus, lapor Kantor Berita Xinhua.
(ber)